Pekanbaru (ANTARA News) - Legenda hidup Bulutangkis Indonesia, Christian Hadinata menyebut peluang tim putra Indonesia di Piala Thomas 2018 di Bangkok, Thailand cukup besar, dengan syarat harus bisa lolos menjadi juara grup terlebih dahulu.

Putra Indonesia tergabung dalam grup B pada Piala Thomas Bangkok, bersama Korea, tuan rumah Thailand serta Kanada. Koh Chris, sapaan peraih tiga gelar juara All England itu mengatakan Indonesia harus bisa melewati lawan-lawannya dan menjadi juara grup.

"Undian sudah ada grup Piala Thomas. Saya sih optimis, Indonesia bisa lolos juara grup," kata Koh Chris yang sekarang aktif sebagai Staf Ahli Pembinaan Prestasi PBSI kepada Antara di Pekanbaru, Sabtu.

Dalam Piala Thomas 2018 yang akan diselenggarakan pada 20-27 Mei mendatang, Christian menilai Korea Selatan merupakan salah satu negara yang harus diwaspadai untuk fase grup.

Korea saat ini memiliki tunggal putra yang cukup bersinar Son Wan Ho. Pada All England 2018 beberapa waktu lalu, Son Wan Ho berhasil melaju ke semifinal sebelum langkahnya dihentikan oleh Shi Yuqi, pemain muda Tiongkok.

Namun patut dicermati bahwa dalam perjalanan, Son Wah Ho berhasil menyingkirkan Jonathan Cristie, pebulutangkis muda masa depan Indonesia pada ajang bergengsi All England tersebut.

Meski begitu, pelatih yang berhasil mengorbitkan sederet pemain bintang itu yakin bahwa Tim Bulutangkis Putra Indonesia bisa mengatasi Korea. Tentu saja, kata dia, Indonesia harus kuat pada dua sektor andalan, yakni ganda putra. Begitu juga dengan sektor tunggal putra yang menurut dia terus mengalami perkembangan signifikan.

Selain Korea, Christian juga tidak memandang remeh Thailand. Terlebih lagi, salah satu anak didik Koh Chris, Rexy Mainaki kini menjadi pelatih kepala federasi Bulutangkis Thailand.

"Paling pesaing keras itu Korea dan Thailand tuan rumah. Apalagi pelatih hebat Rexy (Mainaki). Tapi kita punya ganda solid, progresnya juga cukup solid. Tunggal juga (terus mengalami peningkatan jelang Piala Thomas)," tuturnya di sela-sela Audisi Djarum Badminton 2018 di Pekanbaru.

Pewarta: Bayu Agustari Adha/Anggi Romadhoni
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018