Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Bidang-Bidang dan Metode Riset Sosiologi Menurut Para Ahli

Lapangan studi dan riset sosiologi sangat luas. Semua gejala, fakta sosial, tindakan sosial dan lain-lain dapat menjadi obyek riset sosiologi. Riset tersebut harus menggunakan metode yang sesuai dengan metode sosiologi sebagaimana yang telah dirumuskan para tokoh sosiologi. Melalui artikel ini diharapkan dapat memahami metode dan teknik riset sosiologi dan memahami perkembangan sosiologi di Indonesia.

Obyek Studi Sosiologi

Sebagai sebuah Ilmu obyek kajian sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar manusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat. Perkembangan sosiologi tidak pernah lepas dari pergulatan pemikiran dari para tokohnya selalu ada pada setiap zamannya. Menurut Ritzer, sosiologi lahir ditengah-tengah persaingan pengaruh antara filsafat dan psikologi. Karenanya tidak mengherankan, pengaruh keduanya masih terasa sampai sekarang.

Bidang-Bidang dan Metode Riset Sosiologi Menurut Para Ahli - Setelah Durkheim pertama kali menemukan makna dan pendekatan fakta social (social fact), sosiologi mulai menemukan obyek yang secara khusus menjadi ruang kajian bagi ilmu sosiologi. Belakangan setelah perkembangan sosiologi lepas dari pengaruh filsafat dan psikologi, pergulatan pemikirannya relative bersifat interen bagi para tokohnya saja, dan ini terus berlangsung sampai sekarang.

Pergulatan pemikiran yang terus berlangsung tersebut, melahirkan dinamika tersendiri melahirkan penyebaran kajian sosiologi pada berbagai bidang kehidupan masyarakat. Studi sosiologi yang mengkaji secara umum disebut sosiologi umum dan sosiologi yang membahas secara sektoral disebut sosiologi khusus.


Bidang-Bidang dan Metode Riset Sosiologi Menurut Para Ahli_
image source: study.com

Sosiologi umum mempelajari dan meneliti keseluruhan tentang gejala, fakta sosial, tindakan dan interaksi sosial maupun perilaku sosial dalam masyarakat secara umum dengan pendekatan-pendekatan sosiologik. Sedang sosiologi khusus yaitu mempelajari gejala, fakta sosial, tindakan dan interaksi sosial maupun perilaku sosial yang bersifat sektoral, seperti masalah ekonomi (sosiologi ekonomi), politik (sosiologi politik), hukum (sosiologi hukum), pendidikan(sosiologi pendidikan), kebudayaan (sosiologi kebudayaan), kesenian (sosiologi kesenian), pertanian (sosiologi pertanian), agama (sosiologi agama), pengetahuan (sosiologi pengetahuan) dan lain-lain melalui pendekatan sosiologik.

Paradigma dan Metode Sosiologi

Ketika seseorang akan melakukan studi tentang sosiologi, maka ia harus menetapkan berdasarkan paradigma dan pendekatan apa ia melakukan studi. Kemudian ia harus melihat metode seperti apa yang cocok dengan pendekatan studi yang ia lakukan. Studi tentang sosiologi dapat dilakukan dengan metode yang sesuai dengan pendekatan paradigma sosiologi. Menurut George Ritzer dalam buku ‘Sociology; A multiple paradigm science’, menyebutkan ada tiga Paradigma dalam ilmu sosiologi, yaitu Fakta Sosial, Definisi Sosial, Perilaku Sosial.

