BPS menyebut inflasi yang tembus 4,94 persen pada Juli 2022, atau tertinggi sejak Oktober 2015 dipicu kenaikan harga komoditas.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menyebutkan komoditas utama penyumbang inflasi adalah golongan volatile food (harga bergejolak).
Inflasi harga bergejolak tercatat sebesar 11,47 persen (yoy) dengan andil 0,25 persen di Juli 2022.
"Di sini pada Juli komponen harga bergejolak menjadi inflasi tertinggi," kata Margo dalam konferensi pers virtual, Senin (1/8).
Adapun komoditas pendorong inflasi pada komponen ini adalah cabai merah, bawang merah, cabai rawit.
"Penyebab kenaikan harga cabai merah adalah karena kurangnya pasokan, curah hujan tinggi, dan serangan hama yang sebabkan gagal panen di beberapa sentra produksi," jelasnya.
"Bawang merah penyebabnya juga kurang lebih sama, beberapa tempat ada banjir sehingga produksi berkurang," imbuhnya.
Sementara itu komoditas pendorong inflasi dari harga yang ditetapkan pemerintah adalah kenaikan tarif listrik, harga rokok kretek dan angkutan udara.
Kenaikan tarif listrik yang dimaksud adalah untuk golongan 3.500 VA yang ditetapkan pemerintah sejak 1 Juli 2022.
Selanjutnya, komponen inti tercatat 2,86 persen (yoy) dengan andil 0,18 persen. Komoditas pendorong inflasi ini adalah kenaikan harga ikan segar, mobil dan sewa rumah.
(idy/agt)