Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tentang Junaidi Syam alias Jonkobet

Junaidi Syam alias Jonkobet

Nama : Junaidi Syam, S.Sn, M.A
Alias : Jonkobet
TTL : Bangkinang, 22 Juni 1974
Alamat : Jl. Kancil, Pasirpengarayan

Basic akademik :
S1 | Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Fak. Seni Rupa, Jur. Disain Komunikasi Visual (2003)
S2 | Universitas Gadjah Mada, Fak. Ilmu Budaya, Jur. Antropologi Budaya (2011)

Ayah bernama H. Syamsul Bahri (Sam Onik) bin Mungkah Sri Marajo bin Majo Omeh Pundil (l. Pasirpengarayan; 19 September 1945 - w. 29 September 2017). Di masa hidupnya adalah seniman, pelukis, pematung, pemusik, pemain dan penulis naskah drama, dan mengajar sebagai guru di tingkat sekolah dasar. Lahir dari seorang ibu Zaidar binti H. Tholib (l. Pasirkotabaru; 1950 - w. 11 Maret 2005). Istri; Isabella binti Hasanuddin beroleh empat anak; 1)Thoriq Fatihassalam (Bangkinang, 2004), 2) Khofiyya Shohifah (Pasirpengarayan, 2006), 3) Heydarani Maysuri (Pekanbaru, 2013), 4) Silmy Dzarriyah (Pekanbaru, 2016).

Jonkobet mengenal seni rupa (menulis menggambar, melukis; patung; kerajinan tangan; janur dll) dari sang ayah sejak duduk di bangku TK/SD. Terbiasa mengikuti lomba lukis sejak SD dan MTQ cabang khoth Alquran hingga ke tingkat Propinsi (1992-1997). Belajar kaligrafi pada Ustad Miftahul Khoir di Pondok Pesantren Khalid bin Walid Pasirpengarayan. Wilayah seni khoth Al-‘Arobiyah cukup akrab dan tidak asing bagi Junaidi Syam.

Pernah menempuh studi di Fakultas Teknik jurusan Arsitektur di Universitas Lancang Kuning (1993-1996), dipastikan pengalaman itu memberi impuls dalam seni berkesenian selanjutnya.

Berawal dari publikasi kartun, komik, dan komik strip berseri di Riau Pos (sejak tahun 1993). Seterusnya pernah Juara III Lomba Cergam, Dewan Kesenian Riau (Pekanbaru, 1 Oktober 1996); juara I Lomba Kartun Sosro (Yogyakarta, 28 Oktober 1997); juara I Lomba Karikatur Jurnalistik Universitas Soedirman (Purwokerto, 15 Desember 1998); juara Utama Nasional, Lomba Cipta Ilustrasi Buku Cerita Anak-anak Dongeng Nusantara I (Jakarta, 28 Juli 1999); juara II Lomba Disain Kaos Oblong Millenium (Yogyakarta, 28 Oktober 1999); meraih Student Awward in Creative Greeting Card Competition (Jakarta, November 1999); juara IV Sayembara Komik Nasional (Jakarta, 5 Februari 2000); juara I Lomba Disain Logo Kab. Rokan Hulu (Pasirpengarayan, 17 April 2000); juara III Sayembara Komik Nasional (Jakarta, 9 Februari 2001); juara I Sayembara komik Nasional Kemendikbud Pusat (Jakarta, 3 Januari 2002); juara I dan juara II Lomba Sketsa Pekanbaru Heritage (Pekanbaru, 2011) dll.

Pengalaman pameran pertama pada Pameran Tunggal Ilustrasi, inisiator Lembaga Kajian Budaya Melayu Hang Tuah, ASPURA Yogyakarta (Yogyakarta, 1997). Selanjutnya; Pameran pada Festival Kesenian Indonesia I (6-11 maret 1999, Yogyakarta); Pameran Kartun, IKIP Unsoed, Malang, (Jatim., 1999); Pameran Ilustrasi, Galeri Nasional Indonesia (28 Juni - 5 Juli 1999, Jakarta); Pameran Rambu Unjuk Gigi, Bentara Budaya, (Yogyakarta, 12-19 Oktober 2000); Exhibition Cartoons & photos Undercover, di T.T.I nv host, (Belgia, 29 Januari - 28 Februari 2001); Pameran Komik, PPHUI - Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail (Jakarta, 9-16 februari 2001); Pameran Print Making In The Future, Cemeti Art Gallery (Yogyakarta, 4-28 Mei 2001); Pameran Kabinet Komik Indie, Gelaran Budaya (Yogyakarta, 24-31 Mei 2001); Pameran Kartun dan Ilustrasi, Bandar Seni Raja Ali haji (Pekan baru, 1-9 September 2001); Pameran KMDGI 4, Kriyasana Mahasiswa Disain Grafis Indonesia (Yogyakarta, 12-19 Desember 2001); Pameran Sign bersama Young Designer France, Cemeti Art Gallery (Yogyakarta, 1-21 Agustus 2002); Exhibition Cartoons & photos Undercover Hygiene, Expodroom, Kanaal Noord 1167 (Belgia, 7 Februari - 1 Mei 2003); Pameran Bentang Karya Seni Lukis Grafis Komputer se-Riau (Pekanbaru, 2003); Pameran Grafis, Bandar Serai (Pekanbaru, 2004); Pameran Photo Festival Budaya Melayu, Bandar Serai (Pekanbaru, 2008); Pameran Tunggal Photografi Ekspedisi Kebudayaan 4 Sungai, Universitas Riau (Pekanbaru, 2008; Pameran dan Demo Jaringan Seniman Riau, Bandarserai (Bandar Seni Raja Ali Haji, Pekanbaru, 29 November, 2008); Stand Pameran Terbaik I, pada Riau EXPO (Pekanbaru, 2009); Pameran Kebudayaan Melayu (Bengkalis, 25-31 Juli 2009); Pameran Tun Kopi, (Pekanbaru, 24 - 30 September 2016); Pameran Kaligrafi: Populasi Aksara (Pekanbaru, Gedung Graha Pena, 21 Desember 2016 - 27 Januari 2017): Desainer monumen Nasional, Tugu Integritas memperingati hari anti korupsi Nasional, Pekanbaru, Riau (9 November 2016); Desainer relief Benteng Tuanku Tambusai, Daludalu, Pasirpengarayan (2016).

Ekshibisi Menggambar Tujuh Hari Tujuh Malam, kompleks Bandar Seni Raja Ali Haji Pekanbaru, rekor endurance terlama MURI, Museum Rekor Indonesia (Pekanbaru, 1-9 September 2001.
Mendapat anugerah Sagang kategori buku pilihan terbaik (Pekanbaru, 1 Nopember 2007); anugerah Sagang untuk kategori Karya Penelitian Budaya Pilihan (Pekanbaru, 28 November 2014); nominasi anugerah Sagang Kecana kategori Karya Penelitian dan budayawan (2015); nominator Seniman/Budayawan Pilihan Sagang (2016); anugerah Sagang, Seniman/Budayawan pilihan Sagang (Pekanbaru, 29 Desember 2017); anugerah Seni dan Budaya untuk Tokoh dan Pelaku Seni Budaya se-Provinsi Riau, sebagai “Pemangku Prestasi Seni Rupa”, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau (Pekanbaru, 25 November 2016).

Aktif melakukan penelitian independen (ekspedisi kebudayaan) maupun kerjasama dengan berbagai institusi dan telah menerbitkan tulisan publikasi serta buku; Ensiklopedia; Trombo Rokan. Taslim F gelar Datuk Mogek Intan & Junaidi-Syam, Garasibumy (1997); Tim peneliti dan penyusun, Ensiklopedia Kebudayaan Melayu Riau, Pusat Penelitian Kebudayaan dan Kemasyarakatan, Universitas Riau (Pekanbaru, 2012); Teromba Tambusai, Dinas Pariwisata Kab. Rokan Hulu (Pasirpengarayan, 2012); Sejarah Kerajaan Lima Luhak di Hulu Sungai Rokan, Dinas Pariwisata Kab. Rokan Hulu (Pasirpengarayan, 2012); Caro dan Cakap Adat Nikah Kawin Luhak Rambah bersama Taslim F gelar Datuk Mogek Intan dan Yayasan Sahrudin, Lembaga Kerapatan Adat Melayu Rokan Hulu (Pasirpengarayan, 2013); Tiga Lorong; teguh berdiri di persimpangan riuh dan ramai, Unri Press (Pekanbaru, 2013); Cerita Rakyat Rokan Hulu, Dinas Pariwisata Kab. Rokan Hulu (Pasirpengarayan, 2013); Benda Cagar Budaya Rokan Hulu; (Data base) Dinas Kebudayaan & Pariwisata, Kab. Rokan Hulu (Pasirpengarayan, 2015);

Judul tulisan; 1) Membaca Ragam Hias Melayu, 2) Peradaban Pra Kolonial dalam Kumpulan Makalah Program Penyerapan Guru Kanan Singapura (2015); Struktur Waktu Religius dalam Kebudayaan Melayu Sungai Rokan, Sosiologi Agama Jurnal Ilmiah Agama dan Perubahan Sosial, Vol 6 No I Jan-Juni 2014, IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta (2015); Gelanggang Budaya Melayu, sempena ulang tahun ke-70 UU Hamidy, Bilik Kreatif Press, Pekanbaru (2013); Anak Yang Diterbangkan Kutu, PT Intan Pariwara (Klaten, 1999); Komik, Mat Ali Cinta dan Perjuangan, Balai Pustaka, (Jakarta, 2000); Komik dalam terbitan kompilasi ‘Kampungan’, (Jakarta, 2011); Buku Ajar TK Riadusholihin, Aku Anak Sholeh, Pustaka al-Akhrom (Pasirpengarayan, 2013).

Buku penelitian unpublish; Surat Teromba Pagaruyung dan Syiri Maharaja Diraja (2014); Sejarah Maharajo; kanon sejarah Melayu (2015); Temuan Aksara Melayu Kuno dalam inskripsi, hasil penelitian di Kampar, 2008 - 2015; Talang Mamak Tiga Balai, hasil Ekspedisi Kebudayaan 4 Sungai, 2013; Tiga Lorong; tumpuan, arus, dan mitos, bersama Elmustian Rahman (2013); Popeh Ramo; Rokan Lapidoptera, Yusri Syam (alm.) & Junaidi Syam (Pasirpengaraian, 5 Syawal 1436 H); Mengharungi Sungai Rokan; merangkai manik-manik berserakan, dalam Ekspedisi Kebudayaan 4 Sungai, tahap I Sungai Rokan (Pekanbaru, 21 Januari - 9 September 2008); Arsitektur Tradisional Melayu Rokan Hulu, Dinas Pekerjaan Umum, Pemukiman, dan Prasarana Wilayah (Rokan Hulu, 2005); Penelitian Ragam Hias Rokan Hulu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Rokan Hulu, 2005); Memahami Ragam Hias Melayu Sungai Rokan, hasil penelitian Anasir Rupa dan Bentuk, (Pasirpengarayan, 2008); Komik Padi Yang Menangis (2002); Komik Perjuangan Tijger van Rokan; Tuanku Tambusai (Pasirpengarayan, 1992); Cerita anak, Hikayat si Mencol dalam bahasa Melayu Rambah (Pasirpengarayan, 2016); Kaidah Tapak Lapan, dalam konsep asli Melayu; kajian etnologi dan tafsir simbolik (2012); Naga Melayu; ciri khas simbolik negara dari lautan (2011 & 2014); Morfologi, etimologi, dan geneologi bahasa Melayu Sungai Rokan (2015); Kajian inskripsi pada empat Surat Batu Srivijaya; pembacaan ulang (2013); Kajian Visual Aksara Semitik Arab, Sinai, Ibrani, Incung, dan Batak; membantah teori aksara tertua dunia (2013); Temuan Aksara Kuno Melayu dalam Inskripsi (2015); Koreksi ulang atas kajian historiografi Kronik pelayaran China, Arab, dan Eropa; penetapan toponimi negeri-negeri dan kerajaan Sumatera (2014); Kronik Pelayaran Eropa Abad ke-1 Masehi; Kajian ulang atas manuskrip Periplus Maris Erythræi; membantah hasil penelitian historiografi para pendahulu (90% finish, 2013-2014); Sosiologi Masjid di Sumatera, Jawa, Tanah Semenanjung, Singapura, dan Thailand (2015- sekarang); Kitab Bumi; kajian visual sejarah peradaban umat manusia (2016); Penulisan dan pengkajian mendalam Taurat Ibrani Orthodox dalam bahasa Melayu (2016); Sejarah asal usul bangsa Melayu (2013 - 2017).

Tentang Jonkobet
oleh : Ambar B. Arini

junaidi syam jonkobet khoth jawi
Mengenal Jon Kobet bagi saya seperti menemukan ensiklopedia yang menampung begitu banyak informasi, ketimbang buku teori kebudayaan Melayu yang kering dan njelimet, melalui Jon Kobet peta perjalanan dan perkembangan kehidupan kesenian dan kebudayaan di tanah melayu ini seperti membentang luas terang-benderang di hadapan saya. Hal ini tidak saja memberikan begitu banyak pemahaman kepada saya tentang dinamika sejarah perkembangan serta kehidupan budaya Melayu, akan tetapi sekaligus memberi gambaran serta pemahaman kepada saya akan latar belakang dari sikap berkesenian yang diambil Jon Kobet.

Mengenal Jon Kobet seperti memasuki wilayah kemanusiaan tanpa batas, konsistensinya akan laku hidup mengakar kuat, karakternya seolah bersenyawa sampai kepada wujud dan perilaku yang memberikan gambaran sebagai seorang panutan. Begitupun olah karyanya, dimana pencapaian artistik dan estetikanya menjadi bagian inheren dengan kemanusiaannya, artinya antara karya dan manusianya ada keterkaitan yang erat dan ini terlihat langsung dalam kehidupan kesehariannya. Melalui Jon Kobet, begitu banyak penyadaran akan pentingnya peran serta seniman dalam memberikan kontribusi pada masyarakat dan perkembangan seni dan budaya sebagai prasyarat utama.

Mengenal Jon Kobet seperti menemukan seniman yang multi talented dan unik, seorang arsitek, senirupawan, budayawan, peneliti, designer, grafikus, komikus dengan bukti prestasi yang tak terhitung, seorang yang suka berpikir dan kegelisahannya selalu memunculkan dan memperkenalkan ide-ide baru yang tak tersentuh oleh yang lainnya, dan mampu dipertanggungjawabkannya dengan fasih dan otentik.

Dari banyak perbincangan dengannya saya menangkap bahwa otoritas wilayah personal yang dimasukinya sekaligus ia jaga dengan sangat ketat tanpa kompromi, yang bagi banyak kawan-kawan seniman dan budayawan maupun segenap yang dikenalnya, dianggap sangat menentang arus, kolot, gila dan kaku, padahal sesungguhnya mengarah pada prinsip eksistensialisme murni sebagai orang Melayu yang meletakkan bahwa semua eksistensi adalah kenyataan karena adanya Petunjuk Alquran dan hadist. Sehingga semua hal yang dilakukannya selalu diarahkan menuju jalan hidup yang patut dan pantas menurutnya. Menganyam menjalin dan memilin kebaikan setiap saat.

Sebuah paradoks yang menimbulkan rasa penasaran pada diri saya untuk mengungkap misteri di balik sikapnya yang terasa amat ganjil dan sangat menarik tersebut. Karena itu, dalam perspektif ini, intensitas hubungan saya dengan Jon Kobet hampir sepenuhnya berlangsung dalam rangka mengurai rasa penasaran tersebut; Dan perlahan tapi pasti saya sudah menemukan jawabannya atas pilihan yang saya ambil dengan bekerjasama dan mengkurasi karya-karyanya.


RiauMagz.com