Prakiraan Cuaca

Langit Berawan Hanya di Gunungpati Semarang, Begini Prakiraan Cuaca Semarang Minggu 2 Agustrus

BMKG melalui Stasiun Meteorologi kelas II Ahmad Yani Semarang mengeluarkan prakiraan cuaca di wilayah Kota Semarang pada Minggu (2/8/2020) hari ini.

Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: m nur huda
Tribun Jateng/Hermawan Handaka
Petugas BMKG Stasiun Klimatologi Semarang melakukan pengecekan alat pemantau cuaca, Rabu (28/8/2019). BMKG memprediksi awal musim hujan 2019/2020 di wilayah Jawa Tengah terjadi pada bulan November 2019. Namun, sebagian kecil paling awal (Dasarian I) terjadi bulan Oktober 2019 di wilayah Kabupaten Brebes, Tegal, Pemalang, Banyumas, dan Purbalingga. Untuk Dasarian II terjadi pada pertengahan Desember 2019. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - BMKG melalui Stasiun Meteorologi kelas II Ahmad Yani Semarang mengeluarkan prakiraan cuaca di wilayah Kota Semarang pada Minggu (2/8/2020) hari ini.

Dari keterangan Forecaster BMKG Kelas II Ahmad Yani Semarang Arif Nurhidayat, langit pada umumnya akan cerah-cerah berawan.

Sementara itu laman resmi prakiraan cuaca memperlihatkan langit bakal cerah di seluruh wilayah pada sepanjang hari, kecuali wilayah Gunungpati yang berawan pada sekitar pukul 16.00 WIB.

Angin berhembus dari arah timur menuju barat daya dengan kecepatan 10-25 kilometer per jam.

Untuk suhu udara berkisar antara 25-33 derajat Celcius.

Sedangkan kelembapan udara berkisar antara 45-75 persen.

Penting diketahui, sebagian besar Kota Semarang diprakirakan sudah memasuki musim kemarau pada Mei Dasarian II 2020 (tanggal 11-20) atau pertengahan Mei 2020 lalu.

Sedangkan, wilayah tenggara Kota Semarang sudah mulai memasuki masa musim kemarau pada Mei Dasarian I atau awal Mei 2020 lalu.

Hal itu diketahui dari akun Twitter resmi @bmkg_semarang melalui ilustrasi gambar prakiraan awal musim kemarau di Jawa Tengah.

Untuk wilayah Jawa Tengah sendiri sudah memasuki masa musim kemarau pada Mei 2020 lalu.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Semarang Iis Widya Harmoko mengatakan bahwa menjelang dan pada puncak musim kemarau, langit pada umumnya cerah atau hampir tidak ada awan pada sepanjang hari.

Kondisi tersebut menyebabkan energi matahari tidak banyak mengalami halangan untuk masuk permukaan bumi sehingga suhu pada siang hari menjadi terasa lebih hangat.

“Beberapa hari belakangan (langit) hampir tidak ada awan, clear.
Ketika tidak ada perawanan, energi masuk tanpa menghalangi sehingga udara terasa panas dan kering,” ungkapnya ketika dihubungi Tribunjateng.com, Minggu (26/7/2020) siang.

Sedangkan, lanjutnya, pada malam hari energi yang diserap akan dilepaskan kembali langit dan bisa berlangsung lebih maksimal karena langit yang cerah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    AA
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2024 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved