Sri Mulyani Dkk 'Deg-degan' Risiko Stagflasi Makin Parah

tim | CNN Indonesia
Senin, 01 Agu 2022 19:25 WIB
Ketua KSSK sekaligus Menkeu Sri Mulyani mewaspadai kenaikan risiko stagflasi di tengah potensi perlambatan ekonomi global.
Ketua KSSK sekaligus Menkeu Sri Mulyani mewaspadai kenaikan risiko stagflasi di tengah potensi perlambatan ekonomi global. (CNN Indonesia/Hesti Rika).
Jakarta, CNN Indonesia --

Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mengkhawatirkan kenaikan risiko stagflasi di tengah potensi perlambatan ekonomi global.

Menteri Keuangan sekaligus Ketua KSSK Sri Mulyani mengatakan beberapa lembaga internasional merevisi proyeksi ekonomi global menjadi lebih rendah dari prediksi sebelumnya.

Dana Moneter Internasional (IMF) misalnya. Lembaga itu merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 4,1 persen menjadi 2 persen tahun ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara, Bank Dunia (World Bank) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dari 3,6 persen menjadi 3,2 persen.

ADVERTISEMENT

"Isu-isu yang menjadi perhatian KSSK, pertama pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya serta meningkatnya risiko stagflasi dan ketidakpastian pasar keuangan global," ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers, Senin (1/8).

Selain itu, Sri Mulyani juga mewaspadai risiko resesi meningkat di global. Maklum, AS baru saja masuk ke jurang resesi pada kuartal II 2022.

"Pertumbuhan ekonomi di berbagai negara termasuk AS, Eropa, Jepang, China, India diperkirakan lebih rendah, ini disertai meningkatnya kekhawatiran kemungkinan terjadi resesi," jelas Sri Mulyani.

Potensi resesi sejumlah negara dibarengi dengan tekanan inflasi yang terus meningkat. Hal ini karena harga komoditas semakin mahal imbas perang Rusia-Ukraina.

Lonjakan inflasi di global juga membuat bank sentral di sejumlah negara mengerek suku bunga acuan. Salah satunya The Fed yang menaikkan suku bunga acuan 75 basis poin menjadi 2,25 persen-2,5 persen bulan lalu.

Sri Mulyani mengatakan kenaikan suku bunga acuan di sejumlah bank sentral berpotensi membuat ekonomi beberapa negara melambat, termasuk AS. "Ini juga yang meningkatkan fenomena stagflasi yaitu inflasi tinggi yang dikombinasikan dengan kondisi perekonomian yang melemah," terang dia.

Meski begitu, ia mengklaim sistem keuangan di RI masih baik-baik saja di tengah ketidakpastian ekonomi di global. "Stabilitas sistem keuangan berada dalam kondisi yang masih terjaga di tengah tekanan perekonomian global yang meningkat," tutup Sri Mulyani.

[Gambas:Video CNN]



(aud/bir)
REKOMENDASI UNTUK ANDA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER