Tahun 2017 agak spesial, ayo menata keuangan!

Sabtu, 21 Januari 2017 | 09:00 WIB   Reporter: Francisca Bertha Vistika, SS. Kurniawan
Tahun 2017 agak spesial, ayo menata keuangan!


Resolusi. Kata ini menghiasi jagad jejaring sosial di awal 2017 lalu. Banyak orang yang menuliskan kebulatan tekadnya di tahun yang baru pada dinding akun media sosial masing-masing.

Tentu, resolusinya beragam. Ada yang ingin menurunkan berat badan. Ada yang kepingin punya mobil atau rumah. Ada yang bercita-cita jalan-jalan ke luar negeri. Ada pula yang berencana mengurangi utang menumpuk. Macam-macam.

Resolusi yang ada hubungannya dengan anggaran masuk dalam resolusi keuangan. Menurut Pandji Harsanto, perencana keuangan independen, resolusi keuangan sebenarnya sama dengan daftar rencana aksi atawa action plan yang akan Anda lakukan di tahun yang baru untuk membuat keuangan jadi lebih baik dari tahun sebelumnya. Dan, "Resolusi keuangan juga membantu Anda, bagaimana mencapai tujuan keuangan," kata dia.

Ketika Anda membuat resolusi keuangan, Pandji bilang, setidaknya memuat konsep SMART, kependekan dari specific, measurable, attainable, realistic, dan timebased (spesifik, terukur, bisa dicapai, realistis, dan ditetapkan waktunya).

Misalnya, Anda berencana mengurangi utang. Buat daftar yang harus diperiksa alias check list, utang apa saja yang ingin dikurangi cicilannya, berapa besarnya, dan mana utang yang harus dilunasi lebih dulu.

Ya, resolusi keuangan jadi bagian dari menata keuangan di awal tahun. Dan, Pandji mengatakan, mengatur keuangan di awal tahun untuk setahun ke depan penting. Apalagi, tahun ini agak spesial. "Kondisi ekonomi di 2017 tidak lebih baik dari 2016 lalu," ujarnya.

Ketidakpastian tetap menyelimuti ekonomi kita di 2017. Alhasil, misalnya, ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) masih menghantui. Investasi juga berpotensi jeblok.

Karena itu, ada baiknya menata keuangan di awal tahun. "Kalau tidak direncanakan lebih awal, tujuan keuangan bisa tidak tercapai," kata Pandji. 

Tiga prioritas

Ya, Beben Feri Wibowo, Senior Research Analyst Pasar Dana, menuturkan, meski prospek tahun ini bisa lebih baik dari tahun lalu, tantangannya tak kalah menantang.

Dari luar negeri, rencana kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed sebanyak tiga kali. Plus, ketidakpastian kebijakan Presiden AS yang anyar Donald Trump.

Sedang dari dalam negeri, fluktuasi nilai tukar rupiah dan ancaman inflasi tinggi. Awal 2017, harga Pertamax, Pertalite, dan Dexlite naik Rp 300 per liter, lalu tarif listrik pelanggan berdaya 900 volt-ampere (VA) naik dari Rp 605 per kilowatt hour (kWh) jadi Rp 791.

"Paling tidak, kebijakan itu memberi peluang inflasi meningkat dan akan berujung pada daya beli masyarakat," ujar Beben.

Berbagai tantangan ini bisa memengaruhi kinerja reksadana tahun ini. Tapi, Beben menegaskan, jika kebijakan pemerintah mampu mengendalikan inflasi dan nilai tukar rupiah, maka reksadana, baik saham, campuran, maupun pendapatan tetap, berpotensi mencatatkan kinerja yang positif.

Contoh, rata-rata imbal hasil reksadana saham bisa 10,32%.

Dengan situasi ekonomi 2017 yang kemungkinan tidak lebih baik dari 2016, menurut Pandji, ada tiga prioritas dalam menata keuangan di awal tahun.

Pertama, mengurangi utang konsumtif. Bagi yang punya banyak pinjaman konsumtif, mesti menetapkan prioritas, utang mana yang harus dilunasi lebih dulu. "Kalau dapat bonus, langsung dipakai buat membayar utang," tegas Pandji.

Kedua, membentuk atau menambah dana darurat. "Dalam kondisi ekonomi yang bisa saja terjadi crash (runtuh). cash is the king (uang tunai adalah raja)," ungkap Pandji.

Ketiga, menyiapkan perlindungan terhadap penghasilan dan kesehatan alias asuransi jiwa dan kesehatan. "Untuk tahun ini, keuangan keluarga kita harus sehat," imbuh dia.

Menata sendiri

Untuk menata keuangan di awal tahun, Pandji bilang, Anda bisa melakukan sendiri. Bagi yang belum pernah melakukannya tapi ingin mengatur sendiri tanpa bantuan perencana keuangan, sebaiknya membaca buku atau artikel yang ditulis oleh financial planner.

Nah, Edisi Khusus KONTAN Januari 2017 bisa jadi pegangan dalam mengatur kembali perencanaan keuangan keluarga Anda dalam satu tahun ini. Mulai dari tahap evaluasi keuangan tahun lalu, membentuk dana darurat yang ideal, menyiapkan asuransi, hingga menyusun tujuan keuangan.

Untuk mewujudkan tujuan keuangan, baik jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang, tentu Anda mesti punya kendaraan investasi. Edisi Khusus KONTAN bulan ini juga mengupas proyeksi bermacam instrumen investasi, mulai tabungan, deposito, reksadana, sampai saham.

Bagi yang ingin berinvestasi di pasar saham, kami juga menyajikan saham-saham pilihan tahun ini yang layak Anda koleksi. Ada saham sektor pertambangan, infrastruktur, perbankan, konsumer, ritel, juga sektor perkebunan.

Tak ketinggalan, untuk mewujudkan tujuan keuangan: merencanakan dana pensiun, Edisi Khusus KONTAN Januari 2017 juga mengangkat persiapan pensiun secara mandiri dan dengan dana pensiun lembaga keuangan serta Program Jaminan Pensiun Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan.

Selamat membaca. Dan, meminjam pernyataan Pandji: apakah resolusi keuangan tahun ini ini akan jadi sekadar janji atau hal yang pasti dilakukan, pilihannya ada pada Anda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: S.S. Kurniawan

Terbaru