Tumbuhkan Cinta Indonesia, PKS Ajak Anak-anak Main Dolanan Tradisional

anak-anak bermain lempar batu dengan bola takraw
anak-anak bermain lempar batu dengan bola takraw

Semarang (24/7) - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tembalang dan Candisari mengajak anak-anak kader untuk bermain dolanan tradisional di lapangan Meteseh Tembalang, Semarang, Jawa Tengah pada Ahad (23/7/2017). Agenda memperingati Hari Anak Nasional itu dinilai lebih dapat membantu membentuk karakter anak sesuai dengan budaya ke Indonesiaan yang mencintai kebersamaan dan saling menyayangi.

Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) PKS Kota Semarang Rita Rhoy Kana mengatakan, bahaya gawai di era baru ini cukup membuat khawatir para orang tua, dimana di sana terlalu banyak konten yang sulit untuk dapat disaring. Untuk itu, dalam rangka menjaga anak, PKS membuat langkah nyata dengan mengenalkan anak dengan dolanan tradisional.

“Ini langkah nyata PKS melihat anak mulai ketergantungan dengan gadget, kita coba kenalkan dengan permainan tradisional ini, dan ternyata anak-anak juga sangat menyukainya. Konten gadget saat ini begitu berbahaya bagi anak, karena konten sulit untuk disaring, tidak cukup ramah untuk anak sementara ini, jangan sampai anak setiap kembali ke sekolah selalu pada akhirnya kembali ke gadget,” terang Rita.

Permainan tradisional ini, kata dia, justru lebih mendidik terutama mendidik karakter anak. Dolanan tradisional bisa melatih anak untuk lebih berjiwa sosial karena ia harus berinteraksi dengan anak yang lain, membangun kebersamaan seperti budaya kebangsaan Indonesia.

“Karakter sebagai anak bangsa Indonesia sebenarnya justru akan tumbuh dengan dolanan tradisional ini, karena mereka harus berinteraksi dengan anak yang lain. Berarti tidak individualis, dilatih bekerjasama dengan tim yang berarti melatih mereka dalam hal persatuan, ada menang dan kalah, membiasakan diri mereka untuk bertoleransi,” jelas Rita.

Ia akan mengupayakan agar dolanan tradisional ini diterapkan di program Rumah Keluarga Indonesia di seluruh Kota Semarang yang sudah diluncurkan hingga tingkat kelurahan. Rumah Keluarga Indonesia adalah program pendidikan keluarga dan anak untuk memperkuat ketahanan keluarga terutama menghadapi era baru.

Permainan tradisional yang mayoritas diikuti oleh anak-anak kader ini diantaranya adalah lempar bola, balap batok, tembak-tembakan dengan pistol kayu, dan banyak permainan lainnya. PKS bekerjasama dengan Republik Dolanan yang dikomandoi oleh Mas Ipoel dari Jogja. Mas Ipoel adalah pendiri komunitas LIDI (Lingkar Inspirasi Dolanan Indoensia). Sebanyak 50 anak mengikuti permainan ini dengan gembira dan hebohnya.