Jakarta (Antara Bali) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin
Nasution menilai masyarakat Indonesia cenderung lebih suka membeli tanah
dibandingkan menabung di bank.
Dan inilah yang menjadi salah
satu faktor masih rendahnya tingkat dana pihak ketiga (DPK) dalam
bentuk simpanan atau tabungan terhadap PDB, sambung Darmin. Faktor lain
yang membuat dana pihak ketiga yang rendah adalah prilaku konsumtif
masyarakat Indonesia.
"Sebenarnya faktor yang paling banyak pengaruhnya terhadap saving (tabungan) selain konsumsi, ya spekulasi tanah. Bangsa kita itu senang sekali saving di tanah," ujar Darmin usai "Sarasehan 100 Ekonom Indonesia" yang juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo di Jakarta, Selasa.
Menurut
Darmin, prilaku masyarakat ini kurang baik karena akan membuat harga
tanah semakin mahal, kendati faktanya memang demikian. Darmin
menyayangkan belum banyaknya masyarakat yang menyimpan uang di bank.
"Ini harus mulai kita pikirkan, tidak bisa orang saving itu kerjanya beli tanah, itu tidak sehat. Tapi yang lebih buruk, saving di surat berharga dan perbankan tidak setinggi yang seharusnya," ujar Darmin.
Berdasarkan
data Otoritas Jasa Keuangan, rasio tabungan terhadap Produk Domestik
Bruto (PDB) masih relatif rendah, 34,8 persen pada 2015. Padahal,
Singapura memiliki rasio tabungan terhadap PDB 49 persen, bahkan
Filipina 46 persen.
Selain itu, perkembangan rata-rata rasio
tabungan rumah tangga terhadap total pendapatan di Indonesia juga masih
rendah, yakni 8,5 persen. Rasio tabungan rumah tangga penghasilan paling
rendah hanya 5,2 persen dan rumah tangga penghasilan tertinggi mencapai
12,6 persen.
Presiden Joko Widodo sendiri mengharapkan pada 2019
rasio tabungan terhadap PDB dapat meningkat 75 persen. "Tabungan pada
2019 minimal 75 persen, sekarang masih 35 persen," ujar Jokowi. (WDY)
Orang Indonesia Lebih Suka Beli Tanah Ketimbang Menabung
Selasa, 6 Desember 2016 15:01 WIB