Public Health

Faktor yang Mempengaruhi Pemberian Air Susu Ibu

Kendala, Faktor yang Mempengaruhi, dan Pola Pemberian ASI

Menurut Soekirman (2000), Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. ASI merupakan satu-satunya makanan yang lengkap mengandung zat gizi yang dibutuhkan bayi, khususnya sampai bayi berumur empat bulan. ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, zat kekebalan atau antibodi yang melindungi anak dari infeksi terutama diare dan ISPA.

Kendala Pemberian ASITerdapat berbagai faktor yang mempengaruhi produksi air susu ibu, antara lain menurut Proverawati dan Rahmawati (2010) meliputi Frekuensi penyusuan, Berat lahir, Umur kehamilan saat melahirkan, stres dan penyakit akut, konsumsi alkohol, pil kontrasepsi, dan metode kelahiran bayi :

  1. Frekuensi penyusuan: hal ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon pada kelenjar payudara.
  2. Berat lahir: berkaitan dengan kekuatan mengisap, frekuensi dan lama penyusuan. Dibandingkan dengan bayi dengan berat lahir normal, bayi berat lahir rendah (BBLR) memiliki kemampuan mengisap ASI lebih rendah dan akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi ASI.
  3. Umur kehamilan saat melahirkan: umur kehamilan kurang dari 34 minggu (bayi prematur) menandakan bayi dalam kondisi sangat lemah dan tidak mampu mengisap secara efektif yang menyebabkan produksi ASI lebih rendah dibandingkan dengan bayi normal.
  4. Stres dan penyakit akut: ASI akan keluar dengan baik apabila ibu dalam kondisi rileks dan nyaman.
  5. Konsumsi rokok: rokok akan menstimulasi pelepasan adrenalin lalu akan menghambat pelepasan oksitosin, sehingga volume ASI yang dihasilkan akan berkurang.
  6. Konsumsi alkohol: konsumsi alkohol dalam dosis rendah dapat membuat ibu merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI, tetapi etanol dalam alkohol tersebut juga dapat menghambat produksi oksitosin.
  7. Pil kontrasepsi: penggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin berkaitan dengan penurunan volume dan durasi ASI, sedangkan pil yang hanya mengandung progestin tidak ada dampak terhadap volume ASI.
  8. Metode kelahiran bayi: ibu yang melahirkan secara normal memiliki kemungkinan memberikan ASI eksklusif 25% lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan dengan operasi caesar.

Terdapat beberapa kendala pemberian ASI, terkait dengan persepsi atau pandangan ibu terhadap kegiatan menyusui ini, seperti rasa takut yang tidak berdasar bahwa ASI yang mereka hasilkan tidak cukup dan/atau memiliki mutu yang jelek. Juga karena keterlambatan memulai pemberian ASI dan praktik membuang kolostrum, serta adanya pemasaran susu formula pengganti ASI. Sementara menurut UNICEF (2007), beberapa kendala pemberian ASI ini antara lain terkaiut dengan teknik pemberian ASI yang salah, dan Kepercayaan yang keliru bahwa bayi mereka haus dan memerlukan cairan tambahan

Terdapat beberapa klasifikasi pada pola pemberian ASI, antara lain (Mihrshahi, et al, 2008) :

  1. ASI eksklusif, yaitu bayi yang hanya mengkonsumsi ASI dan tidak mengkonsumsi makanan padat atau cair lainnya. Makanan yang boleh didapatkan bayi adalah obat-obatan vitamin dan mineral.
  2. ASI predominan, yaitu ASI yang utama sebagai sumber makanan bagi bayi. Makanan yang boleh didapatkan bayi adalah air yang berbasis cairan seperti air gula dan jus tetapi bukan susu formula dan susu sapi. Selain itu, pemberian obat¬obatan, vitamin dan mineral.
  3. ASI parsial, yaitu bayi yang mengkonsumsi ASI dan juga makanan komplemen.
  4. Tidak menyusui, yaitu bayi yang tidak mengkonsumsi ASI sama sekali.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Indonesian Public Health Portal