Tiga Pesan Gus Menteri Halim Kepada Mahasiswa KKN UIN Walisongo

Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar beri tiga pesan kepada mahasiswa KKN reguler angkatan 75 UIN Walisongo Semarang.

Penulis: Mahfira Putri Maulani | Editor: sujarwo
Tribun Jateng/Mahfira Putri Maulani
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar ketika pelepasan KKN reguler UIN Walisongo Semarang. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar beri tiga pesan kepada mahasiswa KKN reguler angkatan 75 UIN Walisongo Semarang.

Pria yang akrab disapa Gus Menteri itu sampaikan pesan tersebut secara daring melalui aplikasi zoom meeting dan streaming melalui youtube UIN Walisongo Semarang, Selasa (6/10/2020).

"Pertama niatkan perjalanan dan kegiatan adek dalam KKN sebagai bagian dari tholabul Ilmi dari menuntut ilmu, sekaligus ingatkan untuk melakukan pengabdian kepada warga masyarakat," kata Halim.

Hal tersebut agar memberikan suasana yang berbeda dan tentu memberikan kemanfaatan kepada warga masyarakat. Dia mengatakan dua hal diraih ketika niatnya baik dan niatnya benar yakni tholabul ilmi dan bermanfaat bagi manusia lain.

Pesan kedua ialah melakukan kegiatan KKN dengan senantiasa bertumpu pada permasalahan yang dihadapi warga masyarakat.

Dia meyakini tempat KKN UIN Walisongo berada di pedesaan dimana adalah satuan kecil di dalam pemerintahan tetapi di dalam desa ditemukan kompleksitas kehidupan, sistem budaya, sistem sosial, ekonomi, model miniatur makro yang besar.

"Permasalahan kemiskinan, keterbelakangan pendidikan juga kita temukan di desa, sehingga saya berpesan melaksanakan KKN harus menyesuaikan dengan permasalahan di desa, sesuaikan gaya hidup mahasiswa dengan situasi di desa

Halim melanjutkan lingkungan kampus memiliki kultur yang berbeda di masyarakat dia mengatakan kultur yang tidak sama dengan budaya di desa agar dihilangkan selama KKN dan mengikuti kultur di desa tersebut agar bisa diterima di desa.

Ketiga ialah penentuan program berdasarkan skala prioritas di desa tempat KKN. Halim meyakini permasalahan di desa akan sangat kompleks sehingga diperlukan skala prioritas.

"Di desa, tentu banyak sekali harapan dan keinginan yang dimunculkan oleh warga, tentu tidak semuanya bisa dipenuhi oleh mahasiswa KKN. Untuk itu lakukan sebuah penentuan berdasarkan skala prioritas mana yang paling penting dan paling dibutuhkan sebagian besar masyarakat desa itulah yang perlu ditindak lanjuti," terangnya.

Mewakili Mendes PDTT, Halim merasa bangga dan terima kasih kepada seluruh akademisi UIN Walisongo Semarang dan para mahasiswa serta seluruhnya yang terlibat dalam KKN.

KKN seperti ini dikatakanya sangat diharapkan dan ditunggu agar percepatan pembangunan di desa, pembangunan ekonomi skala besar bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan secepat mungkin.

Dengan itu harapan Indonesia bisa memiliki kemandirian diharapkan bisa terwujud. Kemandirian bangsa dikatakannya tergantung pada desa, ia meyakini Indonesia akan menjadi bangsa yang mandiri.

"Kuliah Kerja Nyata adalah satu kegiatan yang sangat penuh makna yang memiliki nilai yang luar biasa karena didalamnya ada sebuah proses belajar yang tidak ditemukan di bangku kuliah sekaligus proses sebuah proses pengabdian kepada warga masyarakat. Selamat melaksanakan KKN semoga lancar dan membawa kebaikan bagi Indonesia," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    AA
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2024 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved