Masyarakat soal Tarif Ojol Naik: Agak Pusing

Tim | CNN Indonesia
Jumat, 12 Agu 2022 11:30 WIB
Masyarakat kecewa dan pusing usai Kementerian Perhubungan mengeluarkan aturan soal kenaikan tarif ojol karena itu bisa membuat kantong makin bolong.
Masyarakat kecewa dan pusing usai Kementerian Perhubungan mengeluarkan aturan soal kenaikan tarif ojol karena itu bisa membuat kantong makin bolong. (CNNIndonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Perhubungan menaikkan tarif ojek online (Ojol).

Kenaikan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri (KM) Perhubungan Nomor KP 564 Tahun 2022 Tentang Pedoman Perhitungan Biaya Jasa Penggunaan Sepeda Motor yang Digunakan untuk Kepentingan Masyarakat yang Dilakukan dengan Aplikasi. Keputusan ini terbit pada 4 Agustus 2022.

Terbitnya KM Nomor KP 564 Tahun 2022 menggantikan KM Nomor KP 348 Tahun 2019. Aturan baru ini menjadi pedoman sementara bagi penetapan tarif atas dan tarif bawah ojol.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam KM Nomor KP 564 Tahun 2022 ini kami telah melakukan evaluasi batas tarif terbaru yang berlaku bagi ojek online. Selain itu sistem zonasi masih berlaku 3 zonasi," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Darat Hendro Sugiatno seperti dikutip dari keterangan resmi pada Selasa (9/8).

ADVERTISEMENT

Lantas, bagaimana tanggapan pengguna ojol mengenai kenaikan tarif?

Salah satu warga Jakarta, Venny, mengaku kecewa dengan kenaikan tarif ojol itu. Ia mengatakan tarif ojol sebelumnya sudah mahal dengan berkurangnya harga promo yang diberikan perusahaan ojol.

"Kecewa. Sekarang kalau dinaikin meski enggak banyak tapi berasa juga buat pengguna ojol. Karena yang dicari sebenarnya kan dari harga juga yang lumayan beda jauh sama harga ojek konvensional," ujar Venny pada CNNIndonesia.com, Kamis (11/8).

[Gambas:Video CNN]

Meski begitu, Venny mengatakan akan tetap menggunakan ojol karena lebih praktis dan tidak memakan waktu perjalanan yang lama dibandingkan transportasi yang lain. Ia pun berharap perusahaan ojol bisa memperbanyak harga promosi sehingga mengurangi pengeluaran konsumen.

Venny biasanya menggunakan ojol sebanyak dua hingga empat kali dalam seminggu. Biaya yang dikeluarkan untuk naik ojol dalam seminggu berkisar Rp120 ribu hingga Rp150 ribu.

Hal senada juga disampaikan Wienna yang mengaku tak setuju jika dengan kenaikan tarif ojol karena akan menambah biaya transportasi.

"Agak pusing sih, karena berarti anggaran bulanan saya untuk transportasi harus naik," ujar Wienna.

Meski begitu, Wienna yang biasanya menggunakan ojol untuk menuju halte busway mengaku tetap akan menggunakan transportasi itu. Hal itu disebabkan jarak antara rumahnya dengan halte busway yang tak bisa ditempuh dengan berjalan kaki.

"Meski naik, pasti bakal tetap masih menggunakan ojol karena butuh," ujarnya.

Wienna biasanya menggunakan ojol sebanyak lima kali dalam seminggu. Biaya yang dikeluarkan berkisar Rp180 ribu per minggu.

Keberatan akan kenaikan tarif ojol juga disampaikan Tia yang biasanya menggunakan ojol tiga hingga lima kali dalam seminggu. Ia mengatakan tarif ojol saat ini juga telah mahal.

"Ya pasti keberatan karena yang sekarang saja sudah mahal banget," ujar Tia.

Ia pun mengaku akan beralih ke transportasi lain seperti MRT jika tarif ojol naik. Namun, ia tetap akan menggunakan ojol jika pergi ke tempat yang tak bisa dijangkau dengan transportasi umum.

"Mungkin kalau ke tempat kerja coba pakai alternatif lain kaya MRT. Tapi kalau dari rumah ke sekolah anakku belum ada transportasi lain selain ojol," ujarnya.

(fby/agt)


[Gambas:Video CNN]
REKOMENDASI UNTUK ANDA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER