Wabah Virus Corona
Anggap Penanganan Covid-19 Proyek Memperkaya Dokter, Pasien Menolak Dinyatakan Positif dan Diisolasi
Di kalangan masyarakat beredar tudingan dokter dan tenaga medis mendapatkan keuntungan besar dari penanganan virus corona Covid-19.
TRIBUNJATENG.COM, PAMEKASAN - Upaya penanganan virus corona Covid-19 di Kabupaten Pamekasan tak berjalan mulus.
Di kalangan masyarakat beredar tudingan dokter dan tenaga medis mendapatkan keuntungan besar dari penanganan virus corona Covid-19.
Itulah yang membuat banyak warga menolak disebut terpapar virus corona meski telah dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan tes swab.
• Mendadak Hujan di Jawa Tengah Dampak Fenomena Alam Aphelion? Ini Jawaban BMKG
• Ini Alasan Ketua Gangster Sukun Stres Semarang Hantam Kepala Korban dengan Batu: Saya Salah Sasaran
• Pak RT Semarang Heran dengan Perempuan yang Ditangkap Densus 88, Awal Jual Sembako Hingga Buka Pijat
• Sebelum Melahirkan Anak Kelima, Zaskia Adya Mecca Berantem dengan Orangtua hingga Tak Bicara 2 Pekan
Ketua Satgas Penanganan Pasien Covid-19 RSUD Smart Pamekasan Syaiful Hidayat menjelaskan, tudingan itu berdampak kepada penanganan pasien di rumah sakit.
Menurutnya, terdapat beberapa pasien positif Covid-19 menolak diisolasi di rumah sakit.
Pasien dan keluarga tetap menolak meski telah ditunjukkan hasil tes swab yang menyatakan positif Covid-19.
Bahkan, pasien langsung marah saat dinyatakan positif Covid-19.
Mereka mengatakan virus corona adalah proyek dokter untuk meraup keuntungan.
"Kami dimarahi kalau memvonis pasien corona.
Mereka juga menolak untuk isolasi karena corona dianggap proyek untuk memperkaya dokter," kata Syaiful kepada Kompas.com, Senin (6/7/2020).
Prihatin dengan tudingan itu
Menurut Syaiful, tudingan seperti itu terus disebarkan melalui media sosial secara masif dan berantai.
Tudingan seperti itu tidak hanya dilakukan oleh masyarakat awam, namun masyarakat yang berpendidikan.
Orang yang tinggal di perkotaan, kata Syaiful, juga ikut terpengaruh dengan tudingan tersebut.