PIKIRAN RAKYAT – Suasana hangat terasa di Gedung Inkanas, Baleendah, Kabupaten Bandung, Rabu, 19 Februari 2020.
Meski hari sudah petang, anak-anak dan para ibu masih asyik berkumpul dan mengobrol di halaman depan gedung.
Tawa mereka pecah saat menyaksikan seorang anak kecil yang kesulitan turun dari bak mobil pick-up yang dinaikinya sendiri.
Baca Juga: Setelah Lebih dari Dua Dekade, Pelaku Pembunuhan Seorang Anak Baru Ditemukan
Hiburan kecil itu mungkin sangat berarti di tengah kondisi serba sulit yang sedang menerpa mereka.
Sejak Kamis, 13 Februari 2020, Gedung Inkanas Baleendah dijadikan tempat mengungsi oleh warga Kelurahan Andir, Baleendah, yang terdampak banjir.
Sebanyak 221 kepala mengungsi di dalam satu ruangan gedung.
Baca Juga: Imbas Longsor, Kendaraan Gelombang II Diimbau Tak Ambil Sisi Kiri di Tol Cipularang KM 188+800
Teti adalah salah satu di antara para pengungsi itu. Sepanjang hidupnya, ia sudah merasakan puluhan kali mengungsi akibat banjir.
"Paling parah tahun 2010. Waktu itu saya mengungsi sampai dua bulan lamanya karena air tak surut-surut. Itu kayaknya banjir terbesar yang pernah saya alami," ujar Teti yang merupakan warga Cigosol, Kelurahan Andir, Baleendah tersebut.