Saham Indofood Mengilap di Tengah Ancaman Lonjakan Harga Mi

Harga saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk semringah di tengah ancaman kenaikan harga mi instan hingga tiga kali lipat.

Mengutip RTI Infokom, harga saham perusahaan berkode ICBP itu menguat 1,72 persen ke Rp8.875 pada penutupan perdagangan Kamis (11/8).

Posisi ini berbeda dengan penutupan perdagangan sesi I kemarin, di mana harga saham Indofood CBP Sukses Makmur jeblok 2,29 persen.

Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan menilai dampak dari isu ancaman kenaikan harga mi terhadap harga saham Indofood CBP Sukses Makmur terbilang kecil.

Sebab, Indofood CBP Sukses Makmur masuk sebagai kelompok big cap atau perusahaan dengan nilai kapitalisasi pasar di atas Rp100 triliun.

Biasanya, pergerakan saham big cap tak terpengaruh dengan berita atau isu harian yang belum pasti.

"Kalau berita atau isu semacam kenaikan harga mi itu saya rasa sangat kecil dampaknya," ungkap Dennies kepada CNNIndonesia.com.

Ia menjelaskan harga saham Indofood CBP Sukses Makmur sempat terkoreksi kemarin karena pelaku pasar menunggu data inflasi Amerika Serikat (AS) Juli 2022. Dengan demikian, investor ramai-ramai menjual saham tersebut.

"Saya lihat investor kemarin mengantisipasi sebelum data CPI (consumer price index/indeks harga konsumen) AS rilis. Jadi investor bersikap konservatif dan terjadi take profit," kata Dennies.

Lalu, AS merilis inflasi melandai dari 9 persen menjadi 8 persen pada Juli 2022 semalam. Alhasil, investor kembali menyasar saham Indofood CBP Sukses Makmur dan saham big cap lain.

"Jadi hari ini saham-saham big cap kembali menarik termasuk ICBP," terang Dennies.

Ia memproyeksi harga saham Indofood CBP Sukses Makmur melaju lebih kencang dalam sepekan ke depan. Menurut dia, saham perusahaan akan berada dalam rentang support Rp8.600 per saham dan resistance Rp9.300-Rp9.500 per saham.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan harga mi terancam naik tiga kali lipat karena harga gandum di pasar internasional melonjak. Perang Rusia-Ukraina menjadi faktor utama harga gandum meningkat beberapa waktu terakhir.

"Belum selesai dengan climate change, kita dihadapkan perang Ukraina-Rusia, di mana ada 180 juta ton gandum tidak bisa keluar, jadi hati-hati yang makan mi banyak dari gandum, besok harganya (naik) 3 kali lipat," ucap Syahrul.

Hal itu dibantah oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. Menurut dia, harga mi goreng tak akan naik tiga kali lipat.

"Mi instan tidak akan naik tiga kali karena gandum memang trennya (pasokannya) naik," pungkas Zulkifli.

[Gambas:Video CNN]