A. Fakta Sosial

Fakta sosial merupakan barang sesuatu (thing) yang berbeda dengan ide. Barang sesuatu menjadi obyek penelitian dari seluruh ilmu pengetahuan. Ia tidak bisa dipahami melaui obyek mental murni (spekulatif). Tetapi untuk memahaminya diperlukan penyusunan data riil di luar pemikiran manusia. Menurut Durkheim fakta sosial tidak dapat dipelajari melalui introspeksi. Fakta sosial harus diteliti di dalam dunia nyata sebagaimana orang mencari sesuatu yang lain (Ritzer,1992). Fakta sosial terdiri atas dua macam, dalam bentuk material dan non material. Dalam bentuk material yaitu barang sesuatu yang dapat di simak, ditangkap dan di observasi. Fakta sosial berbentuk material adalah bagian dari dunia nyata (external world) seperti arsitektur dan norma hukum. Sedangkan fakta sosial dalam bentuk non material yaitu sesuatu yang dianggap nyata (external). Fakta sosial seperti ini merupakan fenomena sosial yang bersifat intersubjektive yang hanya dapat muncul dari dalam kesadaran manusia seperti egoisme, altruisme, dan opini.

Menurut Ritzer, ada empat varian yang tergabung dalam paradigma fakta sosial, yaitu;
1. Teori Struktural fungsional
2. Teori konflik
3. Teori sistem
4. Teori sosiologi makro.

Penganut paradigma fakta sosial cenderung menggunakan metode kuesioner dan interview dalam penelitian empiris mereka, meskipun metode ini bukan dominasi paradigma fakta sosial. Menurut James Coleman, metode interview dan kuesioner kurang membuka jalan kearah penemuan fakta sosial, karena itu Coleman menawarkan tiga pendekatan tambahan yaitu, pertama, kelemahan interview dan kuesioner dapat diatasi dengan membuat daftar pertanyaan yang runtun secara rasional. Kedua, mengajukan pertanyaan kepada individu tentang unit sosialnya sendiri. Ketiga, menggunakan teknik sampling yang disebut Coleman ‘Snow ball sampling’ yaitu dengan menanyakan kepada sample siapa teman terdekatnya. Kepada teman terdekatnya ditanyakan pula siapa teman dekatnya,.. begitu seterusnya.

B. Definisi Sosial

Paradigma definisi sosial mengartikan sosiologi sebagai studi tentang tindakan sosial dan hubungan antar tindakan sosial. Menurut Weber, dua persoalan itu merupakan pokok persoalan psikologi. Yang dimaksud dengan tindakan sosial adalah tindakan individu sepanjang tindakan itu mempunyai makna dan arti subyektif bagi dirinya yang diarahkan bagi orang lain.

Untuk mempelajari tindakan sosial, menurut Weber perlu dilakukan dengan metode penafsiran dan pemahaman (interpretative understanding). Dalam bahasa Weber disebutkan dengan istilah verstehen. Dengan begitu, peneliti sosiologi akan mengetahui motif dari tindakan aktor.

Lalu bagaimana memahami motif tindakan seorang aktor? Weber memberikan 2 cara yaitu (1) Dengan melalui kesungguhan, (2) mencoba mengenangkan dan menyelami pengalaman aktor. Peneliti hendaknya menempatkan dirinya dalam posisi aktor serta mencoba memahami sesuatu seperti yang dipahami oleh aktor.

Teori-teori yang termasuk dalam paradigma definisi sosial yaitu, teori tindakan, interaksionisme simbolik, fenomenologi, etnometodologi dan eksistensialisme.

Dalam melakukan studi, paradigma ini cenderung menggunakan metode observasi dalam penelitiannya. Alasannya untuk dapat memahami realitas intrasubjektive dan intersubjektive dari tindakan sosial dan interaksi sosial. Metode interview dan kuesioner dianggap kurang relevan dalam menangkap tindakan manusia yang spontan dan wajar.

Dalam melakukan observasi, paradigma ini memiliki tipe teknik observasi, yaitu;
  • Participant observation, yaitu peneliti menyembunyikan identitasnya yang sedang melakukan penelitian.
  • Participant as observer, yaitu peneliti memberitahukan diri sedang meneliti.
  • Observes as participants, yaitu penelitian dengan hanya sekali mengunjungi. Maka peneliti harus dengan persiapan yang matang dan perencanaan yang baik.
  • Complete observer, yaitu peneliti tidak berpartisipasi tetapi peneliti menempatkan dirinya sebagai orang luar sama sekali dan subyek penelitian tidak mengetahui mereka sedang diteliti.

