Petugas Bakamla Sempat Debat dengan Awak Kapal China Penerobos Natuna Utara

Petugas patroli Bakamla pun sempat berdebat dengan petugas kapal patroli milik China yang sempat masuk di perairan Natuna Utara.

Editor: Vito
Kompas.com/Istimewa
Kapal coast guard China keluar dari wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di Kepualauan Riau, Senin (14/9/2020).(Dokumen Bakamla) 

JAKARTA, TRIBUN - Kapal patroli Badan Keamanan Laut (Bakamla) sempat mencegah kapal coast guard China yang sempat masuk zona ekonomi eksklusif Indonesia di perairan Natuna Utara pada Senin (14/9). Petugas patroli Bakamla pun sempat berdebat dengan petugas kapal patroli milik China itu.

Kepala Bakamla, Laksamana Madya TNI Aan Kurnia mengatakan, ketika KN Nipah 321 sudah mendatangi kapal patroli China, petugas memberitahu kapal itu lewat radio bahwa posisinya sudah berada di zona ekonomi eksklusif Indonesia.

Menurut dia, sebenarnya kapal itu diperbolehkan jika hanya melintas di kawasan tersebut. "Cuma kan masalahnya dia mengapung, lego jangkar, dan itu tidak boleh. Dia menyampaikan bahwa itu wilayahnya dia, yang masuk nine dash line. Kami bilang tidak, keliru, ini kan sesuai dengan aturan internasional, UNCLOS," katanya, ketika dihubungi lewat telepon oleh Tribun, Selasa (15/9).

Setelah terjadi perdebatan di radio, Aan menyatakan, kapal patroli China itupun keluar dari perairan Natuna Utara. Sejauh ini, sikap kapal patroli China itu terbilang kooperatif, meski sempat terjadi adu argumen dengan petugas patroli kapal Bakamla. "Kooperatif, hanya saling adu argumen saja di radio," jelas.

Aan menuturkan, tidak ada yang melakukan aksi unjuk senjata dari kedua belah pihak. Ia berharap hal itu tidak akan pernah terjadi lagi, mengingat hubungan baik pemerintah Indonesia dengan China.

Ia berharap hubungan kedua negara juga tidak terganggu dengan kejadian itu. "Tidak ada dong. Janganlah, kami harapkan kan tidak ada. Hubungan kita dengan China kan juga baik, ekonomi juga baik, jangan sampai terganggulah dengan kejadian itu. Kita harus tegas, tapi jangan sampai eskalasinya meningkat," ucapnya.

Aan mengungkapkan, hingga Selasa (15/9) sekira pukul 14.00, situasi di perairan Natuna Utara aman. Saat ini, ada dua kapal Bakamla operasi cegah tangkal 2020 di wilayah Zona Maritim Barat Bakamla masih berpatroli di perairan Natuna Utara.

Selain itu, dia menambahkan, ada pula kapal TNI Angkatan Laut yang juga mendukung operasi Bakamla di sana. Sejauh ini, ia berujar, pihaknya belum ada rencana menambah kapal patroli lagi di sana.

"Sementara belum. Cukup dua kapal di sana, kemudian Angkatan Laut juga ada. Kemarin kan saya juga berkoordinasi dengan Angkatan Laut untuk memback up dari jarak 2 mil di belakang, jadi kalau ada apa-apa dia bisa membantu," tandasnya. (Tribun Network)

Sumber: Tribunnews.com
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    AA
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2024 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved