Investor asing menarik dana besar-besaran dari pasar saham sebesar Rp137,44 miliar pada perdagangan Kamis (28/7) usai The Fed mengerek suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps) menjadi 2,25 persen menjadi 2,5 persen.
Kenaikan itu membuat selisih bunga acuan The Fed dan Bank Indonesia (BI) semakin sempit. Pasalnya, bank sentral Indonesia masih menahan suku bunga acuan di level 3,5 persen.
Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan net sell di pasar saham berpotensi masih terjadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk net sell di pasar saham dimungkinkan masih dapat terjadi," kata dia kepada CNNIndonesia.com, Kamis (28/7).
Meski saham tercatat net sell, tetapi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,85 persen ke level 6.956 hari ini.
Sementara, rupiah juga terpantau menguat 0,59 persen ke Rp15.921 per dolar AS. Padahal, biasanya mata uang Garuda kerap melemah ketika The Fed mengerek bunga acuan.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan rupiah menguat lantaran The Fed memberikan sinyal bahwa potensi kenaikan suku bunga acuan berikutnya akan lebih rendah dari sekarang yang mencapai 75 bps.
"Pasar mengartikan besaran kenaikan mungkin hanya 50 bps, bukan 75 bps pada rapat berikutnya. Dolar AS pun melemah terhadap nilai tukar lainnya pasca event the Fed tersebut," kata Ariston.
(mrh/aud)