Ini Dia Kunci Kemenangan Barca Atas Madrid

Liga Spanyol: Real Madrid 2-3 Barcelona

Ini Dia Kunci Kemenangan Barca Atas Madrid

Pandit Football Indonesia - Sepakbola
Senin, 24 Apr 2017 15:20 WIB
Foto: REUTERS/Sergio Perez
Madrid - Barcelona berhasil mengalahkan Real Madrid yang membuat persaingan juara jadi menarik. Mau tahu apa alasan Barca bisa menang di markas Madrid?

Madrid menghadapi El Clasico yang digelar di Stadion Santiago Bernabeu, Senin (24/4) dini hari WIB, dengan penuh percaya diri. Selain mereka sulit dikalahkan di kandang, kepercayaan diri mereka pun sedang tinggi usai menyingkirkan Bayern Munich di Liga Champions. Sementara Barca justru baru tersingkir dari Liga Champions.

Namun yang terjadi kemudian di luar dugaan. Barcelona yang bermain tanpa Neymar justru memberikan perlawanan hebat dan membuat Madrid terus tertekan. Sempat tertinggal lebih dulu, Barcelona dua kali membalikkan keadaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Madrid sebenarnya sempat dalam situasi meyakinkan di menit-menit akhir ketika James Rodriguez menyamakan kedudukan empat menit jelang waktu normal berakhir. Kans mereka untuk membalikkan keadaan cukup terbuka. Tapi karena kelemahan Madrid yang tidak terantisipasi sang pelatih, Zinedine Zidane, sehingga timnya kalah.

Aktor utama kemenangan Barcelona ini adalah Messi. Gol Messi di menit-menit akhir memupuskan harapan Real Madrid untuk memenangi pertandingan. Ya, Real Madrid boleh berencana (untuk membalikkan keadaan), tapi Messi yang menentukan.

Mematikan Casemiro Jadi Kunci Kemenangan BarcaFoto: Pandit Football Indonesia


Kartu Kuning Casemiro yang Membebaskan Messi

Barcelona menurunkan formasi dasar 4-3-1-2 pada laga ini. Messi, yang biasanya bermain sebagai penyerang kanan, lebih banyak bermain di area tengah layaknya seorang gelandang serang. Di depannya, pelatih Barcelona, Luis Enrique, memercayakan pada duet Luis Suarez dan Paco Alcacer.

Tanpa Neymar, yang biasanya menempati sisi kiri serangan Barcelona, poros serangan pun lebih banyak ke area tengah. Dan pemain yang paling berpengaruh di tengah bukan pemain gelandang seperti Andres Iniesta, Ivan Rakitic, atau Sergio Busquets, melainkan Messi.

Saat hendak menciptakan peluang, memang Messi-lah yang menjadi otak serangan Barca. Dari tengah, ia bisa mengatur arah serangan dengan umpan-umpannya juga memecah penjagaan pemain Madrid dengan kemampuan dribelnya.

Pada laga ini, Messi mencatatkan 46 operan dengan 34 di antaranya tepat sasaran. Total 23 di antaranya mengarah ke area final third, sehingga ini menunjukkan bahwa Messi melakukan attacking pass, bukan sekadar mengoper ke belakang. Selain itu ia juga melakukan 11 kali upaya dribel, tujuh berhasil. Dari total enam tembakan, empat di antaranya mengarah ke gawang.

Mematikan Casemiro Jadi Kunci Kemenangan BarcaFoto: Pandit Football Indonesia

Grafis aksi Messi saat melakukan dribble (kiri) dan passing (kanan). (via: squawka.com)

Madrid yang menurunkan formasi dasar 4-3-3, cukup kewalahan menghadapi Messi di lini tengah. Apalagi setelah Casemiro, yang bertugas sebagai gelandang perebut bola Real Madrid, mendapatkan kartu kuning sejak menit ke-12. Casemiro lebih berhati-hati dalam menghentikan Messi yang beredar di areanya.

Casemiro pun beberapa kali melakukan pelanggaran, yang salah satunya bisa saja berbuah kartu kuning kedua untuknya. Namun Casemiro cukup beruntung pada laga ini sehingga ia bisa bermain hingga menit ke-73, sebelum digantikan Mateo Kovacic.

Casemiro memang tampak tak leluasa dengan kartu kuning yang sudah ia terimanya sejak awal. Ia melakukan 13 tekel, namun hanya dua yang menjadi tekel bersih. Terhitung juga ia enam kali berusaha merebut bola dari kaki Messi, hanya satu berhasil, sisanya dua pelanggaran dan tiga terlewati. Karena inilah Barcelona cukup banyak menciptakan banyak peluang, 12 tembakan sebelum Casemiro digantikan.

Namun keputusan sang pelatih, Zinedine Zidane, menarik keluar Casemiro dengan Kovacic tak mampu menambal rapuhnya area depan kotak penalti Madrid. Tak lama setelah Casemiro ditarik keluar, Barcelona langsung unggul melalui tendangan jarak jauh Ivan Rakitic.

Pada gol tersebut terlihat bagaimana Rakitic bisa mengelabui Toni Kroos dan Kovacic sebelum melepaskan tendangan keras yang tak mampu dibendung Keylor Navas. Situasi semakin memburuk bagi lini tengah Madrid setelah Sergio Ramos mendapatkan kartu merah karena melanggar Messi.

Posisi Ramos kemudian diisi oleh Kovacic agar Real Madrid tetap bermain dengan skema empat bek (4-3-2). Kemudian ketika terlalu berani melakukan pressing di menit-menit akhir, Real Madrid kalah jumlah dalam situasi serangan balik, bahkan 6 vs 3. Akhirnya lini tengah yang bolong itu kembali dimanfaatkan Messi untuk menyelesaikan umpan cutback Jordi Alba.




Betapa lemahanya lini tengah Real Madrid saat bertahan ini sebenarnya ditunjukkan juga dengan bagaimana Rakitic, yang dalam beberapa pertandingan terakhir tidak bermain maksimal, mampu tampil gemilang. Selain satu gol, ia juga mencatatkan asis untuk gol pertama Messi. Selain itu ia mencatatkan tiga umpan kunci dan 95% akurasi operan dari 55 kali operan.

Cristiano Ronaldo Tampil Buruk

Jika Messi tampil menggila pada El Clasico kali ini, ujung tombak Real Madrid, Cristiano Ronaldo, tampil sebaliknya. Penyerang sekaligus kapten timnas Portugal ini sedang tidak dalam permainan terbaiknya. Banyak peluang yang tersia-siakan ketika Madrid memiliki peluang terbuka.

Lini pertahanan Barcelona sebenarnya memang tak terlalu tangguh. Kedua sisi pertahanan Barcelona, yang diisi oleh Sergi Roberto dan Jordi Alba, cukup kelabakan menghadapi counter cepat Real Madrid. Apalagi ketika Marco Asensio masuk menggantikan Gareth Bale yang cedera pada menit ke-39, peluang demi peluang bisa dilahirkan Madrid.

Barcelona sendiri menggunakan garis pertahanan tinggi. Inilah yang berhasil dimanfaatkan Real Madrid dalam menciptakan peluang, khususnya melalui serangan balik. Transisi dari menyerang ke bertahan Barcelona terbilang kurang baik.

Hasilnya di sisi kiri, Marcelo berhasil menciptakan lima umpan kunci, sementara di kanan Asensio menciptakan tiga umpan kunci dan Daniel Carvajal satu umpan kunci. Madrid memang begitu mengandalkan serangan sayap, di mana kemudian mereka berhasil menciptakan 22 peluang lewat 19 umpan kunci.

Mematikan Casemiro Jadi Kunci Kemenangan BarcaFoto: Pandit Football Indonesia
Grafis umpan Kunci Real Madrid (via: squawka.com)


Dari sekian banyak peluang yang diciptakan Madrid, sebanyak delapan peluang didapatkan oleh Ronaldo. Namun dari delapan tembakannya tersebut, hanya tiga saja yang on target. Malah lebih dari itu, setidaknya ada dua peluang terbuka yang dimiliki Ronaldo di depan gawang, namun tendangannya justru melenceng.

Mematikan Casemiro Jadi Kunci Kemenangan BarcaFoto: Pandit Football Indonesia
Arah tembakan Ronaldo, mayoritas melenceng. (via: squawka.com)

Saat situasi tertinggal 1-2, gol penyama kedudukan justru diciptakan oleh James Rodriguez (memanfaatkan umpan silang Marcelo). James sendiri masuk menggantikan Karim Benzema. Setelah Ramos diusir wasit, dengan adanya James, Real Madrid memang menggunakan formasi 4-3-2, dengan Ronaldo dan Asensio sebagai pemain terdepan.

Keberadaan James, dengan skor 2-2, ditambah lagi lini pertahanan Barcelona yang sebenarnya memiliki kelemahan di kedua sayap, Madrid semakin meningkatkan serangan. James memang memberikan dimensi baru bagi lini serang Madrid. Tapi saat itu juga Madrid tidak mengantisipasi masalah di lini pertahanan mereka, sehingga keasyikan menyerang mereka berbuah petaka.

Kesimpulan

Madrid dan Barcelona sama-sama bermain baik secara build-up serangan. Kedua kesebelasan berhasil memanfaatkan kelemahan lawan masing-masing secara konsisten. Real Madrid dengan serangan lewat sayap sementara Barcelona menyerang lewat tengah.

Namun yang menjadi pembeda pada laga ini adalah penyelesaian akhir kedua kesebelasan, khususnya Messi dan Ronaldo sebagai pemain dengan pencetak tembakan terbanyak masing-masing tim. Messi berhasil melepaskan enam tembakan, empat on target. Sementara Ronaldo dari delapan tembakan, hanya tiga yang on target. Messi mencetak dua gol, Ronaldo tanpa gol. El Clasico edisi ke-234 ini pun jadi milik Barcelona.


(mrp/raw)