kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tak perlu tiang rambatan, lada perdu lebih efisien


Minggu, 29 April 2018 / 12:10 WIB
Tak perlu tiang rambatan, lada perdu lebih efisien


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Lada merupakan salah satu jenis rempah yang membuat nama Indonesia dikenal sekaligus menjadi rebutan di jaman penjajahan. Sebab, dulu, rempah merupakan salah satu bahan pengawet makanan. Kini, selain menjadi bumbu masak, tanaman dari famili Piperaceae ini juga menyimpan manfaat bagi kesehatan, seperti, mengobati impotensi, rematik dan malaria. 

Belakangan, lada kembali naik daun karena adanya jenis lada perdu. Tanaman ini banyak dicari karena petani tidak perlu lagi menyediakan batang untuk merambat. Selain itu, bentuknya yang rimbun dan bisa ditanam dalam pot cocok sebagai tanaman hias di halaman.  
 
Endro Sulistyo, petani lada perdu asal Purwokerto, Jawa Tengah mengatakan, tak sedikit konsumen yang mencari tanaman ini untuk menjadi tanaman hias. Selain itu, banyak juga lembaga swasta dan pemerintah yang juga memburu bibit lada perdu untuk proyek pertanian. Setiap konsumen dapat memesan puluhan hingga ribuan bibit lada perdu. 
 
Endro menjual bibit lada perdu mulai dari Rp 10.000 (enam bulan) sampai Rp 150.000 (satu tahun dan siap panen). Sayangnya, dia enggan menyebutkan total omzet saban bulannya. 
 
Menggunakan media sosial untuk promosi, Endro bisa merangkul konsumen dari berbagai daerah, seperti Aceh, Palembang, Bangka Belitung, dan daerah lainnya. Untuk pengirimannya, dia memilih menggunakan kargo pesawat. "Karena waktu tempuhnya lebih singkat," jelas Endro.  
 
Ia membudidayakan lada perdu sejak 1999, bersama sang ayah. Kini dia mempunyai ribuan bibit lada siap jual dan 2.500 pohon indukan siap panen. 
 
Dibanding lada pada umumnya, lada perdu juga lebih unggul. Buah ladanya bisa dipanen setiap minggu tanpa melihat musim. Karena tinggi peminat, laki-laki berusia 28 tahun ini menilai prospek usaha pertanian lada masih bakal bagus hingga tahun-tahun kedepan. 
 
Petani lada lainnya, Jumeri Supriyono asal Purwoketo, Jawa Tengah juga mengatakan, lada perdu mulai menjadi primadona kalangan petani sekitar tiga tahun lalu. Bahkan, sampai sekarang masih ramai yang mencari bibitnya.
 
Sebab, dengan tak perlunya tiang untuk merambat, penanaman lada perdu ini lebih efisien. Petani tak perlu menyiapkan tiang.  
 
Hampir sama dengan sebelumnya, konsumennya didominasi para petani. Sekali pesan dapat mencapai 1.000 sampai 2.000 bibit. Untuk harganya dibandrol Rp 5000 per polibag dengan umur tiga bulan.  
 
Supriyono memilih mengirim bibit lada perdu menggunakan angkutan darat. Meski pengiriman juga menjangkau Sumatra. Bila tanaman rusak, dia memberikan garansi dengan mengirimkan tanaman baru.

Kunci penanaman lada perdu tidak suka banyak air

Tak adanya lahan yang cukup luas untuk bercocok tanam, tak jadi masalah jika Anda ingin menanam lada perdu. Tanaman ini bisa ditanam di pot.  
 
Namun, bercocok tanam lada perdu gampang-gampang susah. Curah hujan tinggi dan genangan air merupakan musuh besarnya.  Endro Sulistyo, petani lada asal Purwokerto, Jawa Tengah mengatakan, genangan air disekitar tanaman bisa membuat akar membusuk dan tanaman mati. 
 
Sehingga, model tanam dengan membuat gundukan tanah setinggi satu meter dilengkapi dengan drainase air dibawahnya menjadi pilihan tepat. Diatas gundukan dapat diberikan plastik agar tanah tidak langsung terkena oleh air.
 
Lantaran tak suka banyak air, proses penyiramannya dapat dilakukan tiga hari sekali. Untuk membantu proses fotosintesis, tanaman ini membutuhkan sinar matahari sekitar 75%. 
 
Proses pemupukannya cukup dilakukan tiga bulan sekali, menggunakan pupuk organik yang terbuat dari kotoran kambing yang sudah menjadi tanah. 
 
Laki-laki berusia 28 tahun ini juga menjelaskan, penanaman lada perdu di pot,  media tanamnya terdiri dari campuran sekam, pupuk organik, dan tanah dengan perbandingan 2:2:1. Jangan lupa untuk memberikan lubang dibawah pot, agar air dapat keluar.  
 
Endro menggunakan stek batang untuk membibitkan lada perdu. Stek indukan dapat langsung ditancapkan dalam media tanam yang berupa pupuk organik, sekam, dan tanah. Jangan lupa untuk memberikan sungkuk (penutup) plastik agar batang tidak rusak. 
 
Saat proses pembibitan, pilihlah tempat yang rindang agar tanaman tidak rusak oleh sinar matahari langsung. Setiap seminggu sekali, bakal tanaman baru wajib diperiksa untuk membuang daun yang jatuh dan membersihkan jamur.
Setelah tiga bulan, sungkuk baru bisa dilepas dan tanaman pun siap untuk dipindahkan ke media yang lebih besar. 
 
Jumeri Supriyono, petani lada asal Purwokerto, Jawa Tengah baru akan menyiram lada perdu jika tanah sudah terlihat kering. Pemupukannya, sekitar 75% menggunakan pupuk organik dan 25% menggunakan pupuk kimia. Pemupukan dia lakukan selama empat bulan sekali. "Bila tanaman mengandung banyak air maka akar akan busuk dan daun menguning tidak lama tanaman akan mati," katanya 
 
Lada perdu cukup tahan penyakit. Hanya, kutu putih sering datang saat musim pancaroba. Untuk menghilangkannya dapat menggunakan semprotan sabun colek dengan air. Jumeri pun mengembangbiakkan lada perdu dengan stek batang. Hanya, selama proses pembibitan penyiraman tak dia lakukan. 
 
Bila tanah kering dapat menggunakan air embun yang ada dalam sungkuk plastik. Selain itu, tanaman harus dijaga agar tidak langsung terkena sinar matahari. Pada umur satu tahun, lada perdu sudah dapat dipanen. Tanaman ini, dapat dipanen setiap minggu karena selalu berbuah. 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×