Berita Internasional

Sang Penguasa Kuwait yang Langka Itu Sheikh Sabah Meninggal, Dunia Arab Berkabung 3 Hari

Emir Kuwait Sheikh Sabah Al Ahmad Al Sabah, yang mendapatkan reputasi sebagai diplomat berpengalaman dan penguasa langka meninggal dunia dalam usia 9

Editor: m nur huda
AFP/Bandar al-DANDANI
Emir Kuwait, Sheikh Jaber al-Ahmad al-Sabah menghadiri pembukaan pertemuan 57 anggota OKI di Mekkah, Arab Saudi pada 1 Juni 2019. 

TRIBUNJATENG.COM, DUBAI - Emir Kuwait  Sheikh Sabah Al Ahmad Al Sabah, yang mendapatkan reputasi sebagai diplomat berpengalaman dan penguasa langka meninggal dunia dalam usia 91 tahun pada Selasa (29/9/2020).

Kabar meninggalnya pria itu yang melintasi perpecahan politik dan sektarian di kawasan itu, memicu kesedihan mendalam dari dunia Arab.

Ketika berita kematiannya tersebar, pesan belasungkawa mengalir dari seluruh wilayah dan negara-negara Barat yang memiliki hubungan lama dengan Kuwait, termasuk AS dan Inggris, lansir AP, Selasa (29/9/2020).

India Kerahkan Rudal Berjarak Tembak 500 KM ke Perbatasan, China Kirim Rudal Berjarak 2.000 KM

Pesawat Tempur Armenia Ditembak Jet F-16 Turki, Pilot Tewas

Waspada Nyeri Perut Bagian Atas Bisa Jadi Tanda Liver, Begini Cara Pencegahannya

Sri Mulyani Ingatkan Prabowo Anggaran Kemenhan Rp 137 Triliun Jangan Hanya Belanja Alutsista

Sebagai anggota Dewan Kerjasama Teluk, sebuah badan regional negara-negara Teluk Arab, Kuwait sering memetakan jalannya sendiri.

Seperti mendorong diplomasi untuk menyelesaikan perselisihan pahit antara Qatar dan negara-negara Arab lainnya yang berlanjut hingga saat ini.

Para diplomat di seluruh dunia memuji bagaimana Syekh Sabah mengatasi perselisihan regional dan menawarkan bantuan kemanusiaan pada saat krisis.

"Sheikh Sabah adalah simbol kebijaksanaan dan kemurahan hati yang luar biasa, pembawa pesan perdamaian, pembangun jembatan," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

Uni Emirat Arab mengumumkan masa berkabung tiga hari.

Penguasa sehari-hari UEA, Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan, menggambarkan mendiang emir sebagai "pelopor hebat dalam kerja sama Teluk.

Di Arab Saudi, salah satu sekutu terdekat Kuwait, pengadilan kerajaan mengatakan emir meninggal setelah perjalanan yang penuh prestasi dan pelayanan yang murah hati kepada negara dan rakyatnya.

"Dengan kepergian Syekh Sabah, kita kehilangan pemimpin bijak yang mengabdikan hidupnya untuk melayani negaranya dan negara-negara Arab dan Islam," tulis Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan di Twitter.

Begitulah status regional Syekh Sabah sehingga belasungkawa bahkan mengalir dari mereka yang terkunci dalam persaingan jangka panjang dengan sekutu utama Kuwait di Teluk.

Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, menyebut Syekh Sabah sebagai "bapak untuk semua".

"Dengan kepergiannya, dunia telah kehilangan suar dan simbol kemanusiaan," tulisnya.

Halaman
123
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    AA
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2024 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved