Krisis Energi, Pasar Gelap BBM Menjamur di Sri Lanka

tim | CNN Indonesia
Selasa, 02 Agu 2022 14:37 WIB
Pasar gelap BBM menjamur di Sri Lanka di tengah krisis energi yang melanda di negara di Asia Selatan itu.
Pasar gelap BBM menjamur di Sri Lanka di tengah krisis energi yang melanda di negara di Asia Selatan itu. (REUTERS/ADNAN ABIDI).
Jakarta, CNN Indonesia --

Pasar gelap BBM kian menjamur di Sri Lanka di tengah krisis ekonomi dan energi.

Seorang pengemudi tuk-tuk Akshant (nama samaran) mengaku mendapatkan keuntungan berlipat dari menjual bensin di pasar gelap.

"Ini lebih menguntungkan dari mengemudikan tuk-tuk," ujar pria berusia 59 tahun ini seperti dilansir dari Channel News Asia, Selasa (2/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai pengemudi tuk-tuk, ia terbiasa mengantre berjam-jam untuk mendapatkan BBM. Setelah mendapat giliran, ia akan menyisihkan sebagian besar BBM yang ia beli untuk dijual lagi.

ADVERTISEMENT

"Jika saya membeli 5 liter bensin, saya akan mengeluarkan 3 liter dan menjualnya ke orang lain," ujarnya.

Harga normal bensin di SPBU Sri Lanka hanya 450 rupee per liter (US$1,26 atau Rp18.763 per liter). Namun, di rumahnya, Akhsant menjual bensin lebih mahal hingga enam kali lipat yaitu 2.500-3.000 rupee per liter.

"Konsumen saya adalah pengendara motor dan pengemudi tuk-tuk. Pemilik kendaraan lain tidak membeli dari saya karena mereka membutuhkan 50-60 liter," ujarnya.

Akhsant melakukan perdagangan gelap bensin karena kondisi krisis yang melanda Sri Lanka. Saat ini, warga harus menunggu tiga hingga empat hari untuk mendapatkan bahan bakar. Itu pun mereka hanya bisa membeli senilai 2.500 rupee.

Konsumen juga harus mendaftarkan kendaraan mereka ke pemerintah untuk diverifikasi dan mendapatkan izin membeli bahan bakar.

Izin tersebut berupa QR Code yang akan dipindai setiap kali warga membeli bahan bakar di SPBU.

"Beberapa orang akan mengeluarkan bensin yang dibeli dari tangki kendaraan lalu menjualnya kembali dengan harga tinggi," terangnya.

Pemerintah setempat menyadari praktik pasar gelap bahan bakar itu tengah berkembang di masyarakat dan berupaya untuk memberantasnya.

"Pertama-tama, kami akan menasihati mereka tentang cara yang seharusnya dilakukan. Kami bisa mengatakan kepada mereka 'jangan lakukan ini' dan menerangkan cara yang benar sesuai aturan," ujar Inspektur Polisi Kollupitiya Kolombo Tissa Maldeniya.

Apabila masih 'nakal', warga tersebut akan digiring ke kantor polisi dan mendapatkan peringatan resmi.

Berdasarkan Kementerian Ketenagalistrikan dan Energi Sri Lanka, warga yang menjual bahan bakar gelap akan mendapatkan hukuman berupa penangguhan QR Code untuk membeli BBM dan ditindak hukum.

Sri Lanka dilanda krisis ekonomi parah setelah pemerintah gagal membayar kembali bunga utang yang membengkak.

Ambruknya ekonomi membuat biaya hidup melonjak, termasuk harga pangan dan energi.

Menteri Ketenagalistrikan dan Energi Sri Lanka Kanchana Wijesekera mengungkapkan pemerintah membatasi impor BBM untuk 12 bulan ke depan.

[Gambas:Video CNN]



(sfr/bir)
REKOMENDASI UNTUK ANDA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER