kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengendus ramai lelang ikan di Bagan (1)


Sabtu, 18 November 2017 / 09:05 WIB
Mengendus ramai lelang ikan di Bagan (1)


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - 'Nenek moyang ku seorang pelaut...', Lagu lama ini pas bagi sebagian  masyarakat di Sumatra Utara. Letak  geografis yang dekat dengan Selat Malaka, membuat banyak orang Desa Bagan, Kelurahan Percut, Kabupaten Deli Serdang menggantungkan hidupnya dengan melaut.

Selain itu, Desa Bagan juga terkenal sebagai pusat jual beli ikan. Banyak kapal nelayan yang bersandar di sana. Seperti saat kunjungan KONTAN, terihat dua rumah pelelangan ikan yang ramai. Satu unit rumah itu dikelola oleh Pemerintah, lainnya dikelola oleh swasta.  

Tidak jauh berbeda dengan sentra ikan di kota-kota lainnya, bau anyir ikan sudah tercium dari kejauhan. Jalanan yang becek, serta cuaca yang terik membuat suasana tak cukup nyaman.

Saat itu sekitar pukul 16.00 WIB, nelayan yang baru datang sibuk membongkar hasil tangkapannya. Tengkulak pun sudah siaga menunggu penghitungan ikan. Selain tengkulak, nelayan juga melayani pembelian ritel. Ada berbagai ikan yang tersedia mulai dari gumari hingga cakalang.   

Bila beruntung dan pintar menawar, dijamin bisa mendapatkan ikan segar dengan harga murah. Lokasi ini berada sekitar 45 km dari Kota Medan. Bila menggunakan kendaraan pribadi, butuh dua jam perjalanan dari Medan.

Kondisi jalan yang banyak lubang dan rusak membuat kendaraan tidak mampu melaju cepat. Tidak ada penanda khusus untuk mengetahui sampai di Desa Bagan. Tapi, jangan sungkan untuk bertanya dengan orang setempat, karena mereka akan dengan senang hati memberi petunjuk.   

Seperti nelayan pada umumnya. nelayan di Desa Bagan ini biasanya akan melaut selama berhari-hari. Minimal, mereka melaut  tiga malam berada di laut untuk mendapatkan hasil tangkapan ikan yang  maksimal.  

Kapal yang mereka gunakan pun, tidak lebih dari 10 Gross Ton (GT) dan semuanya terbuat dari kayu. Biasanya dalam satu kapal terdapat tiga hingga empat orang nelayan.

Baharudin, nelayan sekaligus penampung hasil tangkapan mengatakan, pusat jual beli ikan di Desa Bagan ini sudah ada sejak tahun 1970'an. Sayangnya, dia tidak begitu tau asal mula terbentuk dua rumah pelelangan ikan tersebut.  

Dia sendiri sudah menggeluti pekerjaan sebagai nelayan dan pengepul sekitar 10 tahun lalu. Sebelumnya, dia membantu ayahnya yang juga seorang nelayan.

Laki-laki berkumis ini biasanya baru membongkar kapal pada pukul 10.00 pagi hingga 17.00 sore. " Disini, mau cari  ikan apa saja ada. Tapi, kebanyakan adalah ikan tamban," katanya pada KONTAN.

Bila cuaca sedang bagus, Baharudin bisa memborong sekitar 1 ton ikan. Sayangnya, dia enggan menyebutkan harga belinya. Nantinya, ikan-ikan tersebut didistribusikan kebeberapa pasar seperti Medan, Belawan, Tanjung Bale, Batubara, Lubuk Pakam, dan lainnya.

Nelayan lainnya adalah Zulkifli yang sudah dari tahun 1998 mulai membantu sang ayah hingga berhasil menjadi tengkulak mandiri. Dua hingga delapan bak fiber pun dapat dibawanya pulang saat tangkapan nelayan sedang banyak. Kabupaten Batubara dan Tebing Tinggi, menjadi salah satu tempat penjualan nya.                                         

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×