Berita Semarang
2 Pria Batang Ini Kompak Salahkan Corona, Alasan Utama Dirinya Jadi Maling di Kota Semarang
Kehilangan pekerjaan saat pandemi virus Corona menjadi alasan Mudiyono (35) dan Kunarto (39) bergabung ke komplotan maling.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pusing lantaran kehilangan pekerjaan saat pandemi virus Corona menjadi alasan Mudiyono (35) dan Kunarto (39) bergabung ke komplotan maling spesialis pembobol toko pimpinan Tasuri (60).
Komplotan tersebut berasal dari wilayah pantura Kabupaten Batang.
Mudiyono mengaku, bergabung ke komplotan tersebut lantaran terdesak kebutuhan keluarga.
• Nasib Babinsa Pengungkap Rahasia TNI Gadungan 12 Tahun
• 9 Tahun Merantau di Amerika, Suami Pulang Bacok Istri: Uang Kiriman Rp 35 Juta Sebulan Jadi Kotoran
• KIT Batang Butuh Ribuan Pekerja, Pengangguran Lulusan SMA Silakan Daftar Kerja ke Pak Kades
• Lettu Inf Gunawan Grup 3 Kopassus Meninggal saat Bertugas di Papua, Jenazah Dimakamkan di Demak
Ia pun nekat ikut komplotan maling yang beraksi di Kota Semarang.
"Aksi pencurian kami lakukan rata-rata seminggu sekali, setiap berhasil melakukan pencurian saya dapat uang Rp 1 juta dari Pak Tasuri," kata kuli bangunan ini kepada Tribunjateng.com, Rabu (5/8/2020).
Mudiyono menyebut, sudah pernah melakukan aksi pembobolan toko di Semarang sebanyak 10 kali.
Namun berhasil menggasak barang curian sebanyak tiga kali.
Masing-masing di toko sembako dan bengkel di wilayah Tembalang serta toko gitar di Kecamatan Banyumanik.
"Saya bertugas mengambil barang di dalam toko dan memasukannya ke dalam mobil," ungkapnya.
Dia menjelaskan, peran di komplotannya mulai dari Tasuri (60) yang menentukan toko sasaran, mencari mobil dan menjual hasil barang curian.
Pelaku Buhari (50) bertugas membobol toko dengan alat linggis maupun gunting besi.
Selanjutnya, Kunarto (39) berperan sebagai driver.
"Kami selalu beraksi pada waktu dini hari," jelasnya.
Sementara Kunarto mengatakan, baru pertama kali bergabung dengan komplotan tersebut.