C. Perilaku Sosial

Menurut paradigma ini obyek studi sosiologi harus kongkrit-realistis, dan itu adalah perilaku sosial yaitu perilaku manusia yang tampak serta kemungkinan berulang. Paradigma perilaku sosial memusatkan perhatian kepada antar hubungan individu dan lingkungannya. Lingkungan disini ada dua, yaitu bermacam-macam obyek sosial dan bermacam-macam obyek non sosial. Prinsip yang menguasai antar hubungan individu dengan obyek sosial adalah sama dengan prinsip yang menguasai hubungan antar individu dengan obyek non sosial.

Teori yang menganut paradigma ini adalah sosiologi behavioral berkaitan erat dengan psikologi behaviorisme dan teori pertukaran.

Metode dalam paradigma perilaku sosial ini lebih menyukai metode eksperimen, meskipun juga menggunakan metode interview dan kuesioner ataupun observasi.

Lebih ringkas dapat dilihat dalam tabel berikut;

Paradigma

Teori

Metode

Fakta Sosial

Struktural Fungsional, konflik

interview-kuesioner dan metode perbandingan sejarah

Definisi Sosial

teori tindakan, interaksionisme simbolik, fenomenologi, etnometodologi dan eksistensialisme.

observasi, meskipun sangat memungkinkan menggunakan metode interview-kuesioner.

Perilaku sosial

sosiologi behavioral  berkaitan erat dengan psikologi behaviorisme. Dan teori pertukaran.

metode khusus paradigma ini adalah eksperimen

Metode Riset Sosiologi

Riset sosiologi selalu sangat diperlukan untuk menjawab masalah sosial, memahami realitas sosial maupun dalam rangka pengembangan ilmu sosiologi. Dengan adanya riset sosiologi, ilmu sosiologi berkembang sesuai dengan penemuan-penemuan terbarunya. Namun sebuah riset sosiologi harus memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yang sesuai dengan metode sosiologi.

Dalam melakukan riset Sosiologi, peneliti harus melalui beberapa tahap, yaitu;

  1. Perumusan masalah 
  2. Penyusunan Desain Penelitian 
  3. Pengumpulan data 
  4. Analisis data 
  5. Penyusunan Laporan Penelitian 

1. Perumusan masalah

Pada waktu peneliti hendak mulai melakukan risetnya, maka seorang peneliti harus terebih dahulu membuat rumusan masalah. Rumasan masalah merupakan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang akan di cari jawaban dalam sebuah riset. Untuk bisa merumuskan dengan baik rumusan masalah, seorang peneliti harus melalui tahapan-tahapan berikut ;
  • Menetapkan topik, yaitu memilih topik yang menarik untuk diteliti sesuai minat peneliti. 
  • Studi literatur /tinjauan pustaka(literature review) yaitu tinjauan terhadap bahan-bahan pustaka yang ada di bidang yang bersangkutan agar dapat mengetahui temuan-temuan apa sajakah yang sebelumnya pernah dilakukan oleh ahli sosiologi lain. 
  • Merumuskan masalah penelitian dengan menyusun pertanyaan penelitian yang belum diteliti orang lain. 

Seorang peneliti dalam rumasan masalahnya harus memahami apa saja studi yang telah dilakukan orang tentang topik yang sedang ia bahas. Semakin banyak studi sebelumnya yang ia baca dan pahami, maka akan semakin jelas bagi seorang peneliti ruang yang belum dikaji dan diteliti. Kekosongan ruang itulah yang akan menjadi obyek

Riset yang akan dilakukan. Dengan demikian risetnya bertujuan untuk menutupi kekosongan ilmiah.

2. Menyusun Desain Penelitian

Setelah pertanyaan penelitian dirumuskan, maka peneliti sudah memiliki gambaran dalam kepalanya tentang masalah yang akan di teliti, makan peneliti harus menentukan desain penelitian, metode penelitian yang tepat dan metode yang dipilih dalam mengumpulkan data. Dalam menyusun desain penelitian, seorang peneliti perlu melakukan ;

  • Memilih pendekatan apa yang digunakan (misal dengan pendekatan fakta sosial atau definisi sosial), maka metode pengumpulan data yang digunakan disesuaikan dengan pendekatan tersebut.
  • Menetapkan metode Pengumpulan data.


Metode-Metode Utama

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa cara;

  1. Penelitian Survey, ialah suatu jenis penelitian yang didalamnya hal yang hendak diketahui peneliti dituangkan dalam suatu daftar pertanyaan (kuesioner) baku. Daftar pertanyaan dalam penelitian survey dikenal dengan pertanyaan tertutup dan dan daftar pertanyaan terbuka. Daftar pertanyaan tertutup karena subyek penelitian di suruh memilih satu dari sejumlah jawaban yang telah disediakan peneliti. Sementara daftar pertanyaan terbuka jika jawabannya diserahkan kepada subyek penelitian untuk menjawabnya sesuai dengan keinginannya.
  2. Pengamatan (observasi), ialah dengan mengamati secara langsung para perilaku subyek dan obyek penelitian dan merekap perilaku yang wajar, asli, tidak dibuat-buat, spontan dalam waktu lama, sehingga data yang terkumpul mendalam dan rinci.
  3. Riwayat Hidup, ialah suatu teknik pengumpulan data yang dapat mengungkapkan data penting tentang pengalaman subyektif untuk pengembangan teori sosiologi.
  4. Studi kasus, ialah teknik penelitian untuk memahami kehidupan sosial suatu kelompok. Semua aktifitas dalam kelompok itu dijelaskan secara menyeluruh.
  5. Analisis konten (Content analysis), ialah menganalisis berbagai dokumen seperti surat kabar, majalah, dokumen resmi, naskah seni dan satra, kemudian diambil data-data yang dialihkan menjadi bentuk sendiri sesuai dengan tujuan penelitian.
  6. Penggunaan data yang tersedia oleh pihak-pihak lain, yaitu data yang ada pada pihak lain, misalnya hasil-hasil penelitian yang sudah ada, data-data yang dimiliki oleh suatu lembaga dan pemerintahan. Data ini dapat diambil untuk melengkapi data penelitian.
  7. Eksperimen ialah melakukan percobaan untuk mengetahui hasil atau reaksi dari eksperimen tersebut. Misal reaksi orang ketika hampir bertabrakan.


Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

Dalam sosiologi dikenal penelitian kualitatif dan kuantitatif. Kualitatif adalah penelitian yang mengutamakan kualitas data dengan teknik observasi dan wawancara mendalam.

Menurut Bogdan dan Biklen (1992) menjelaskan bahwa bahwa ciri-ciri metode penelitian kualitatif ada lima, yaitu:

  • Penelitian kualitatif mempunyai setting yang alami sebagai sumber data langsung, dan peneliti sebagai instrumen kunci.
  • Penelitian kualitatif adalah penelitian yang deskriptif. Data yang dikumpulkan lebih banyak kata-kata atau gambar-gambar daripada angka
  • Penelitian kualitatif lebih memperhatikan proses daripada produk. Hal ini disebabkan oleh cara peneliti mengumpulkan dan memaknai data, setting atau hubungan antar bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses.
  • Peneliti kualitatif mencoba menganalisis data secara induktif: Peneliti tidak mencari data untuk membuktikan hipotesis yang.mereka susun sebelum mulai penelitian, namun untuk menyusun abstraksi.
  • Penelitian kualitatif menitikberatkan pada makna bukan sekadar perilaku yang tampak.


Sedangkan penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan menggunakan data-data yang dapat diukur dan biasanya melalui uji statistik. Penelitian kuantitatif sering dipandang sebagai antitesis atau lawan dari penelitian kualitatif, walau sebenarnya pembedaan kualitatif-kuantitatif tersebut agak menyesatkan. Donmoyer beralasan, banyak peneliti kuantitatif tertarik mempelajari aspek-aspek kualitatif dari fenomena. Mereka melakukan kuantifikasi gradasi kualitas menjadi skala-skala numerik yang memungkinkan analisis statistik (prajitno).

Etika Penelitian

Menurut Sunarto, (2000) ada beberapa etika dalam penelitian yang harus menjadi perhatian seorang peneliti. Etika itu bertujuan agar penelitian tersebut dapat mengungkap yang sebenarnya dari tujuan yang ingin dicapai. Beberapa etika itu adalah;
  • Keikutsertaan secara sukarela
  • Tidak membawa cedera bagi subyek penelitian
  • Asas Anonimitas(tidak dikenal)
  • Kerahasiaan
  • Tidakmemberikan keterangan keliru
  • Menyajikan data penelitian secara jujur


Analisis data

Analisis data kualitatif berlangsung terus menerus semenjak peneliti memasuki lapangan dan arah penelitian dapat berubah sesuai dengan hasil analisis lapangan bersumber data catatan lapangan yang secara rinci memuat hasil wawancara dan observasi. Sedangkan Analisis data kuantitatif berdasarkan data-data yang sudah diangkakan, menggunakan pendekatan statistik sosial. Analisis data ada yang bersifat univariat dan ada bivariat serta multivariat.

Analisis data univariat biasanya menghasilkan data yang memberikan gambaran mengenai satu gejala. Contohnya data tentang nilai UN murni siswa. Sedangkan data bivariat diterapkan bila peneliti ingin mengetahui hubungan antara dua variabel atau dua gejala, misalnya meneliti tentang hubungan tahun dengan variabel wisatawan. Dan analisis data dengan multivariat yaitu meneliti dengan variable lebih dari dua.

Laporan Penelitian

Setelah penelitian selesai dilakukan, maka seorang peneliti harus menyusun laporan penelitian. Laporan penelitian ini harus di tulis dan penulisannya harus sesuai dengan kaidah ilmiah. Setidaknya dalam laporan penelitian harus memuat :
  • Latar belakang
  • Rumusan masalah
  • Tinjauan Pustaka
  • Metodologi penelitian
  • Analisis data penelitian
  • Kesimpulan


Manfaat riset Sosiologi bagi Psikologi

Sebagai ilmu yang serumpun, Ilmu Psikologi dan sosiologi selalu memiliki hubungan yang dapat saling menguatkan. Kajian psikologi sering bermanfaat dalam studi sosiologi. Begitu pula sebalik kajian sosiologi bermanfaat dalam pembahasan psikologi. Ilmu psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku sebagai manifestasi kejiwaan yang didorong oleh motif tertentu yang membuat manusia bertingkah laku/berbuat. Kita semua menyadari bahwa tingkah laku manusia tidak dapat terlepas dari keadaan sekitar, sehingga tidaklah sempurna jika meninjau manusia berdiri sendiri dan terlepas dari masyarakat yang melatarbelakanginya. Karena itu, studi psikologi tidak akan optimal dan sempurna tanpa tinjauan sosiologi. Dengan demikian, manfaat riset sosiologi dalam psikologi adalah memperkuat dan menyempurnakan pembahasan dalam psikologi.

Sekian artikel tentang Bidang-Bidang dan Metode Riset Sosiologi Menurut Para Ahli. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi kita.

Daftar Pustaka
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi: Suatu Pengantar: Jakarta: Rajawali Pers
Ritzer, George, 1992, Sosiologi Ilmu Pengetahuan berparadigma Ganda, Jakarta, Rajawali
Press, Terj Alimandan.
Sunarto, kamanto, 2000, Pengantar Sosiologi, Jakarta, fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Ritzer, George, Modern Sociological Theory, Jakarta, Prenada Media, Terjemahan Alimandan.
Kartasapoetra, G, dan Widyaningsih, G,R, Teori sosiologi, Bandung, Armico
Sigmund Freud
Sigmund Freud Stimulate your passion!