Ekspor CPO Harus Naik 200 Persen Agar Harga TBS Terdongkrak

CNN Indonesia
Senin, 01 Agu 2022 18:18 WIB
Peneliti menghitung ekspor CPO harus naik 200 persen agar harga TBS sawit terdongkrak di atas Rp2.000 per kg.
Peneliti menghitung ekspor CPO harus naik 200 persen agar harga TBS sawit terdongkrak di atas Rp2.000 per kg. (REUTERS/Willy Kurniawan).
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Tim Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat FEB UI Eugenia Mardanugraha mengatakan untuk mengerek harga tandan buah segar (TBSsawit hingga di atas Rp2.000 per kg diperlukan peningkatan ekspor 200 persen dari tingkat ekspor crude palm oil (CPO) April 2022.

Ia menuturkan peningkatan ekspor CPO merupakan kunci utama untuk meningkatkan harga TBS. Berdasarkan data petani sawit, harga TBS berada pada rentang Rp1.400 hingga Rp1.700 per kg per 30 Juli 2022.

Harga ini memang bisa dibilang membaik dibanding sebelumnya yang bisa di bawah Rp1.000 per kg. Namun, itu pun belum bisa dibilang harga telah kembali normal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk mencapai harga TBS Rp2.000 per kg, maka dibutuhkan peningkatan ekspor minimal 200 persen pada April 2022," ujar Eugenia dalam webinar bertajuk 'Dampak Kebijakan Pengendalian Harga Minyak Goreng Bagi Petani Swadaya', Senin (1/8).

ADVERTISEMENT

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat volume ekspor CPO pada April 2022 mencapai 1,93 juta ton. Artinya, untuk mendongkrang harga TBS menjadi di atas Rp2.000 per kg, ekspor TBS harus mencapai 7,72 juta ton.

Adapun jumlah ekspor CPO Indonesia pada Juni 2022 mencapai 2,17 ton. Angka ini masih terbilang jauh untuk menyentuh level 7,72 juta ton.

Lebih lanjut, Eugenia mengungkapkan untuk mencapai jumlah ekspor tersebut pemerintah perlu menghilangkan hambatan-hambatan dalam melakukan ekspor itu sendiri. Menurutnya, regulasi dan perpajakan ekspor sawit saat ini terlalu banyak.

"Pertama, ada bea keluar. Kedua, pungutan ekspor. Ketiga, domestic market obligation (DMO). Keempat, domestic price obligation (DPO). Kelima, persetujuan ekspor. Keenam, flush out (FO), sehingga perlu dikurangi, bahkan dihapuskan," terang dia.

Di sisi lain, ia mengatakan saat ini petani bisa sedikit bernafas karena pemerintah menggratiskan bea keluar hingga 31 Agustus 2022. Hal ini pun diharapkan bisa mengerek ekspor dan berimbas pada kenaikan harga TBS sawit.

Namun, Eugenia menyebut pemerintah perlu mempertimbangkan untuk memperpanjang kebijakan itu. Pasalnya, dengan tenggat waktu tersebut belum tentu harga TBS sawit dapat naik kembali.

Ia menambahkan pembebasan bea keluar perlu diperpanjang hingga volume ekspor CPO mencapai 4 juta ton per bulan.

"Menurut kami itu perlu dievaluasi lagi, apakah sampai 31 Agustus ekspornya sudah mencapai 4 juta ton belum? Kalau belum kebijakan ini perlu dilanjutkan," tandasnya.

[Gambas:Video CNN]



(mrh/bir)
REKOMENDASI UNTUK ANDA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER