5 Fakta Meninggalnya Dalang Ki Seno Nugroho, Ingin Diiringi Gamelan Jawa Hingga Bersepeda dan Muntah
5 Fakta meninggalnya Dalang Ki Seno Nugroho, ingin diiringi gamelan Jawa hingga bersepeda dan muntah
TRIBUNKALTIM.CO, YOGYAKARTA - 5 Fakta meninggalnya Dalang Ki Seno Nugroho, ingin diiringi gamelan Jawa hingga bersepeda dan muntah.
"Wong urip kui sing dienteni opo? wong urip kui sing dienteni mati, ming keri antre (Orang hidup itu yang ditunggu apa? Orang hidup yang ditunggu kematian, hanya tinggal mengantre saja)," demikian dialog Bagong pada Patih Sengkuni di sebuah lakon wayang yang dimainkan oleh Dalang Ki Seno Nugroho.
Penggalan dialog di akun Youtube Dalang Ki Seno tersebut seolah memberikan pesan, kematian akan menjemput setiap makhluk bernyawa.
Kini, dalang bertalenta asal Bantul, Yogyakarta itu telah pergi untuk selama-lamanya.
Baca Juga: 6 Ribu UMKM di Penajam Paser Utara Sudah Menerima Bantuan Pembiayaan Usaha
Baca Juga: Terminal Antar Kota Dalam Provinsi di Samarinda Sama Lesunya Seperti AKAP
Baca Juga: Kejati Kaltim Tangkap Dirut PT AKU, Berikut Jumlah Kerugian Negara yang Diterima
Baca Juga: Beginilah Respon Tim Pemenangan Paslon Pilkada Bontang Soal Pembubaran Kegiatan LSI Denny JA
Ia mengembuskan napas terakhir, Selasa (3/11/2020) malam.
Kepergian Ki Seno diantarkan oleh gending jawa 'Ladrang Gajah Seno' sesuai dengan wasiatnya sebelum meninggal dunia.
Berikut sederet fakta kepergian sang dalang yang dirangkum oleh Kompas.com:
1. Merasa tak enak badan sejak lama, tetap pentas dan bercanda
Sang dalang rupanya telah lama merasakan tak enak badan. Adik Sri Sultan Gusti Bendara Pangeran Harya (GBPH) Yudhaningrat mengatakan, Ki Seno pernah berjanji untuk mengurangi kegiatannya sejak dua tahun lalu.
"Beliau ini istilahnya bersumpah sendiri, setelah 2018 ini akan mengurangi kegiatan, jadi jangan sampai satu bulan itu penuh. Namun hanya dua kali dalam seminggu karena sudah merasa tidak enak badan," kata dia.