Model Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) Menurut Para Cendekiawan

Pengertian Model Pembelajaran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian model pembelajaran adalah Model pembelajaran kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, computer, kurikulum, dan lain-lain. 2 Model pembelajaran berarti acuan pembelajaran yang dilaksanakan berdasarkan pola-pola pembelajaran tertentu secara sistematis.
Ismail Sukardi, menyatakan bahwa Model pembelajaran adalah bentuk atau tipe kegiatan pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan bahan ajar oleh guru kepada siswa. Model pembelajaran yang ideal adalah model yang mengeksplorasi pengalaman belajar efektif, yaitu pengalaman belajar yang memungkinkan siswa atau seseorang mengalami atau berbuat secara langsung dan aktif dalam sebuah lingkungan belajarnya.

Soekamto, dkk dalam buku Trianto mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah: ”Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.” Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak bahwa model pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi guru untuk mengajar.

Nanang Hanfiah dan Cucu Suhana, Model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka mensiasati perubahan perilaku peserta didik secara adaptif maupun generatif. Model pemebelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya belajar peserta didik (learning style) dan gaya mengajar guru (teaching style) yang keduanya disingkat menjadi SOLAT ( Style Of Learning And Teaching).

Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan model pembelajaran adalah suatu bentuk bagaimana interaksi yang tercipta antara guru dan siswa berhubungan dengan strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran.

Pengertian Kelas Rangkap

Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) adalah satu bentuk pembelajaran yang mempersyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih, dalam saat yang sama dan menghadapi dua atau lebih dalam saat yang sama dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda. PKR juga mengandung makna, seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih dan menghadapi murid-murid dengan kemampuan belajar yang berbeda-beda.

Pembelajaran Kelas Rangkap merupakan model pembelajaran dengan mencampur beberapa siswa yang terdiri dari dua atau tiga tingkatan kelas dalam satu kelas dan pembelajaran diberikan oleh satu guru saja untuk beberapa waktu. Pembelajaran Kelas Rangkap sangat menekankan dua hal utama, yaitu kelas digabung secara terintegrasi dan pembelajaran terpusat pada siswa sehingga guru tidak perlu berlari-lari antara dua ruang kelas untuk mengajar dua tingkatan kelas yang berbeda dengan program yang berbeda. Namun murid dari dua kelas bekerja secara sendiri-sendiri diruangan yang sama, masing-masing duduk di sisi ruang kelas yang belainan dan diajarkan program yang berbeda oleh satu guru. PKR adalah suatu bentuk pembelajaran yang mensyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruangan kelas atau lebih, dalam saat yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda.

Dari uraian di atas Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) adalah perangkapan tidak lagi semata-mata dilihat dari dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda, tetapi juga dalam satu tingkat kelas yang sama, namun terdiri dari murid dengan tingkat kemampuan dan kemajuan yang berbeda. Perbedaan kemampuan dan kemajuan di antara murid pada tingkat kelas yang sama dapat terjadi tidak hanya dalam satu mata pelajaran yang sama, tetapi juga dalam mata pelajaran yang berbeda.

Ada beberapa alasan mengapa diadakan Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) sebagai berikut :
a. Alasan Geografis
Sulitnya lokasi, terbatasnya sarana transportasi, pemukiman yang berpindahpindah, dan adanya mata pencaharian khusus, seperti menangkap ikan, menebang kayu dan sebagainya, mendorong penggunaan Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR).
b. Alasan Demografis
Untuk mengajar murid dalam jumlah kecil, apalagi tinggal di daerah pemukiman yang amat jarang maka PKR dinilai sebagai pendekatan pengajaran yang praktis.
c. Kekurangan Guru
Walaupun jumlah guru secara keseluruhan mencukupi, sulit untuk mencari guru yang dengan sukacita mengajar di daerah. Praktik penempatan guru tidak sesuai yang diharapkan, jauhnya jangkauan yang ditempuh oleh guru yang mengajar didaerah terpencil dan jumlah guru yang tersedia tidak mencukupi. Terbatasnya sarana
transportasi, alat dan media komunikasi salah satunya membuat guru tidak siap.

Belum lagi harga keperluan sehari-hari yang jauh lebih mahal dari pada di daerah perkotaan, sementara besarnya gaji yang diterima tidak berbeda. Di tambah dengan tanggal gajian yang lambat dan tidak teratur, dan terbatasnya peluang untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan lanjutan, serta pengembangan karir maka lengkaplah sudah kecilnya minat guru untuk mengadu di daerah terpencil.

d. Terbatasannya Ruang Kelas
Walaupun jumlah muridnya cukup besar, jumlah ruang kelas yang tersedia jauh lebih kecil dari pada rombongan belajar. Salah satu jalan untuk mengatasi masalah ini adalah menggabungkan dua atau lebih rombongan yang diajari oleh seorang guru, dan tentu saja PKR diperlukan.

e. Adanya Guru yang Tidak Hadir
Alasan ini tidak hanya berlaku bagi SD daerah terpencil, di kota besar pun juga berlaku. Seperti di jakarta, musibah banjir dapat menghambat guru untuk datang mengajar.

Guru yang tidak kena musibah atau beruntung karena berumah dekat sekolah, harus mengajar kelas yang tidak ada gurunya. Namun, saat ini pengertian Pembelajaran PKR di Indonesia lebih ditekankan pada mengajar dua atau lebih kelas yang berbeda pada waktu yang sama. 10 Kazt menegaskan bahwa kelas rangkap dilaksanakan tidak hanya karena alasan-alasan letak geografis, kekurangan murid, atau kekurangan tenaga guru, akan tetapi lebih dari itu adalah bagaimana meningatkan mutu pendidikan melalui fasilitasi yang tinggi bagi perkembangan dan potensi siswa. Untuk memperjelas kazt mengembangkan tiga jenis kelas rangkap dalam rangkap pembelajaran sebagai berikut:

  1. Combined Grades ,Model pertama Combined Grades atau juga dikatakan sebagai Combined Classess, dimana dalam satu kelas terdapat lebih dari satu tingkatan kelas anak. Membagi kelas menjadi beberapa bagian sesuai dengan tuntutan kurikulum untuk beberapa tingkatan atau hanya dua tingkatan.
  2. Continuous Progres, Model kedua Continuous Progrees, model ini berupa kelompok anak dengan pencapaian kurikulum yang tinggi dimana proses belajar mengajar melihat keberlanjutan pengalaman dan tingkat perkembangan anak, dalam model ini setiap anak berkesempatan untuk terus berkelanjutan dalam mengikuti setiap tingkatan kelas sesuai dengan lama sekolah, tujuannya adalah setiap anak berkesempatan untuk memperoleh keuntungan dari perbedaan umur dan perbedaan sikap dan kemampuan ketika belajar bersama.
  3. Mixed Age/Multiage Grouping, Model ketiga mixed Age/Multiage Grouping, dimana proses pembelajaran dan praktek kurikulum memaksimalkan keuntungan dari berinteraksi dan bekerjasam dari beragam umur.

Dari uraian diatas dapat diketahui guru mampu mengembangkan potensi yang dimilki anak untuk berinteraksi bersama dengan teman dikelasnya. Di samping itu siswa akan mempunyai keberanian untuk menanyakan sesuatu yang mereka tidak tahu kepada teman. Dari situ seorang guru mempunyai penilaian bahwa anak tersebut
ada kemajuan dalam hal berinteraksi bersama temannya dikelas dan juga seorang guru harus memberikan kesempatan kepada siswanya untuk bertanya mengenai hal yang mereka tidak tahu terutama masalah pembelajaran yang sedang berlangsung di dalam kelas.

Langkah-langkah Model PKR

Penerapan model pembelajaran kelas rangkap dalam pembelajaran PAI dikelas, menurut La Iru dan La Ode Safiun Arihi diantaranya sebagai berikut:

  1. Pada bagian pendahuluan 10 menit pertama berikan pengantar dan pengarahan dalam satu ruangan. Gunakan dua papan tulis atau satu papan tulis bagi dua. Tuliskan topik dan hasil belajar yang diharapkan.
  2. Pada kegaiatan inti 60 menit berikutnya terapkan aneka metode yang sesuai untuk masing-masing kelas. Selama kegiatan belajar berlangsung adakan pemantapan, bimbingan, balikan sesuai keperluan.
  3. Pada kegiatan penutup 10 menit terakhir berdirilah di depan kelas menghadapi kedua kelas untuk mengadakan reviu atas materi dan kegiatan yang baru berlaku.

Berikan komentar dan penguatan sesuai keperluan. Setelah itu berikan tindak lanjut berupa tugas atau apa saja sebagai bahan untuk pertemuan berikutnya atau mungkin juga untuk hari berikutnya.

Menurut Udin Winataputra langkah-langkah penggunaan model Pembelajaran Kelas Rangkap adalah :

  1. Pada kegiatan pendahuluan, lebih kurang 10 menit pertama, guru memberikan pengantar dan pengarahan dalam satu ruangan. Gunakan dua papan tulis atau satu papan tulis dibagi dua. Tuliskan topik dan hasil belajar yang diharapkan dari kelas III dan kelas IV. Ikuti langkah-langkah untuk masing-masing kelas yang akanditempuh selama pertemuan.
  2. Pada kegiatan inti 1, 2, 3, lebih kurang 60 menit, terapkan aneka metode yang sesuai dengan tujuan untuk masing-masing kelas. Selama kegiatan berlangsung adakan pemantapan, bimbingan, balikan sesuai dengan keperluan. Gunakan keterampilan dasar mengajar yang sesuai.
  3. Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir , berdirilah di depan kelas menghadapi kedua kelas untuk mengadakan reviu atas materi dan kegiatan yang baru berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai keperluan. Kemudian berikan tindak lanjut berupa tugas atau apa saja sebagai bahan untuk pertemuan berikutnya atau mungkin untuk hari berikutnya.

Sedangkan menurut Aria Djalil ddk, prosedur penggunaan model Pembelajaran Kelas Rangkap adalah :

a. Pada kegiatan pendahuluan 10 menit pertama berikan pengantar dan pengarahan dalam satu ruangan. Gunakan dua papan tulis atau satu papan tulis bagi dua. Tuliskan topik dan hasil belajar yang diharapkan dari kelas III dan IV. Ikuti dengan langkah-langkah untuk masing-masing kelas yang akan ditempuh selama pertemuan itu 80 menit.

b. Pada kegiatan inti 60 menit berikutnya terapkan aneka metode yang sesuai untuk masing-masing kelas. Selama kegiatan belajar berlangsung adakan pemantapan, bimbingan, balikan sesuai keperluan. Terapkan prinsip ”withitness, alertness, dan overlappingness”. Gunakan keterampilan dasar mengajar yang sesuai.

c. Pada kegiatan penutup 10 menit terakhir berdirilah di depan kelas menghadapi kedua kelas untuk mengadakan reviu atas materi dan kegiatan yang baru berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai keperluan. Setelah itu berikan tindak lanjut berupa tugas atau apa saja sebagai bahan untuk pertemuan berikutnya atau mungkin juga untuk hari berikutnya. Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah penggunaan model Pembelajaran Kelas Rangkap adalah :

  1. Dari tiga pendapat diatas mempunyai kesamaan langkah-langkah dalam menerapkan model Pembelajaran Kelas Rangkap.
  2. Materi yang disampaikan guru harus mempunyai kesamaan materi atau berkesinambungan agar pembelajaran tercapai.
  3. Sebelum pembelajaran dimulai guru harus menunjuk salah satu siswa untuk mendemonstrasikan materi yang akan dipelajari. Kemudian setelah siswa yang telah maju atau yang telah mendemonstrasikan materi dia menunjuk salah satu temannya untuk mendemonstrasikan apa yang telah ia praktekan di depan kelas.
  4. Setelah itu guru mengadakan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah selesai disampaikan kepada siswanya, dan juga guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya apa yang belum dimengerti oleh siswa, setelah itu guru memberikan tugas rumah yang akan dikerjakan oleh siswanya.

Kelebihan dan Kelemahan Model PKR

Menurut Wardhani, IGK dalam bukunya Hakikat Pembelajaran Kelas Rangkap menjelaskan bahwa:

Kelebihan Model PKR 221

  • Kegiatan pendahuluan dan penutupan masing-masing kelas dapat dilakukan secara bersama-sama dalam ruangan yang akan digunakan untuk pembelajaran.
  • Tidak membuang waktu terlalu banyak dalam pembelajaran, sebab dua kelas melakukan pembelajaran dalam satu ruangan bersama-sama.
  • Guru mudah dalam melakukan pemantauan terhadap siswa selama pembelajaran berlangsung.
  • Menghemat tenaga guru karena tidak perlu berpindah-pindah ruangan.
  • Membina persahabatan antar kelas.
  • Guru lebih kreatif dalam merancang pembelajaran agar tetap tercipta iklim kelas yang menyenangkan.

Kelemahan Model PKR 221

  • Siswa tidak dapat fokus dengan apa yang sedang dipelajari atau dikerjakan karena terganggu oleh aktivitas kelas lain.
  • Tidak semua guru memiliki kemampuan mengelola siswa heterogen dalam ruangan yang sama.
  • Bertambahnya pekerjaan administratif, pekerjaan akademik, pelayanan dan tanggung jawab guru terhadap siswa karena guru mengajar kelas rangkap.

Menurut Gene L Wilkinson dalam bukunya Media dalam Pembelajaran memaparkan bahwa:

Kelebihan Model PKR 221

  • Guru atau tim mengelola para siswa dari 2 tingkatan kelas yang berbeda, dengan fokus 2 mata pelajaran baik yang sama atau berbeda dalam 1 ruangan.
  • Model ini bisa efektif apabila jumlah siswa yang terdiri dari 2 tingkatan kelas tersebut tidak terlalu banyak (maksimum 25 siswa untuk masing-masing tingkatan kelas) dengan suatu ruangan yang cukup luas.
  • Dengan pembelajaran terpadu model terjalan atau tema, guru bisa mengembangkan 2 mata pelajaran dengan topik yang sama atau berkaitan melalui sebuah tema yang menarik.

Kelemahan Model PKR 221

  • Jika Siswa dalam 1 kelas jumlahnya lebih dari 25 siswa maka kelas PKR harus dibagi menjadi 2 kelas.
  • Jika guru menggunkan model ini, guru harus menyiapkan dua kelas pembelajaran kelas rangkap model 221, dan memecah masing-masing dua tingkatan kelas yang akan dicampur menjadi 2 sehingga ruangan tidak terlalu penuh, dan akan mengakibatkan pembelajaran tidak efektif.
  • karena ada 2 kelas pembelajaran kelas rangkap model 221 ini, maka guru yang harus mengelolanya pun harus dua orang guru atau dua tim guru.

Menurut Susilowati dalam bukunya Pembelajaran Kelas Rangkap menjelaskan bahwa:

Kelebihan Model PKR 221

  1. Peserta didik mempunyai kecenderungan untuk mengembangkan kebiasaan bekerja secara independen dan keterampilan belajar sendiri.
    kelompok diantara para siswa yang berbeda usia dan tingkatan mempunyai kecenderungan berkembangnya etika, kepedulian tanggung jawab kelompok.
  2. Peserta didik mengembangkan sikap positif tentang saling membantu sama yang lain.
  3. Para siswa yang belajar dalam kelas rangkap akan lebih berkembang dengan perpaduan antara strategi pembelajaran kelas rangkap, pembelajaran kooperatif, kelompok yang beragam, tugas-tugas yang menunjang perkembangan, pendekatan tutor multiusia, waktu yang luwes dan evaluasi yang positif.

Kelemahan Model PKR 221

  • Keterbatasan berbagai sumber belajar untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran terutama yang berupa buku-buku teks, bahan belajar yang lainnya
    dan alat bantu mengajar.
  • Jika Siswa dalam kelas jumlahnya lebih dari 25 siswa maka kelas PKR harus dibagi menjadi 2 kelas.
  • Tidak semua guru memiliki kemampuan mengelola siswa heterogen dalam ruangan yang sama.

Dari uraian di atas model ini memiliki kelebihan dan kekurangan, kelebihan model ini adalah dapat meningkatkan keaktipan siswa, untuk bekerjasama denganantara tingkat kelas yang berbeda dalam satu ruangan yang sama, dan juga melatih siswa agar berani untuk bertanggung jawab terhadap kelompok yang diembannya,
dan kelemahan dari model ini yaitu tidak semua siswa mempunyai keberanian untuk mengembangkan potensi yang ada didalam diri siswa tersebut, disamping itu tidak semua guru bisa mengembangkan kemampuan untuk mengelola siswa yang heterogen dalam ruangan yang sama.

Prinsip-Prinsip yang Mendasari PKR

Prinsip-prinsip dalam PKR adalah ketentuan – ketentuan umum yang khusus memandu dan mengarahkan pikiran dan perilaku guru dalam menyikapi dan mengelola pembelajaran. PKR seperti pembelajaran pada umum memiliki prinsip umum baik yang bersifat psikologis- pedagogis maupun didaktik-metodik.

