Jayapura, Jubi – Juru Bicara Font Nasional Rakyat Indonesia untuk West Papua, Surya Anta Ginting, mengatakan Filep Karma adalah sosok Nelson Mandela Papua, yang mampu mendidik generasi muda Papua dan Indonesia tentang perjuangan yang membebaskan manusia dari penjajahan.
“Bagi saya Filep Karma adalah pemimpin Papua dengan pikiran paling moderen, paling maju. Dia adalah Nelson Mandela-nya Papua,” kata Surya Anta Ginting, saat memberikan sambutan pada upacara pemakaman Filep Karma, di Expo Waena, Kota Jayapura, Rabu (2/11/2022).
Ginting mengatakan Filep Karma adalah tokoh Papua yang juga merupakan inspirator bukan hanya untuk orang Papua tetapi juga aktivis muda Indonesia.
“Bapak Filep adalah inspirasi, bukan hanya untuk orang Papua, itu tidak benar. Bapak Filep adalah inspirator aktivis-aktivis muda Indonesia, karena Bapak Filep juga sangat dekat dengan aktivis-aktivis muda Indonesia. Bapak Filep bagi kami adalah inspirator, kamerad, kawan seperjuang, dan bapak dari pikiran-pikiran bahwa manusia tak pantas dibawah penjajah. Bahwa manusia tak pantas menindas satu sama lain dan bahwa manusia, rakyat, dan satu bangsa berhak untuk menentukan nasib sendiri,” kata mantan tahanan politik pertama orang Indonesia untuk Bangsa Papua.
Ginting mengatakan ia pernah bertanya pada Filep Karma, siapa yang disebut orang Papua? Kemudian tak lama kemudian Filep karma selalu bilang orang Papua adalah orang yang memperjuangkan kebebasan kemerdekaan Tanah Papua.
“Tidak peduli dia adalah Biak, tidak peduli dia adalah Mee, Lanny, tidak peduli dia adalah Merauke atau siapapun mereka yang berdarah campuran mereka yang meperjuankan tanah, mereka memperjuangkan rakyat dan bangsa Papua, mereka adalah orang Papua,” katanya.

Ginting mengenang satu momen perayaan hari ulang tahun ke-58, saat dimana Ginting mengantarkan kue ulang tahun untuk Filep Karma.
“Saya ingat satu kali saya membarikan kue ulang tahun Bapak Filep yang ke-58. Waktu itu dia juga bercerita kepada saya, Surya, kamu harus bersiap dengan segala kemungkinan. Saya bilang kepada Filep bahwa Bapak perjuang Bapak dan rakyat Papua mengajarkan kami keberanian kami yang dulu kami lupakan, mengajarkan kami semangat bahwa kami adalah bangsa yang pada mulanya antirasisme, yang pada mulanya antikolonialisme, pada mulanya antiimperialisme, tapi sejarah membuat kami berbeda, sehingga nilai-nilai lama itu menjadi sangat berbeda seperti sekarang ini,” katanya.
Ginting mengatakan kami titipkan mimpi bahwa Filep Karma akan menjadi Nelson Mandela-nya Papua.
“Kami juga berharap bahwa Bapak akan menjadi pemersatu semua kekuatan tapi hari ini Bapak pergi. Apakah teman-teman tidak berpikir untuk memberikan akhir indah pada Bapak, untuk memulai lebih dalam lagi tentang persatuan untuk menyingkirkan lagi ego-ego dari faksi faksi,” katanya.
Lanjut Ginting bahwa lupakan segala macam pertikaian di masa lalu bahkan menepis segala macam sogokan-sogokan bahwa yang utama dan paling utama adalah darah rakyat dan masa depan rakyat Papua.
“Teman-teman kami adalah orang luar, kami adalah faktor sekunder, kami adalah kelompok solidaritas tapi semua kembali kepada kawan-kawan semua, kembali pada bapa-bapa, tete, nene, ibu-ibu, kawan-kawan seperjuangan, mimpi Jocabus Filep Karma akan masa depan rakyat Papua akan mau dibawa kemana, bukan lagi di tangan Beliau ini tetapi di tangan Anda masing-masing. Apakah Anda akan melupakan mimpi itu, mimpi tetang bangsa yang anti penindasan, mimpi bangsa yang terbebas dari penjajahan, mimpi tentang bangsa yang mencintai kehidupan, bangsa yang saling mencintai satu sama lain sebagai hakikatnya manusia semua kembali kepada Anda,” katanya.
“Bapak Filep Karma sudah memberikan pondasi, gagasan dari mimpi Anda itu, kami memberikan dukungan tetapi perjuangan ada di tangan teman-teman,” katanya. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!