Dipersulit Pemerintah India, Investor China Lirik Indonesia

Dipersulit Pemerintah India, Investor China Lirik Indonesia

Adi Fida Rahman - detikInet
Senin, 30 Nov 2020 22:30 WIB
India China
Foto: Gizchina
Jakarta -

Imbas ketegangan di perbatasan membuat pemerintah India menghambat langkah investor China di Negeri Gangga. Kondisi ini membuat pemodal ventura China melirik Indonesia sebagai gantinya.

Sudah sejak lama investor China turut ambil bagian dalam ledakan teknologi India. Mereka berinvestasi besar-besaran di beberapa startup terkemuka, seperti Paytm, Zomato, dan Byju's.

Namun awal tahun ini, pemerintah Negeri Bollywood membuat aturan baru yang ditujukan kepada investor China karena kekhawatiran pengambilalihan kepemilikan. Hal tersebut menyebabkan investor menghentikan pendanaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, pemerintah India telah melarang aplikasi China dengan alasan masalah keamanan nasional tetapi tanpa menunjukkan bukti apa pun dari klaim tersebut. Sejauh ini India telah melarang lebih dari 170 aplikasi, seperti Aliexpress, PUBG Mobile, CamScanner, dan lain-lain.

Dengan investor menghadapi beberapa masalah dengan regulasi di India, mereka mencari alternatif. Indonesia menjadi pilihan utama.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan laporan laman Financial Times, Shunwei Capital, diluncurkan oleh para pendiri pembuat ponsel Xiaomi, dan BAce Capital, yang didukung oleh raksasa fintech Ant Group, bakal putar stir dari India ke Indonesia.

Tuck Lye Koh, salah satu pendiri Shunwei, mengatakan pihaknya berencana membuat lebih banyak kesepakatan di Indonesia, dan menegaskan pihaknya tidak melakukan investasi baru di India untuk saat ini. Mereka hanya akan fokus pada pengelolaan portofolio yang ada.

Salah satu sumber yang mengetahui rencana BAce Capital juga membenarkan peralihan tersebut. Tetapi dia menambahkan bahwa perusahaan tersebut akan kurang aktif di Indonesia, karena pasarnya kurang berkembang.

Namun pemodal ventura China terkemuka lainnya menegaskan bahwa Indonesia adalah satu-satunya pasar di Asia Tenggara yang memerlukan perhatian serius setelah India tutup.

Pasalnya Indonesia adalah negara terpadat keempat di dunia. Selain itu memiliki jumlah perusahaan rintisan bernilai miliaran dolar dan terbesar di Asia Tenggara.

Bahkan perusahaan teknologi global dari Facebook, PayPal hingga Google telah berinvestasi di Indonesia tahun ini.

Menurut laporan tahunan ekonomi digital Asia Tenggara oleh Google, Temasek dan Bain & Company, investasi di sektor teknologi di Indonesia pada paruh pertama tahun 2020 mencapai USD 2,8 miliar, meningkat 55% pada periode yang sama pada 2019.



Simak Video "Analisis Pengamat soal Alasan Apple Masih Pertimbangkan Buka Pabrik di RI"
[Gambas:Video 20detik]
(afr/fyk)