kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Triplogic bikin bagasi gratis enggak mubazir


Sabtu, 20 Januari 2018 / 07:00 WIB
Triplogic bikin bagasi gratis enggak mubazir


Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Hampir semua maskapai memberikan fasilitas bagasi gratis untuk semua penumpang. Tapi, ada batasnya.

AirAsia, misalnya, membebaskan biaya bagasi maksimal 15 kilogram (kg) per penumpang. Lalu, bagasi gratis dari Citilink dan Lion Air maksimum 20 kg per pasasir.

Cuma, tak semua penumpang memanfaatkan fasilitas barang muatan gratis tersebut.  Sebab, barang bawaan mereka sedikit sehingga cukup diletakkan di kabin pesawat saja.

Ternyata, para penumpang pesawat yang tidak menggunakan fasilitas bagasi gratis menciptakan peluang bisnis. Adalah Triplogic yang memanfaatkan kelebihan jatah bagasi penumpang pesawat ini.

Perusahaan rintisan (start-up) logistik tersebut baru berdiri tahun ini. Dan, Oki Earlivan Sampurna yang ada di balik Triplogic.

Oki merintis start-up ini sejak 2016 dan membesut aplikasi pengiriman barang dengan memanfaatkan fasilitas bagasi gratis penumpang pesawat. Platform digital Triplogic tersedia di Play Store mulai Juli 2017 lalu.

Ide membangun start-up itu berangkat dari pengalaman Oki yang sering melakukan perjalanan menggunakan kapal terbang. Tak jarang, jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini mendapat titipan barang dari saudaranya untuk kerabat di daerah yang dia kunjungi.

“Mereka tahu, biasanya saya hanya menggunakan kabin. Dan, banyak sekali orang seperti saya, yang tidak menggunakan bagasi atau bagasinya tidak penuh,” ungkap Oki yang juga menjabat Chief Executive Officer (CEO) Triplogic.

Lantaran fasilitas bagasi gratis itu bakal mubazir jika tidak digunakan, Oki melihat, mengapa enggak dimanfaatkan oleh orang lain yang bukan kerabat dari si penumpang pesawat. Soalnya, ada orang yang mengirimkan barang ke luar kota, dan ada penumpang pesawat yang terbang ke kota yang jadi tujuan si pengirim barang itu.

Suntikan modal

Untuk merintis bisnis ini, Oki mengaku tidak memiliki aset apapun. Dirinya tertolong bantuan dari investor malaikat (angel investor) yang mau memberikan modal awal senilai US$ 250.000. Bantuan dana ini juga Oki gunakan untuk menggenjot pengguna Triplogic.

Hasilnya, hingga Oktober lalu atau empat bulan setelah aplikasi diluncurkan, Triplogic mampu menggaet lebih dari 3.000 pengguna. Setiap bulan, Oki bilang, ada kenaikan jumlah pengguna sebanyak empat hingga lima kali lipat.

Triplogic menyediakan dua aplikasi. Pertama, aplikasi untuk pengirim dan penumpang pesawat (traveler).

Kedua, aplikasi untuk kurir yang mengambil barang ke rumah dan mengantarkan ke bandara, begitu pun sebaliknya. Oki mengungkapkan, platform untuk kurir mirip sama aplikasi pengemudi alias driver ojek online.

Buat pengirim barang dan penumpang pesawat, Anda bisa mengunduh aplikasi Triplogic di Play Store. Kemudian, Anda tinggal melakukan pendaftaran dan siap untuk menjadi pengirim maupun traveler.

Pengirim maupun traveler tinggal mengikuti prosedur yang ada di aplikasi Triplogic. Selanjutnya, kurir akan mengambil barang ke pengirim dan membawa ke bandara.

Untuk memastikan kembali isi bawaan bukan benda berbahaya, kurir akan mengecek barang dengan memanfaatkan mesin X-ray yang ada di bandara.

Jika aman, kurir bakal melakukan check-in untuk traveler sekaligus mendaftarkan barang ke bagasi. Traveler tinggal menunggu dan nanti akan mendapat boarding pass beserta nomor bagasi dari si kurir.

Di kota tujuan, traveler cukup mengambil bagasi lalu menyerahkannya pada kurir Triplogic. Kurir Triplogic sudah bersiaga di bandara-bandara tempat tujuan si traveler.

Sejauh ini, Oki mengklaim, pengiriman barang lewat Triplogic selalu aman dan pasti ada traveler yang satu kota dengan tempat tujuan pengirim.

Misalnya, pengirim ingin mengirimkan barang dari Jakarta ke Padang. Oki bilang, pasti ada saja traveler dengan tujuan ibu kota Sumatra Barat tersebut yang siap membawa barang itu.

Untuk tarif pengiriman, tergantung dari berat barang dan lama perjalanan pesawat. Cuma, berat barang minimal harus dua kilogram.

Triplogic membagi tiga tarif pengiriman berdasarkan durasi penerbangan. Penerbangan kurang dari 1,5 jam, tarifnya Rp 35.000 per dua kg.

Lalu, penerbangan selama 1,5 jam hingga 2,5 jam, ongkos kirim Rp 40.000 per dua kg. Dan untuk penerbangan di atas 2,5 jam, biayanya Rp 45.000. “Tarif ini sudah termasuk dengan biaya kurir,” imbuh Oki.

Jika berat barang ternyata 4,5 kg, misalnya, Oki mengatakan, Triplogic akan membulatkan ke angka 4 kg. Tapi, bila berat barang mencapai 4,6 kg, pembulatannya menjadi 6 kg.

Selain kecepatan pengantaran yang tinggi, melalui Triplogic, pengirim memang bisa mendapatkan harga pengiriman termurah dibanding perusahaan logistik yang ada di negara kita. Sebab, perusahaan ekspedisi punya rantai distribusi yang panjang sehingga butuh waktu yang lama dan harga mahal.

Nah, Triplogic memotong proses bisnis ini dengan memanfaatkan kelebihan jatah bagasi penumpang pesawat.

Dan, pengirim bisa menitipkan barang ke traveler lewat Triplogic hingga 100 kg, lo. Dengan catatan, jumlah traveler paling tidak ada lima orang. Itu pun dengan asumsi, satu orang mendapatkan bagasi gratis hingga 20 kg dan mereka tidak menggunakan fasilitas itu.

Sebagai traveler, bisa mengantongi pendapatan Rp 25.000 untuk per dua kilogram barang yang Anda bawa. Oki menjelaskan, angka pemasukan ini sama, baik untuk durasi penerbangan di bawah 1,5 jam maupun lebih dari 2,5 jam.

Selain mendapatkan uang, traveler juga memperoleh poin yang bisa ditukarkan di merchant yang menjadi mitra Triplogic. Contohnya, toko oleh-oleh, hotel, dan maskapai.

Hanya, bagi traveler yang tidak mau repot untuk urusan check-in dan bagasi, ada biaya untuk fasilitas ini. Tarif pengurusan check-in dan bagasi oleh kurir sebesar Rp 10.000.

Siap ekspansi

Dari setiap transaksi, Oki menyebutkan, Triplogic mendapatkan keuntungan yang berbeda-beda tergantung lama penerbangan, mulai Rp 5.000 hingga Rp 15.000 per dua kg.

Sementara untuk kurir, pendapatannya tergantung dari barang yang dibawa dan daerah mereka berada. Dan, ada penghasilan tambahan jika dalam sehari bisa memenuhi beberapa target trip pengantaran.

Saat ini, Triplogic sudah memiliki 100 kurir yang siap mengambil dan mengantar barang pengirim. Syarat jadi kurir, misalnya, harus berdomisili di kota titik penjemputan dan pengantaran barang. Ini untuk menjamin barang yang dibawa si kurir aman sampai ke bandara dan tempat tujuan.

Sekarang, Triplogic telah hadir di 20 kota di tanah air. Sebut saja, Medan, Padang, Pekanbaru, Palembang, Bandarlampung, Jakarta, Bandung, dan Makassar. “Tahun depan, target kami bisa masuk menjadi ke 50 kota di Indonesia,” kata Oki yang merupakan Chairman Eduplex Indonesia, pengelola co-working space serta kafe.

Selain itu, tentu saja Triplogic ingin merekrut lebih banyak lagi kurir, yakni sekitar 1.000 kurir di 2018 nanti. Lalu tahun depan, jumlah pengguna bisa mencapai 1 juta.

“Kami juga sedang menjajaki kerjasama dengan maskapai,” ujar Oki yang masih belum bisa membeberkan kongsi dengan perusahaan penerbangan seperti apa.

Sedang yang jadi tantangan Triplogic adalah kalau penerbangan mengalami penundaan (delay) dan kemacetan parah ketika kurir mengantarkan barang ke bandara. Masalah ini jelas  bakal memengaruhi waktu pengiriman barang.

Yang tidak kalah penting ialah merebut kepercayaan traveler agar mau membawa barang milik pengirim. “Kami harus mengedukasi orang, bahwa barang ini sudah melalui proses pengecekan di mesin X-ray bandara, jadi bisa dibilang lolos dari segi keamanan,” sebut Oki yang juga pemilik gelar Master of Business Administration (MBA) dari Royal Holloway University of London.

Oki meyakinkan, kalau barang milik pengirim ilegal, seperti berisi narkoba atau senjata tajam, maka langsung diberikan ke pihak yang berwajib. Sedangkan barang yang tidak lolos lantaran masalah dimensi, akan dialihkan ke kargo.

Ya, apapun bisa jadi peluang bisnis, termasuk memanfaatkan fasilitas bagasi gratis yang tidak digunakan penumpang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×