Bambang Pamungkas - PersijaMario Sonatha

Sonder Ricky Yacobi Mungkin Kurniawan Dwi Yulianto & Bambang Pamungkas Tidak Ada

Kehebatan Ricky Yacobi, sebagai seorang penyerang ketika masih aktif bermain diakui hampir seluruh pesepakbola Tanah Air. Tak terkecuali manajer Persija Jakarta Bambang Pamungkas.

Pria yang karib disapa Bepe tersebut merasa Ricky merupakan sosok yang dikaguminya. Ia mengaku memetik banyak pelajaran untuk menjadi penyerang yang hebat dari eks PSMS Medan itu.

Bahkan, Bepe sampai menyebut bila tak ada Ricky, bisa saja namanya dan Kurniawan Dwi Yulianto, tidak muncul. Oleh karena itu, kepergian Ricky untuk selama-lamanya membuatnya sangat kehilangan. 

Artikel dilanjutkan di bawah ini

"Salah satu tugas seorang pesepakbola adalah melanjutkan apa yang sudah generasi sebelumnya kerjakan, dan menginspirasi generasi selanjutnya. Ricky Yacobi yang semasa bermain dijuluki Paul Brietner Indonesia ini, adalah inspirasi saya sebagai pesepakbola," tulis Bepe di akun Twitter miliknya.

"Jika tidak ada ujung tombak andal bernama Ricky Yacobi (mungkin) tidak akan ada striker ganas bernama Kurniawan Dwi Yulianto, dan jika tidak ada Kurniawan (mungkin) tidak akan ada juga pesepakbola nasional bernama Bambang Pamungkas."

"Selamat jalan om Ricky Yacobi. Doa terbaik untuk almarhum, dan keluarga yang ditinggalkan. Semoga husnulkhatimah. Aamiin," mantan penyerang timnas Indonesia tersebut mengakhiri.

Ricky meninggal dunia dalam usia 57 tahun. Ia mengalami serangan jantung saat bermain sepakbola pada pertandingan ekshibisi Trofeo Medan Selection di Lapangan A, kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (21/11).

Pada pertandingan tersebut Ricky baru bermain sekitar 15 dan berhasil mencetak gol. Namun, ketika mau melakukan selebrasi gol, secara tiba-tiba ia terjatuh dan tak sadarkan diri.

Perpisahan Bambang PamungkasAlvino Hanafi / Goal

Melihat situasi tersebut rekan-rekannya langsung menghampiri untuk mengasih pertolongan pertama. Sadar upaya yang dilakukann tidak berhasil, teman-temannya langsung membawa Ricky ke Rumah Sakit Mintoharjo.

Sesampainya di rumah sakit nyawa Ricky sudah tak tertolong. Setelah itu, ia dibawa ke rumah duka yang berada di daerah Pondok Ranji, untuk dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Tanah Kusir. 

Pada era 80-an, Ricky merupakan penyerang yang disegani di kancah sepakbola nasional. Ia pun turut membantu timnas Indonesia meraih medali emas SEA Games 1987, yang dilangsungkan di Jakarta.

Sejumlah klub Indonesia pernah dibela Ricky, seperti BPD Jateng, Arseto Solo, dan PSIS Semarang. Performa impresif yang diperlihatkannya membuat kesebelasan Jepang Matsushita (kini Gamba Osaka) merekrutnya pada 1988.

Dikontraknya Ricky, membuatnya jadi pemain pertama Indonesia yang merumput di Liga Jepang. Namun, karena kesulitan beradaptasi dengan cuaca negara tersebut ia akhirnya gagal bersinar.

Iklan