Jakarta (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan ekonomi Jawa Timur yang tumbuh 5,74 persen year on year pada kuartal II 2022 atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional karena didorong peningkatan mobilitas.

  Peningkatan mobilitas yang signifikan ini ditandai oleh kenaikan  penggunaan semua moda transportasi secara signifikan.

  "Peningkatan tingkat hunian kamar hotel serta kenaikan wisatawan mancanegara juga mendorong geliat ekonomi Jawa Timur yang luar biasa," kata Khofifah dalam keterangan resmi Kamis.

Baca juga: Gubernur Jatim serahkan rumah tinggal layak huni ke warga Ngawi

  Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur di kuartal II 2022 juga lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten yang sebesar 5,70 persen, Jawa Barat 5,68 persen, Jawa Tengah 5,66 persen, DKI Jakarta 5,59 persen, dan Yogyakarta 5,20 persen.

  Di samping itu, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur juga didukung peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat yang membuat aktivitas produksi meningkat secara ekspansif.

  Kinerja perekonomian Jawa Timur tumbuh beriringan dengan realisasi investasi di periode yang sama, yakni mencapai Rp29,9 triliun atau naik dari triwulan II tahun 2021 sebesar 69,2 persen atau melebihi pertumbuhan investasi nasional sebesar 35,5 persen.

  Investasi tersebut terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp11,3 triliun atau tumbuh 198,1 persen dari kuartal II tahun 2021 dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp18,6 triliun dengan peningkatan 34,1 persen secara tahunan.


Baca juga: Gubernur Jatim: Realisasi investasi triwulan II capai Rp29,9 triliun Dari capaian realisasi pada kuartal II diakumulasi dengan kuartal I 2022, total investasi di Jawa Timur pada 2022 telah mencapai sebesar Rp80 triliun atau 66,9 persen dari target.

  Pada saat yang sama, jumlah orang miskin di Jawa Timur periode Maret 2021 sampai Maret 2022 menurun 391.400 jiwa yang merupakan penurunan terbanyak secara nasional.

  "Ini menandakan bahwa pertumbuhan ekonomi Jawa Timur adalah pertumbuhan ekonomi yang inklusif, dimana pertumbuhan ekonomi juga bisa dinikmati oleh masyarakat lapisan bawah," pungkas Khofifah.

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022