Berhasil Melalui Operasi Kembar Siam 30 Tahun Lalu, Yuliana dan Yuliani Kini Jadi Orang Sukses

Berhasil Melalui Operasi Kembar Siam 30 Tahun Lalu, Yuliana dan Yuliani Kini Jadi Orang Sukses
info gambar utama

Tulis berita baik Anda di sini..

Perkembangan ilmu kedokteran dari waktu ke waktu memang mengalami peningkatan yang cukup pesat. Tak hanya di luar negeri saja, Indonesia juga termasuk salah satu negara yang memiliki potensi besar dalam dunia kedokteran. Hal ini dapat terlihat dari peristiwa yang terjadi 30 tahun yang lalu. Pada masa itu, tahukah anda bahwa Indonesia telah berhasil melakukan operasi pemisahan kembar siam untuk pertama kalinya?

Padmosantjojo, adalah seorang ahli bedah syaraf yang pada saat itu banyak berperan dalam proses pembedahan bayi kembar siam dari pasangan Tularji dan Hartini. Meskipun operasi yang dilakukan oleh dokter Padmosantjojo dan timnya merupakan jenis operasi yang sangat beresiko, namun mereka yakin mampu memisahkan bayi dempet kepala tersebut.

Operasi akhirnya dilakukan pada tanggal 21 Oktober 1987 dengan biaya gratis. Dengan bekal ilmu pengetahuan, ketelitian serta keahlian, dokter Padmosantjojo dan timnya akhirnya bisa menyudahi rangkaian tahap operasi dengan sukses sesuai dengan harapan. Tentu saja pasangan Tularji dan Hartini merasa sangat bahagia mendengar keberhasilan operasi kedua bayinya.

Tak sampai disitu saja, demi memantau tumbuh kembang Yuliana dan Yuliani, dokter Padmosantjojo akhirnya memboyong keluarga kecil tersebut untuk tinggal di Jakarta. Beliau mencarikan tempat tinggal dan mendukung dana biaya hidup Yuliana dan Yuliani. Bahkan, dokter Padmosantjojo juga ikut mendanai pendidikan si kembar hingga akhirnya keduanya berhasil lulus menjadi sarjana.

Saat ini, Yuliani berhasil lulus dari pendidikan kedokteran Universitas Andalas dan Yuliana sedang menempuh program doktoral di Institut Pertanian Bogor. Keduanya mampu bersaing dengan normal dengan teman seusianya. Bahkan jika dilihat dari prestasi selama mengenyam pendidikan, Yuliana dan Yuliani termasuk memiliki prestasi yang lebih unggul dibanding teman-temannya.

“Kami ingin membuat orang tua dan pakde merasa bangga” Ujar si kembar. Pakde akhirnya menjadi sebuah nama panggilan untuk dokter Padmosantjojo. Bagi Yuliana dan Yuliani, pakde tidak hanya berjasa dalam melakukan operasi 30 tahun silam, tetapi juga sangat berjasa dalam mengajarkan mereka tentang makna kehidupan.


Sumber: https://sumsel.tribunnews.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini