RI dan Vietnam Jadi Negara Paling Pasif Kerek Suku Bunga Acuan

tim | CNN Indonesia
Selasa, 26 Jul 2022 20:21 WIB
Laporan Bank DBS menyatakan Indonesia dan Vietnam adalah negara paling dovish atau tidak agresif dalam mengerek suku bunga acuan di ASEAN.
Laporan Bank DBS menyatakan Indonesia dan Vietnam adalah negara paling dovish atau tidak agresif dalam mengerek suku bunga acuan di ASEAN. Ilustrasi. (Antara/Akbar Nugroho Gumay).
Jakarta, CNN Indonesia --

Laporan Bank DBS menyebutkan Indonesia dan Vietnam adalah negara paling dovish atau tidak agresif dalam menentukan kebijakan moneter atau mengerek suku bunga acuan di ASEAN.

Ekonom Senior Bank DBS Radhika Rao mengatakan hal ini tercermin dari keputusan Bank Indonesia (BI) yang tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 3,5 persen pada Juli 2022.

"Indonesia merupakan negara dengan stance kebijakan moneter yang paling dovish bila dibandingkan negara-negara Asean 6. Selain Indonesia, ada juga negara Vietnam," ujar Radhika Rao dalam diskusi media, Selasa (26/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, empat negara ASEAN lain seperti Thailand, Malaysia, Filipina, dan Singapura sudah menaikkan suku bunganya di tengah lonjakan inflasi.

ADVERTISEMENT

Radhika mengatakan kebijakan BI terbilang dovish karena inflasi inti Indonesia masih di bawah 3 persen. Dengan kata lain, bank sentral tak melihat inflasi keseluruhan yang sudah mencapai 4,35 persen per Juni 2022 sebagai indikator penentuan kebijakan suku bunga acuan.

Sementara itu, Singapura dan Filipina dianggap negara paling hawkish atau agresif di antara ASEAN 6. Apalagi inflasi Singapura tembus 6,7 persen dan inflasi inti 4,4 persen pada Juni 2022 atau tertinggi sejak September 2008.

Begitu juga dengan inflasi Filipina yang tembus 5,4 persen atau tertinggi sejak November 2018. Bank sentral Singapura dan Filipina diproyeksi memberlakukan kebijakan moneter yang lebih ketat untuk meredam inflasi tersebut. 

"Inflasi ini memang terjadi peningkatan di beberapa negara. Namun, efeknya akan sangat berbeda bila melihat satu negara dengan negara lain. Different countries, different effect," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]

(idy/dzu)


[Gambas:Video CNN]
REKOMENDASI UNTUK ANDA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER