Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku mendengar curahan hati para pemimpin dunia soal kondisi ekonomi saat ini.
Jokowi menerangkan berbincang dengan Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) Antonio Guterres dan para pimpinan negara G7. Semuanya, kata Jokowi, mengeluhkan hal yang sama, yakni soal kondisi perekonomian.
"Beliau-beliau menyampaikan, 'Presiden Jokowi, tahun ini kita akan sangat sulit. Terus kemudian seperti apa? Tahun depan akan gelap.' Ini bukan Indonesia, ini dunia, hati-hati," ujar Jokowi pada Silaturahmi Nasional PPAD di Sentul, Bogor, Jumat (5/8).
Jokowi menilai dampak krisis perekonomian dunia telah terasa. Ia kembali mengutip Dana Moneter Internasional (IMF) soal 66 negara diprediksi ambruk.
Dia juga menyebut lonjakan inflasi di sejumlah negara. Pada saat yang sama, negara-negara di dunia mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi.
"Pertumbuhan eknomi turun, tapi inflasi naik, harga-harga barang semua naik. Ini kondisi yang sangat boleh saya sampaikan, dunia pada kondisi yang mengerikan," kata Jokowi.
Jokowi menuturkan pemerintah terus berupaya mencegah kondisi 'mengerikan' terjadi di Indonesia. Pemerintah menggelontorkan Rp502 triliun untuk mengerem kenaikan harga barang melalui subsidi BBM.
"Inilah yang sekarang dikendalikan pemerintah. Dengan apa? Dengan subsidi karena begitu harga bensin naik, harga barang otomatis melompat bersama-sama," tutur Jokowi.