kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Memulas keping cuan dari limbah kulit telur


Jumat, 17 November 2017 / 17:15 WIB
Memulas keping cuan dari limbah kulit telur


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Konsumsi telur di Indonesia memang cukup besar. Limbahnya, berupa cangkang atau kulit telur pun menumpuk begitu saja di tong sampah. Namun, di tangan Cahyudi Susanto, limbah ini bisa disulap menjadi lukisan dan menghasilkan pundi-pundi rupiah baginya.

Berbahan cangkang telur, Yudi membuat beragam lukisan kaligrafi dan mem lukisan wajah tokoh-tokoh ternama di negeri ini. "Idenya datang tahun 2010 lalu, kebetulan tetangga yang punya usaha roti dan limbah  cangkang telur di sekitar rumah saya itu banyak sekali," jelasnya.

Daripada cangkang telur terbuang mubazir, Yudi mengkreasikannya menjadi kaligrafi sederhana di waktu senggangnya. Setelah lukisannya selesai, ia juga mengunggah hasil karyanya dalam website sederhana yang dibuatnya.

Tak disangka, permintaan pun berdatangan. Sejak saat itulah, ia menggeluti kesibukan melukis dengan cangkang telur. Seiring berjalannya waktu, Yudi mulai merambah objek lukisan wajah tokoh-tokoh Indonesia.

Lukisan Suharto adalah karya tokoh nasional yang pertama berhasil dibuatnya menggunakan sisa kulit telur. "Saya tanya ke orang-orang, siapa yang saya gambar ini dan banyak yang menjawab Suharto. Dan dari situ saya mulai percaya diri dan membuat tokoh-tokoh Indonesia lainnya" tuturnya.

Kulit telur bagi Yudi memiliki keunikan tersendiri. Setelah dipelajari, terdapat beberapa warna yang dapat dihasilkan oleh kulit telur.  Kulit yang tebal  untuk warna kulit gelap, sedangkan kulit yang  tipis untuk warna kulit terang.

Untuk satu karya lukisan ukuran satu meter persegi, Yudi membutuhkan sekitar 300 butir telur. Ia membanderol lukisan limbah telur dengan harga yang bervariasi. Mulai dari Rp 4 juta untuk ukuran standar 70 x 80 cm.

Harga yang lumayan tinggi ini lantaran proses pembuatannya ckup lama. Yudi membutuhkan waktu satu hingga tiga bulan untuk membuat sebuah lukisan. "Proses kreatifmya juga tidak mudah," ujar Yudi.

Untuk bentuk lukisan, Yudi menyerahkan kepada pelanggan. Ia bisa mengantongi omzet sampai Rp 20 juta dalam sebulan. Pelanggannya berasal dari berbagai kota di Indonesia, seperti Jakarta, Jogja, Bali, Bandung, Lampung dan Makassar.

Selama ini, lukisan kulit telur Yudi dipasarkan melalui media online dan berbagai pameran. Yudi termasuk salah satu perajin yang aktif mengikuti pameran. Langkah ini sengaja ia ambil untuk mengoptimalkan pemasaran karyanya secara online.

Dia punya kiat tersendiri agar sukses di pameran. Misalnya, dia mencari tahu lebih dulu siapa yang membuka pameran dan tempatnya. "Saya siapkan lukisan untuk mereka yang hadir. Cara ini terbilang efektif memasarkan lukisan kulit telur saya," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×