Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp14.834 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Senin (1/8) sore. Mata uang Garuda melemah 39 poin atau 0,26 persen dibandingkan sebelumnya.
Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.874 per dolar AS atau melemah dari Rp14.860 per dolar AS pada Jumat kemarin.
Sore ini, mata uang Asia bergerak bervariasi. Rinciannya, yen Jepang menguat 0,51 persen, dolar Singapura menguat 0,16 persen, dan baht Thailand menguat 0,75 persen.
Kemudian, yuan China melemah 0,16 persen, won Korea Selatan melemah 0,37 persen, peso Filipina melemah 0,33 persen, ringgit Malaysia melemah 0,06 persen, dan dolar Hong Kong stagnan.
Sementara, mayoritas mata uang utama di negara maju tampak menguat sore ini. Euro Eropa menguat 0,21 persen, franc Swiss menguat 0,14 persen, poundsterling Inggris menguat 0,33 persen, dan dolar Australia menguat 0,56 persen.
Analis DCFX Lukman Leong mengatakan rupiah melemah lantaran rilis data inflasi Indonesia yang kembali naik lebih tinggi daripada konsensus pasar. BPS merilis inflasi RI tembus 4,94 persen.
Menurutnya, hal ini semakin memberikan tekanan kepada BI untuk segera menaikkan suku bunga seperti halnya hampir semua bank sentral di seluruh dunia.
"Pelemahan rupiah ini juga terjadi walau di tengah meningkatnya sentimen risk on dan melemahnya US dolar," kata Lukman.