Suara.com - Lembaga survei Indikator Politik Indonesia mencoba untuk menemukan pandangan publik terkait program penting yang mesti dipenuhi pemerintah dalam penanganan dampak pandemi Covid-19.
Hasilnya, penyediaan lapangan pekerjaan menjadi pilihan mayoritas responden untuk mengatasi masalah pasca diterjang pandemi.
Sebanyak 1.200 responden diberikan pertanyaan "Dalam melakukan realokasi anggaran belanja pemerintah, menurut Ibu/Bapak program apa yang paling penting untuk mengatasi dampak virus corona/Covid-19?". Hasilnya, terdapat 28 persen responden yang menilai pemerintah harus membuat program penciptaan lapangan pekerjaan bagi warga yang kehilangan pekerjaan.
Kemudian, sebanyak 25,8 persen responden menilai pemerintah mesti membuat program bantuan bahan kebutuhan pokok bagi rakyat kecil.
"Sekarang paling banyak adalah lapangan pekerjaan, meskipun yang meminta sembako dan uang tunai tidak kecil, tapi yang paling banyak secara absolut adalah lapangan kerja," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi dalam paparannya secara daring, Selasa (4/5/2021).
Sementara itu, 24,7 persen responden memilih program bantuan pelaku usaha unit mikro kecil menengah (UMKM). Lebih lanjut, sebanyak 8,7 persen responden memilih program kesehatan seperti perlindungan tenaga kesehatan, beli alat-alat kesehatan, dan lain-lain.
Sedangkan 0,4 persen responden meminta pemerintah membuat program berupa bantuan untuk perusahaan seperti keringanan pajak, pemberian kredit, dan lainnya. Sisanya ada 1,4 responden memilih tidak menjawab atau tidak tahu.
"Di sini ada sedikit perubahan terutama kalau kita bandingkan dengan awal-awal pandemi saat itu yang paling banyak dibutuhkan adalah sembako, saat itu, ya," tuturnya.
Survei di atas dilakukan dengan melibatkan sampel 1.200 responden yang dipilih secara acak. Survei dilakukan 13 hingga 17 April 2021.
Baca Juga: Setelah Kapten Kapal, Empat ABK India Positif Covid-19 di Dumai
Adapun survei dilakukan dengan menggunakan metode simple random sampling. Toleransi kesalahan pada survei kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.