Sedangkan yang bersifat psikologis-pedagogis adalah yang berkenaan dengan perubahan perilaku siswa, sedangkan yang bersifat didaktik-metodik adalah yang berkenaan dengan strategi atau prosedur pembelajaran. Beberapa prinsip umum psikologis-pedagogis antara lain :

  • Perbedaan individual anak dalam perkembangan kognitif, sikap, dan perilaku menuntut perlakuan pembelajaran yang cocok dengan tingkatannya. Misal, perlakuan terhadap siswa kelas III tentu harus berbeda dengan perlakuan terhadap siswa kelas IV. Pada tingkat usia kelas III proses berfikir kongkrit
    lebih dominan, sedangkan siswa kelas IV sudah mulai dapat berfikir abstrak.
  • Motivasi sangat diperlukan dalam belajar baik yang datang dari diri siswa atau ”motivasi instrinsik” maupun yang datang dari luar diri siswa atau motivasi instrumental. Oleh karena itu pembelajaran harus diawali dengan menumbuhkan motivasi siswa agar terasa butuh dan mau belajar. Bila sudah tumbuh , motivasi tersebut perlu dipelihara dan malah ditingkatkan melalui berbagai bentuk penguatan atau” reinforcement ”.
  • Belajar sebagai proses akademis dalam diri individu untuk membangun pengetahuan, sikap dan ketrampilan melalui transformasi pengalaman. Proses tersebut dapat dipandang sebagai suatu siklus proses pengalaman kongkrit (concrete experience ), pengamatan mendalam ( reflective observation ), pemikiran abstrak ( abstract conceptualization ), dan percobaan atau penerapan secara aktif ( active experimentation ).
  • Belajar dari teman seusia atau “peer group “ terutama mengenai sikap dan ketrampilan sosial dapat berhasil dengan baik melalui interaksi sosial yang sengaja dirancang.
  • Pencapaian dampak instructional atau ”instructional effects” dan dampak pengiring atau ”nurturant effect” menuntut lingkungan dan suasana belajar yang dirancang dengan baik oleh guru dan terciptanya suasana belajar secara kontekstual.

Implementasi dari prinsip umum psikologis-pedagogis terhadap pembelajaran adalah munculnya prinsip didaktik-metodik sebagai berikut :

  • Penganekaragaman pembelajaran agar dapat melayani perbedaan individual siswa.
  • Pemanfaatan berbagai media dan sumber belajar agar dapat membangkitkan, memelihara, dan meningkatkan motivasi siswa.Penerapan aneka pen
  • dekatan, metode, dan teknik pemeblajaran yang berpotensi mengaktifkan siswa dalam keseluruhan siklus proses belajar.
  • Penekanan pada pencapaian dampak instruksional dan dampak pengiring.

Di samping memiliki prinsip umum di atas, PKR memiliki prinsip khusus seperti berikut:

  • Keserempakan kegiatan belajar-mengajar
  • .Kadar tinggi waktu keaktifan akademik.
  • Kontak psikologis guru-murid yang berkel
  • Lanjutan.Pemanfaatan sumber belajar yang efisien.
  • Belajar dari teman sebaya.
  • Penekanan pada pencapaian dampak instruksional dan pengiring.

 

Sumber Bacaan

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005), hlm. 751

Trianto, Op, Cit., Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Surabaya: Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 5

La Iru dan La Ode Safiun Arihi, Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi dan Model-Model Pembelajaran, (Jogjakarta: Multi Presindo, 2012), hlm. 6, , hlm. 119-120

Ismail Sukardi. Model-Model Pembelajaran Moderen. (Yogyakarta: Tunas Gemilang Press,2013), hlm. 29-31

Nanang Hanfiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: RefikaAditama, 2012), hlm. 41

IGK. AK. Wardhani, Hakikat Pembelajaran Kelas Rangkap, Materi Pokok (Jakarta:Universitas Terbuka, 2012), hlm. 13

Udin Winataputra, Pembelajaran Kelas Rangkap, (Jakarta: Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi, 2004), hlm. 23

Aria Djalil ddk, Op, Cit., hlm. 25, hlm. 27

IGK Wardhani, Hakikat Pembelajaran Kelas Rangkap, (Jakarta :Universitas Terbuka, 2003), hlm. 32

Genel Wilkinson, Media dalam Pembelajaran; Penelitian Selama 60 Tahun, Edisi Indonesia. (Jakarta: CV Rajawali, 1980), hlm 28

Susilowati, Pembelajaran Kelas Rangkap, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), hlm. 23

Ibid, hlm. 24, hlm. 27, hlm. 127, hlm. 121

Tag: , , , , , , ,

Diposting oleh Adica


This article has 1 comment

  1. emiliya Reply

    subhannallah bagus, terimakasih

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *