Penjualan mobil di China mencapai 2,42 juta unit atau melonjak 29,7 persen pada Juli, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kendati demikian, data dari Asosiasi Produsen Mobil China (CAAM) menunjukkan penjualan mobil untuk tujuh bulan pertama pada 2022 masih lebih rendah 2 persen dibandingkan periode yang sama 2021.
Mengutip CNA, Kamis (11/8), penjualan kendaraan energi baru, yang meliputi kendaraan listrik murni, hibrida plug-in dan kendaraan sel bahan bakar hidrogen, meningkat 120 persen pada Juli dari tahun sebelumnya.
CAAM melacak penjualan mobil yang lebih luas termasuk kendaraan penumpang, bus dan truk, sedangkan Asosiasi Mobil Penumpang China, yang melaporkan penjualan Juli minggu ini, berfokus pada penjualan ritel mobil.
Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, penjualan pada Juli 3,3 persen lebih rendah dari Juni, karena gelombang panas secara nasional memperlambat laju produksi pabrik dan mengurangi kunjungan pelanggan ke ruang pamer.
China telah mencoba untuk menghidupkan kembali permintaan mobil dengan insentif seperti pajak pembelian yang lebih rendah untuk kendaraan bermesin kecil, dan subsidi untuk memacu pertukaran kendaraan bensin dengan kendaraan listrik.
Industri ini terpukul keras oleh upaya untuk memerangi covid-19 di awal tahun, dengan penguncian ketat selama sebulan di pusat manufaktur utama Shanghai dan Changchun.
Biaya minyak yang lebih tinggi dan harga baterai mendorong konsumen untuk menggunakan hibrida plug-in yang lebih ekonomis, di mana penjualannya hampir tiga kali lipat dalam tujuh bulan pertama tahun ini.
Sementara penjualan kendaraan listrik murni hanya naik dua kali lipat.
Permintaan untuk kendaraan komersial tetap lemah, dengan penjualan turun 21,5 persen pada Juli, menunjukkan China belum sepenuhnya melanjutkan kegiatannya di bidang logistik dan membangun infrastruktur.