Sapardi Djoko Damono Meninggal Dunia, Maudy Koesnaedi Ungkap Mendiang Seperti Seorang Bapak

Diterbitkan:


Sapardi Djoko Damono - Maudy Koesnaedi © Instagram.com/maudykoesnaedi

Kapanlagi.com - Penyair Sapardi Djoko Damono baru saja meninggal dunia di usia 80 tahun pada Minggu (19/7). Kabar meninggalnya tersebut disampaikan Maudy Koesnaedi di Twitter pribadinya.

"Selamat Jalan Pak Sapardi Djoko Damono.. Terima kasih sudah menjadi guru, mengajari banyak hal melalui karyamu. Karya-karyamu menemani banyak waktu ku.. Selamat istirahat Pak.. tenang damai di sana.. Doaku mengiringi," tulis Maudy Koesnaedi. 

Seperti yang diketahui kalau Djoko merupakan sastrawan ternama di Indonesia. Maudy pun mengungkapkan bela sungkawa sekaligus pujiannya untuk mendiang Sapardi Djoko Damono.

1. Foto Kebersamaan Mereka

Dalam fotonya di Instagram, Maudy tampak tersenyum cerah sembari memeluk pundak sang penyair. Pemeran Zaenab di film SI DOEL THE MOVIE ini mengungkapkan kalau mendiang Djoko sudah seperti seorang bapak baginya.

"Eddy (suami Maudy) duduk diam di sebelahku mendengarkan ceritaku tentang bagaimana karya-karya beliau mengajariku banyak hal, membuka wawasan dan menemani banyak waktuku di masa sepi sedih dalam perjalanan hidupku. Betapa karyanya begitu dekat hingga ku anggap seperti Bapak bukan hanya sebagai Guru," tulisnya.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Kagum kepada Beliau

Lebih lanjut, Maudy juga mengatakan betapa dirinya kagum dengan Sapardi Djoko Damono. Ia pun bersyukur bisa mengenal dengan baik penyair ternama tersebut.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram

Pada Suatu Hari Nanti. Sapardi Djoko Damono. . Dan hari itu telah tiba ???????????????????? “Don’t be sad that he is gone. Be happy that he was here” Itu yang dikatakan @eddy_mm saat menghiburku yang sedari pagi tersedu-sedu menerima berita duka itu. Eddy duduk diam disebelahku mendengarkan ceritaku tentang bagaimana karya-karya beliau mengajariku banyak hal, membuka wawasan dan menemani banyak waktuku di masa sepi sedih dalam perjalanan hidupku. Betapa karyanya begitu dekat hingga ku anggap seperti Bapak bukan hanya sebagai Guru. Ku jelaskan bahwa aku mengenal beliau saat kuliah di fakultas Sastra UI. Ikut terlibat dalam pementasan musikalisasi dan beberapa pembacaan puisi beliau. Betapa kekaguman dan hormatku kepada beliau membawa rasa kehilangan yang begitu dalam. Eddy benar, seharusnya aku tidak menangisi Bapak yang telah tertidur dengan tenang. Tapi bersyukur diberi kesempatan mengenal Pak Sapardi Djoko Damono yang telah memberi banyak lebih dari yang beliau tau. Terima kasih Pak. Doaku mengiringimu

Sebuah kiriman dibagikan oleh Maudy Koesnaedi (@maudykoesnaedi) pada 19 Jul 2020 jam 6:51 PDT

"Betapa kekaguman dan hormatku kepada beliau membawa rasa kehilangan yang begitu dalam. Eddy benar, seharusnya aku tidak menangisi Bapak yang telah tertidur dengan tenang. Tapi bersyukur diberi kesempatan mengenal Pak Sapardi Djoko Damono yang telah memberi banyak lebih dari yang beliau tahu," tutupnya.

3. Panutan Literasi Indonesia

Sebagai seorang penyair, Sapardi Djoko Damono dikenal sebagai salah satu panutan di dunia literasi Indonesia. Beberapa karyanya seperti syair, novel, dan karya sastra lainnya pun sudah tersebar di beberapa negara. 

Beberapa karya-karyanya yang terkenal antara lain, Hujan Bulan Juni (1991), Ayat-Ayat Api (2000), Pada Suatu Hari Nanti (2013), dan dua novel terbarunya yang rilis di tahun 2017 dan 2019, yakni Pingkan Melipat Jarak dan Sepasang Sepatu Tua.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

Rekomendasi
Trending