Mohon tunggu...
Pujakusuma
Pujakusuma Mohon Tunggu... Freelancer - Mari Berbagi

Ojo Dumeh, Tansah Eling Lan Waspodho...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jakob Oetama di Mata Ganjar: Beliau Rendah Hati, Sangat Intelek, dan Kebapakan

9 September 2020   16:17 Diperbarui: 10 September 2020   23:04 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kabar duka menyelimuti dunia jurnalistik nasional. Seorang wartawan gaek dengan segudang pengalaman, telah pergi meninggalkan kita.

Hari ini, Rabu (9/9), pendiri Kompas Gramedia, Jakob Oetama telah berpulang. Tentu, duka mendalam menyelimuti insan jurnalistik nasional, sebagaimana saya yang juga seorang wartawan.

Tak hanya saya, yang selalu mengikuti jejak langkah Jakob Oetama dalam perjuangannya menjadi kuli tinta, banyak tokoh nasional yang memiliki kesan dengan pendiri Harian Kompas ini. Salah satunya, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Saat diwawancarai awak media, termasuk saya soal kepergian bang Jakob, Ganjar langsung mengucapkan rasa belasungkawanya. Menurut Ganjar, Jakob Oetama adalah tokoh media yang telah malang melintang pada sekian zaman dan menjadi saksi perubahan besar di Indonesia.

"Saya turut berduka cita atas meninggalnya pak Jakob Oetama. Beliau tokoh media yang berada pada sekian zaman, serta menjadi saksi hidup perubahan besar di Indonesia," kata Ganjar (kompas.com).

Meski jarang bersinggungan langsung dalam kehidupan sehari-hari, namun ada seberkas kisah yang membuat pria berambut putih ini terkesan dengan sosok Jakob Oetama. Ia teringat saat itu, ketika awal ikut aktif di PDIP, dia diminta menjemput Jakob Oetama untuk menghadiri acara diklat partai. Meski tidak kenal, namun ternyata Jakob Oetama sangat ramah pada dirinya.

Ganjar yang saat itu masih muda, dan bukanlah siapa-siapa tentu grogi saat bertemu Jakob. Namun rasa groginya itu langsung sirna, ketika Jakob begitu asyik ngobrol dengannya.

"Saya terkesan betul saat itu. Saya itu siapa, masih muda dan cah ora cetho (tidak jelas). Tapi pak Jakob begitu ramah. Dia ajak ngobrol lama, minta ditemani terus selama acara. Beliau orangnya rendah hati, sangat intelek dan kebapakan, dengan anak-anak muda seperti saya waktu itu sangat senang berbagi pengalaman," kenangnya.

Perjuangan Jakob menurut Ganjar juga patut diteladani oleh para jurnalis muda seperti saya, saat ini. Dengan medianya yang leading di Indonesia dan terpercaya, Jakob tetap mengedepankan idealismenya.

Sikap yang tidak gampang tentunya, untuk diikuti oleh jurnalis zaman sekarang. Sosok Jakob tentu harus dijadikan contoh, bagaimana menjadi seorang jurnalis, bekerja di media dengan idealismenya yang tinggi.

Selamat jalan bung Jakob. Semoga kau mendapatkan ketenangan di sisiNya. Yakinlah, akan banyak anak muda seperti saya, yang akan selalu mengagumimu, dan terus belajar dari kisah-kisahmu yang melegenda.

Dari kami yang berduka...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun