Alumni Kampus Belanda Berbagi Trik Sukses Raih Skor IELTS Tinggi

  • Bagikan
Kegagalan meraih beasiswa umumnya karena tidak memenuhi persyaratan, seperti aplikasi yang tidak lengkap, nilai TOEFL atau IELTS yang rendah, IPK tidak mencukupi, serta tidak ada letter of acceptance

SULTRAKINI.COM: Skor IELTS tidak boleh di sepelekan, sebab inilah tahap lolos atau tidak untuk bisa kuliah di sana, terlebih yang punya impian kuliah di Eropa, baik S-1 maupun S-2.

Sebagai syarat utama, nilai International English Language Testing System (IELTS) memang menjadi berkas penting untuk mendaftar kuliah di luar negeri, di samping ijazah, transkrip nilai, esai motivasi kuliah, surat rekomendasi, dan beberapa hal lainnya.

Pelajar yang ingin melanjutkan studi di wilayah Eropa, Inggris, Australia, dan Selandira Baru biasanya akan menerima syarat tes IELTS. Fungsinya untuk mengukur sejauh mana kemampuan bahasa Inggris dalam mendengar, membaca, berbicara, dan menulis.

Pada tahap awal seleksi kuliah di luar negeri, institusi pendidikan akan melihat apakah nilai IELTS calon mahasiswa mencapai passing grade. Umumnya, skor passing grade IELTS yang diterima adalah 6,5 dari 9.

Saat nilai tes IELTS keluar, tak jarang orang belum langsung berhasil mencapai passing grade tersebut. Salah satu alumnus lembaga bidang pendidikan tinggi Belanda, Nuffic Neso, yang dulu kuliah S-2 di Belanda, Dhani Astuti, mengatakan, ada beberapa temannya yang mengalami hal ini.

Menurut Dhani, sebenarnya tak perlu les untuk bisa mencapai skor IELTS 6,5. “Beli buku latihannya, dengarkan (CD) recording-nya, baca-baca jurnal internasional (untuk menambah kosa kata), (pokoknya) rajin latihan,” kata Dhani yang dulunya mengambil master di jurusan Governance, Policy and Political Economy, di Erasmus University Institute of Social Studies, kampus Den Haag, Belanda.

Dhani menambahkan, biasanya banyak yang kesulitan di bagian writing test. Misalnya dalam menjabarkan grafik, proses, ataupun menuangkan pendapat dalam tes IELTS tersebut. Oleh karenanya, rutin latihan membaca dan menulis menjadi hal yang penting.

Sementara itu, menurut seorang mahasiswa S-1 Hubungan Internasional, Avifa Khairunisa, ada lebihnya juga mengambil les IELTS.

“Sebenarnya bisa (lebih) tahu tips dan memahami cara penilaian skor IELTS, serta trik-triknya. Namun, harus belajar mandiri juga untuk mencapai skor yang diinginkan,” ujar Avifa.

Menurutnya, bila sudah les, ada bagusnya memasang target skor IELTS yang lebih tinggi. Sebab, berdasarkan pengalamannya, sayang bila sudah mengeluarkan uang, tetapi tak mau menggapai target lebih dari yang dibutuhkan.

Karenanya, penting bagi pelajar yang mau lanjut kuliah di luar negeri untuk “lolos” tahap awal melalui skor IELTS ini. Untuk itu, disiplin dalam belajar dan latihan soal-soal IELTS menjadi kuncinya.

Saat ini, latihan tes IELTS secara online pun sudah tersedia. Selain itu, ketika sedang dalam waktu luang atau istirahat, usahakan pula cari hiburan yang masih terkait bahasa Inggris, seperti menonton film berbahasa Inggris tanpa subtitle bahasa Indonesia atau membaca novel berbahasa Inggris.

Supaya mengetahui hasil belajar, ada bagusnya pula mengikuti IELTS Prediction Test. Biasanya, tes ini kerap diselenggarakan di dalam acara-acara pendidikan, salah satunya di Dutch Placement Days 2017.

Acara tersebut akan digelar di dua kota, yakni Surabaya pada Senin, 30 Oktober 2017, dan Jakarta pada Jumat, 3 November 2017.

Pada pameran pendidikan ini, para peserta pun bisa memperoleh informasi mengenai berbagai beasiswa untuk studi di Belanda dan mengikuti seminar menulis esai motivasi kuliah atau motivation statement.

Ada pula one-on-one session, tempat pengunjung dapat bertatap muka langsung dengan perwakilan universitas di Belanda, dengan perjanjian terlebih dahulu.

Untuk informasi lebih lebih lengkap tentang Dutch Placement Days 2017, hal tersebut bisa dilihat melalui laman nesoindonesia.or.id/dpd2017.

Sumber: kompas.com

  • Bagikan