kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Love, Bonito, dari blogshop ke toko daring


Rabu, 21 Maret 2018 / 08:05 WIB
Love, Bonito, dari blogshop ke toko daring


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Berangkat sebagai blogshop yang sederhana di 2010 lalu, toko fashion label online Love, Bonito tumbuh secara eksponensial dan memberanikan diri dalam merancang pakaian sendiri lalu membuka toko fisik.

Tech in Asia mencatat, perusahaan rintisan (startup) asal Singapura itu pada 2016 menghasilkan pendapatan sebesar US$ 7,6 juta. Di 2017, pendapatannya melonjak 85% menjadi sekitar US$ 14 juta.

Rachel Lim, Founder Love, Bonito, menyebutkan, sebagian besar pertumbuhan pendapatan pada 2016 dan di tahun-tahun berikutnya berasal dari upaya menggenjot pemasaran digital.

Langkah ini mendapat dukungan dari NSI Ventures, investor yang terlibat dalam pendanaan ronde pertama atau Seri A, yang memberikan kontribusi keahliannya. “Dulu, hanya pemasaran lewat e-mail, organik, dan dari mulut ke mulut saja,” kata Lim.

Hasilnya: pertama, rata-rata pelanggan Love, Bonito melakukan lebih dari empat pembelian dalam setahun. Kedua, rata-rata stok yang terjual lebih dari 70% dalam waktu satu bulan.

Ketiga, pengeluaran pemasaran di bawah 10% dari pendapatan. Keempat, mengirim lebih dari setengah juta paket di 2017. Kelima, ekspansi ke Malaysia, Singapura, Indonesia, dan Kamboja. Jumlah karyawan startup itu saat ini total sebanyak 80 orang.

Love, Bonito memang tidak menargetkan segmen atas. Harga jual produknya rata-rata hanya sekitar US$ 30 per item. Tapi, karena merancang dan mendistribusikan barangnya sendiri ke para pelanggan setia, startup ini bisa mendapatkan margin lebih besar.

Apa yang sudah Love, Bonito raih juga berkat usaha membangun hubungan yang erat dengan pelanggan. Dimulai dari hal-hal yang kecil, seperti mengomunikasikan masalah secara transparan dengan mereka. “Contoh, saat periode penjualan puncak dan kami lamban dalam memenuhi permintaan,” sebut Lim.

Menurut Lim, Love, Bonito berfokus pada kualitas dan nilai produk. “Memiliki gerai fisik memberikan kami keuntungan karena ketika pelanggan melihat langsung, mereka bisa terkejut,” katanya.

Tambah toko fisik

Dan, kehadiran flagship store di Singapura, toko ritel fisik yang meluncur pertengahan tahun lalu, merupakan bagian besar dari strategi Love, Bonito, yang baru-baru ini mengantongi pendanaan putaran kedua atau Seri B sebesar US$ 13 juta. Kakaku, situs belanja dari Jepang, yang memimpin konsorsium pendanaan ini. Salah satu anggota perhimpunan ini adalah NSI.

Dengan suntikan modal itu, Lim berencana mendirikan lebih banyak gerai fisik di Singapura yang juga berfungsi sebagai tempat untuk menjalin kedekatan dengan pelanggan. Misalnya, dengan menggelar lokakarya tentang bagaimana berpakaian yang cocok dengan tubuh dan topik lainnya.

Toko fisik, Lim menuturkan, menyediakan platform bagi Love, Bonito untuk meningkatkan kedekatan ke pelanggan. Lalu, memberi ruang bagi komunitas untuk berbaur dan belajar. “Memungkinkan kami berinteraksi dengan pelanggan secara langsung dan mendongkrak loyalitas pelanggan ke merek kami,” tuturnya.

Love, Bonito mengambil inspirasi dari merek-merek terkenal Amerika Serikat. Misalnya, gerai spesialis perawatan kulit Glossier dan toko peralatan yoga Lululemon.

Dione Song, Chief Commercial Officer (CCO) Love, Bonito, menjelaskan, gerai ritel Lululemon berfungsi ganda, sebagai tempat jualan dan kelas yoga, yang membantu mendekatkan mereka dengan konsumen.

Startup ini berangkat sebagai sebuah proyek “cinta” di 2006. Tiga gadis Singapura yang masih berusia 18 tahun: Rachel Lim, Viola Tan, dan Velda Tan punya keinginan untuk berbagi kecintaan mereka dengan dunia mode. Sekaligus, mereka ingin mendapat uang saku tambahan.

Keinginan itu mereka tuangkan dalam sebuah blogshop yang menjual pakaian impor. Lima tahun kemudian atau di 2011, mereka memberanikan diri merancang busana sendiri. Koleksi pertama hasil desain mereka sendiri begitu populer sehingga situs mengalami crashed karena tingkat kunjungan yang sangat tinggi.

Dukungan dan cinta untuk Love, Bonito--masih berupa blogshop--yang mereka dapatkan dari pelanggan sangat luar biasa. Lim, Viola Tan, dan Velda Tan sangat terkejut dengan respons yang mereka dapatkan dari pelanggan. Apalagi, Love, Bonito hanya menyebar dari mulut ke mulut melalui jaringan pelanggannya.

Seiring pertumbuhan bisnis yang luar biasa, Love, Bonito pun masuk ke dunia ritel daring. Lim, Viola Tan, dan Velda Tan, akhirnya membangun perusahaan rintisan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×