kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasang harga miring untuk jerat pelanggan gorden (2)


Sabtu, 20 Oktober 2018 / 06:40 WIB
Pasang harga miring untuk jerat pelanggan gorden (2)


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Pasang surut dalam berdagang sudah menjadi hal biasa bagi setiap pemilik usaha. Adakalanya penjualan sepi, namun di lain waktu mereka menangguk omzet berlipat-lipat. Tidak terkecuali para penjual gorden di kawasan Cipadu, Larangan, Tangerang ini.  

Seperti banyak pedagang lainnya, waktu menjelang hari raya Idul Fitri menjadi momen untuk menggenjot penjualan. Sebab, pada saat seperti ini, permintaan biasanya meningkat. Termasuk, pesanan gorden. 

Banyak pemilik rumah yang ingin mengubah suasana dengan menampilkan gorden baru. Satu hingga  dua bulan sebelum Lebaran,  konsumen pun mulai ramai berburu gorden baru. 

Isno, pemilik Mandiri Antik mengamini hal tersebut. "Saat Lebaran lalu, penjualan naik sekitar 40% dari bulan biasanya," ungkap dia kepada KONTAN, Senin (15/10). Saban hari, minimal ada satu sampai dua pengunjung di tokonya. 

Meski permintaan tinggi, dia tidak lantas menaikkan harga jual gorden. Isno tetap mempertahankan harga supaya pelanggan tak lari ke  penjual gorden lainnya. 

Usai Lebaran, penjualan akan mulai menurun. Saat itu, dia hanya mengandalkan pesanan dari para kontraktor dan desainer interior. Biasanya, kontraktor tak datang langsung ke toko. Mereka hanya menghubunginya lewat telepon, lalu Isno yang akan datang, membawa contoh kain gorden dan melakukan pengukuran ke rumah konsumen. 

Strategi ini menjadi solusi saat gerainya sepi. Asal tahu saja, tidak jarang dia harus gigit jari lantaran tidak ada satu pun konsumen datang. 

Koleksi gorden premium menjadi produk paling dicari. Maklum, gorden jenis itu sering dipakai di properti elit di kawasan Jakarta Selatan. 

Senada dengan Isno, Ahmad, Pemilik Kharisma Jaya Abadi juga mengatakan, waktu paling ramai menjual gorden adalah sebulan sebelum Lebaran. Pada masa-masa itu, penjualan gordennya akan naik sampai 40%. 

Untuk memenuhi seluruh permintaan konsumen, dia memasok bahan gorden sejak jauh-jauh hari. Bahkan, Ahmad tidak segan-segan memberikan potongan harga untuk gorden desain tertentu. 

Dia pun membuka tokonya dari pukul 09.00 WIB sampai 20.00 WIB atau lebih bila masih ada konsumen yang berkunjung. Sedangkan, pada hari biasa, Ahmad akan menutup tokonya sekitar pukul 17.00 WIB. 

Selain itu, dia juga menerima jasa cuci gorden khusus untuk pelanggan setia. Jasa cuci gorden ini menjadi upaya membuat pelanggan senang dan tidak beralih kepada penjual lainnya. 

"Lagipula karena beli gordennya disini (toko miliknya), jadi kami tahu bahannya dan berani mencucinya, kalau tidak kami takut gorden rusak," jelasnya. 

Tarif jasa cuci gorden ini bervariasi, tergantung ukuran  dan jenis kain gorden. Rata-rata, dia mengenakan biaya mulai dari Rp 300.000 sampai Rp 500.000 per pelanggan. Waktu pengerjaannya pun memakan waktu sekitar satu minggu.  

Lainnya, untuk mengundang konsumen baru datang dia menggunakan media sosial seperti Instagram dan Facebook. Dia mengunggah koleksi barang sekaligus mengedukasi konsumen soal material dan kualitas.

Sayang, upaya promosi ini belum mampu menjaring konsumen luar kota. Namun, Ahmad tidak ambil pusing. Sebab, pembelian gorden cukup rumit, karena harus melakukan pengukuran di lokasi.                                      

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×