Harga Minyak Lunglai Gegara AS Bakal Lepas Cadangan

tim | CNN Indonesia
Rabu, 27 Jul 2022 07:46 WIB
Harga minyak dunia merosot pada perdagangan Selasa (26/7), waktu Amerika Serikat (AS), usai AS melepas 20 juta barel minyak dari Cadangan Minyak Strategis.
Harga minyak dunia merosot pada perdagangan Selasa (26/7), waktu Amerika Serikat (AS), usai AS melepas 20 juta barel minyak dari Cadangan Minyak Strategis. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Agus Triyono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak mentah dunia merosot pada perdagangan Selasa (26/7), waktu Amerika Serikat (AS). Pelemahan terjadi lantaran investor khawatir keyakinan konsumen AS menurun.

Kemudian, AS juga bersiap melepas 20 juta barel minyak mentah yang akan dirilis dari Cadangan Minyak Strategis (SPR).

Dilansir dari Reuters, Rabu (27/5), harga minyak mentah berjangka Brent turun 75 sen atau 0,7 persen menjadi menetap di US$104,40 per barel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelemahan juga terjadi pada harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun US$1,72 sen atau 1,8 persen menjadi US$94,98 persen.

ADVERTISEMENT

Gedung Putih menyatakan akan menjual tambahan 20 juta barel minyak mentah SPR sebagai bagian dari rencana sebelumnya untuk memanfaatkan fasilitas tersebut guna menahan lonjakan harga minyak yang didorong oleh invasi Rusia ke Ukraina dan pemulihan permintaan yang menurun di awal pandemi.

Pada akhir Maret, pemerintah akan merilis rekor 1 juta barel per hari minyak mentah SPR selama enam bulan

"Pasar bereaksi terhadap pengumuman SPR ini dan telah membantu membatasi hal-hal, sampai batas tertentu," kata Mitra Again Capital LLC John Kilduff di New York.

Survei Conference Board mencatat kepercayaan konsumen AS turun ke level terendah hampir 1,5 tahun pada Juli di tengah kekhawatiran yang mengganggu tentang inflasi dan kenaikan suku bunga. Hal ini juga menunjukkan bahwa konsumen kurang optimis terhadap pasar tenaga kerja.

Namun, harga mendapat dorongan awal dari berita bahwa Rusia memperketat tekanan gasnya di Eropa. Pada Senin lalu, Gazprom mengatakan pasokan melalui pipa Nord Stream 1 ke Jerman akan turun menjadi hanya 20 persen dari kapasitas.

"Pengumuman itu menghidupkan kembali kekhawatiran bahwa Rusia, meskipun penolakan sinis, tidak akan menghindar dari menggunakan energinya sebagai senjata untuk mendapatkan konsesi dalam perangnya melawan Ukraina dan ... mungkin bisa mengharapkan keberhasilan jangka pendek," kata Pialang Minyak PVM Tamas Varga.

Semua negara anggota Uni Eropa juga sepakat untuk memotong penggunaan gas secara sukarela sebesar 15 persen dari Agustus hingga Maret.

Pasokan minyak mentah, produk minyak dan gas Eropa telah terganggu oleh sanksi Barat dan perselisihan pembayaran dengan Rusia sejak invasi 24 Februari ke Ukraina.

Harga bahan bakar yang tinggi mulai mengekang permintaan, dan investor bersiap untuk suku bunga AS yang lebih tinggi. Federal Reserve diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada akhir pertemuan kebijakannya pada hari Rabu.

[Gambas:Video CNN]



(sfr/sfr)
REKOMENDASI UNTUK ANDA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER