Suara.com - Rencana pembukaan sekolah tatap muka akan dimulai di tahun ajaran baru 2021/2022 Juli mendatang. Namun tetap saja banyak pihak mengaku keberatan, lantaran pandemi Covid-19 yang berlum terkendali di Indonesia.
Disampaikan Koordinator Perhimpunaan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) Satriawan Salim, jika pembukaan sekolah tidak perlu dilakukan serempak, dan harusnya dilakukan secara bertahap.
"Jadi Juli bukan serentak, mungkin ada daerah September baru bisa buka, Oktober baru bisa buka, atau Desember baru bisa buka," jelas Salim dalam acara diskusi virtual bersama suara.com, Jumat (4/6/2021).
Bukan hanya bertahap, kata Salim pembukaan sekolah juga harus memenuhi syarat pemetaan, yaitu pemantauan vaksinasi dan pemetaaan kesehatan. Pastikan daerah yang sekolah membuka tatap muka, gurunya sudah disuntik vaksinasi, dan jumlahnya harus disampaikan ke masyarakat.
"Pemerataan vaksinasi, berapa guru yang divaksin di Aceh per kota, kabupten dan provinsi, dan pemetaan vaksinasi juga lengkap berdasarkan jenjang pendidikan, karena sekolah PAUD dibuka nantinya," jelas Salim.

Sedangkan pemetaan kesehatan, dinas setempat harus memastikan sekolah yang memulai tatap muka fasilitasnya sudah sangat lengkap. Dari mulai fasilitas cuci tangan pakai sabun, desinfektan, hingga aturan jaga jarak.
Terlebih lagi kata Salim jumlah thermo gun juga perlu sangat diperhatikan. "Thermo gun cuma satu, pasti antrian bakal panjang jadi arus dipikirkan dan diantisipasi," tuturnya.
Lebih jauh Salim menegaskan pemerintah daerah (pemda) harus bertanggungjawab dan lepas tangan, apabila setelah dibuka ada anak yang positif Covid-19, bahkan dinyatakan hingga meninggal dunia.
"Kemendikbud jangan lepas tangan. Mau nggak pemsa tanggungjawab anaknya positif namun tidak terselamatkan, atau tenaga pendidikan dan seterusnya," ungkap Salim
Baca Juga: Hubungan Terlarang Kandas, Ahli Terapi Ancam Sebar Video Bugil Pelanggan
"Ini perlu dipikirkan matang-matang, masih punya waktu 1 bulan untuk mempersiapkan," pungkasnya.