Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Doa Tujuh Hari untuk Mas Nano Riantiarno dan Arti Sebuah Nama

26 Januari 2023   12:10 Diperbarui: 26 Januari 2023   12:23 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenangan saya bersama Mas Nano, 9 November 2016 di Pertunjukkan Opera Kecoa, Teater Koma, GBB TIM. (Doc. Supartono JW)

Hari ini, tepat 7 hari kepergian Mas Nano Riantiarno. Semoga, seperti doa dalam naskah monolog "Pulang" yang ditulis pada Desember 2020 dan dibawakannya sendiri dalam pentas, tepat di hari ulang tahunnya ke-72, 6 Juni 2021 yang disiarkan lewat saluran YouTube Teater Koma, Mas Nano ditempatkan di sebuah tempat yang luar biasa bagus, nyaman, adem, tentrem, penuh kebahagiaan di sisi Tuhan. Aamiin,

Doa untuk Mas Nano, juga akan terus mengalir dari seluruh orang-orang yang mencintai Mas Nano, orang-orang yang menjadi bagian dalam kehidupan Mas Nano, orang-orang yang menerima manfaat atas ilmu dan pendidikan yang ditularkan Mas Nano, orang-orang yang menikmati karya-karya Mas Nano, hingga nama Mas Nano terpatri abadi sebagai satu di antara Pahlawan Kesenian, Pahlawan Seniman, Pahlawan Budayawan, Pahlawan Teater dan lainnya di negeri ini.

Sesuai namanya, Norbertus Riantiarno, yang dalam beberapa literasi, arti Norbertus adalah seseorang yang memiliki bakat menulis atau seni. Secara alamiah, ia seperti tak pernah lelah sekaligus gigih dibandingkan dengan orang-orang lain. Orang ini menuntut kesempurnaan dalam segala hal dan sangat kritis. Riantiarno berarti orang yang setia, welas asih, dan penyayang. Ia menyukai tantangan dan memiliki kepribadian yang luwes.
Ia ingin hidup dalam damai dan menginginkan kesepadanan intelektual dengan pasangannya.      

Seperti doa dan arti nama Mas Nano, Mas Nano, kini berada di sebuah tempat yang luar biasa bagus, nyaman, adem, tentrem, penuh kebahagiaan di sisi Tuhan. Aamiin.

Eksistensi dan esensi keteladanan Mas Nano

Kepergian Mas Nano, sesuai namanya,  telah meninggalkan ukiran sejarah kehidupannya di dunia hingga sampai menghadapNya bagi kita semua, persis sesuai literasi arti namanya. Norbertus Riantiarno, yang selama ini saya panggil sebagai Mas Nano.

Ucapan iringan doa 7 hari Mas Nano, penting bagi saya untuk selalu mengingatkan diri. Untuk selalu mawas diri, merefleksi diri, instrospeksi diri, sesuai ilmu dan pendidikan yang saya serap dari Mas Nano, agar saya dapat menjadi orang yang selalu memiliki eksistensi dan esensi dalam setiap gerak langkah kehidupan, sesuai nama saya, nama yang diberikan oleh orangtua.

Seperti yang telah diteladankan oleh Mas Nano, sebuah nama, pastilah memiliki arti demi tujuan pemilik nama menjadi berarti, berguna di dalam kehidupannya. Dalam drama tragedi karya Shakespeare, Romeo and Juliet, Juliet menyebut kata-kata ketika merindukan kekasihnya, Romeo: "sekuntum mawar dengan nama lain, wanginya akan tetap semerbak." Namun, benarkah eksistensi (keberadaan) pemilik nama jauh lebih penting daripada esensi (hakikat, inti, hal yang pokok) arti nama itu sendiri?

Ada peribahasa, "Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama." Peribahasa yang sangat populer ini mengandung arti bahwa manusia mati akan dikenang dari jasa atau semua perbuatannya. Perbuatan baik ataupun buruk akan tetap dikenal meskipun seseorang sudah mati. Nama baik itu lebih berharga daripada harta, karena disaat seseorang wafat, nama baik lah yang dikenang. Sebaliknya jika perbuatannya buruk selama hidupnya, maka nama buruk/belangnya lah yang terlihat atau terungkap pada saat kematian.

Karenanya, meski Shakespeare menulis dialog yang diucapkan Juliet, "bunga mawar akan tetap harum meski diberi nama lain," Ini hanyalah naskah sandiwara di atas panggung, yang dalam kehidupan nyata, tentu, orang akan tetap paham bahwa harum bunga itu adalah mawar, meski diberi nama lain. Orang tidak bisa dibohongi atas eksistensi dan esensinya.

Bagi kebanyakan orang dan bangsa, nama tidak diberikan secara sembarangan. Termasuk di Indonesia yang memiliki peribahasa " ... Manusia mati meninggalkan nama." Dari peribahasa tersebut, jelas dapat kita tangkap betapa pentingnya sebuah nama dipandang dari sudut eksistensi dan esensi si pemilik nama semasa hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun