Berita Nasional

Kritik Demokrasi di Indonesia, Amien Rais Cerita Kisah Firaun Melawan Nabi Musa

Mantan Ketua MPR RI Amien Rais kembali melontarkan kritikannya terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Editor: m nur huda
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Amien Rais di Rakernas V PAN yang digelar di Hotel Milennium, Tanah Abang, Jakarta, Sabtu (7/12/2019). 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Mantan Ketua MPR RI Amien Rais kembali melontarkan kritikannya terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Amien Rais menuding Jokowi sedang menjalankan politik otoriterisme dalam pemerintahannya.

"Masalah keempat, temanya adalah otoriterisme makin pekat. Indonesia di zaman Jokowi tidak sendirian dalam membanting demokrasi sehingga berubah esensi. Beberapa negara di Asia, Amerika Latin, dan Afrika menunjukkan kemiripan dalam menyelenggarakan pemerintahan yang demokratis pada awal mulanya tetapi tidak terlalu lama kemudian berubah jadi otoriterisme. Tak terkecuali Indonesia," ujar Amien Rais dalam video yang diunggah di akun Instagramnya @amienraisofficial, seperti dikutip Tribunnews.com pada Minggu (16/8/2020).

Mumtaz Rais Sudah Minta Maaf,Wakil Ketua KPK Serahkan Kelanjutan Kasus pada Polisi

Tentara AS Bentrok dengan Tentara Suriah, 1 Orang Tewas, Berawal dari Serangan Helikopter

Cerita Kopral Bakrie saat Belanda & Tentara Sekutu Mendarat di Tegal hingga Menggempur Yogya

Hanum Rais Bereaksi Soal Cekcok Mumtaz Rais dengan Wakil Ketua KPK, Tiap Perjuangan Ada Ujian

Hanya saja kata Amien Rais, praktik politik otoriterisme itu jauh lebih parah di Indonesia.

"Kita menyaksikan pada kuartal pertama ketika Jokowi menjadi presiden pada umumnya rakyat percaya akan ada perubahan signifikan bagi kehidupan rakyat Indonesia. Namun harapan itu cepat kandas. Mengapa?" jelasnya.

"Karena politik pencitraan terus saja dilakukan oleh Jokowi sambil terus melaksanakan janji-janji sosial, politik, ekonomi dan hukum yang terdengar merdu di telinga kebanyakan rakyat Indonesia. Dalam literatur politik Jokowi cukup lihai memainkan politik yang penampilannya itu demokratis tapi substansinya intinya otoriter," tegas Amien Rais.

Dalam perjalanan waktu, Jokowi menjalankan demokrasi liberal, karena kebebasan bicara, berpendapat dan berkumpul mulai dicurigai.

Namun gaya populis Jokowi, kata dia, banyak mengecoh rakyat. Ditambah lagi para pendukungnya mencitrakan Jokowi menjalankan demokrasi populis.

"Jokowi terbuai dengan puja-puji para pendukungnya. Para sycophants (penjilat) itu dapat meyakinkan mantan Walikota Solo yang terbaik di dunia itu bahwa dia memang benar-benar dicintai rakyat. Sampai batas yang sangat jauh dia yakin sehingga berani menyatakan "Aku adalah Pancasila," jelasnya.

Amien Rais menjelaskan, Jokowi memerlukan para sycophants atau penjilat dalam membangun otoriterisme.

"Untuk menopang persangkannya yang keliru itu Jokowi menemukan sejumlah penjilat yang memang diperlukan bilamana seorang pemimpin sedang membangun otoriterisme," paparnya.

Praktik demikian menurut dia, bukan saja di Indonesia. Tapi di negara lain seorang presiden atau pemimpin yang ingin menjadi seorang otokrat pasti memerlukan pendukung-pendukung yang sudah mematikan akal sehat.

Amien Rais pun mengisahkan cerita Firaun melawan Nabi Musa AS.

Saat itu Firaun menjanjikan posisi penting bagi para pendukungnya, jika berhasil memberikan kemenangan baginya.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    AA
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2024 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved