ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

2017, Premi Asuransi Umum Tumbuh 20%

Kamis, 27 Oktober 2016 | 22:12 WIB
A
B
Penulis: Agustiyanti | Editor: B1

Nusa Dua – Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) memproyeksikan pertumbuhan premi industri asuransi umum tahun 2017 kembali meningkat pada kisaran 15-20%. Pertumbuhan premi antara lain akan ditopang oleh membaiknya lini bisnis asuransi kendaraan bermotor dan asuransi kesehatan, serta rencana implementasi produk asuransi berbasis investasi.

Ketua Umum AAUI Yasril Y Rasyid menjelaskan, semula pihaknya memproyeksikan pertumbuhan premi industri asuransi umum tahun ini 15-20%. Namun, dengan sejumlah asumsi yang berubah mulai dari pertumbuhan ekonomi yang melambat, pembangunan proyek infrastruktur yang tidak sekencang harapan, serta daya beli yang melemah, pihaknya pun memperkirakan pertumbuhan premi asuransi umum hingga akhir tahun ini hanya akan berada pada kisaran 10-15%.

"Tahun 2017 kami harapkan pertumbuhan bisnis bisa kembali di kisaran 15-20%. Kondisi pertumbuhan ekonomi diharapkan lebih baik, proyek infrastruktur dan daya beli juga lebih baik," kata Yasril di sela acara The 22st Indonesia Rendezvous yang diselenggarakan AAUI di Nusa Dua, Bali, Kamis (27/10).

Selain itu, menurut Yasril, pertumbuhan premi diharapkan didorong oleh inovasi produk seiring mulai diimplementasikanya produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (Paydi) untuk asuransi umum.

ADVERTISEMENT

"Diperbolehkannya produk investasi ini kami harapkan akan ikut mendorong. Beberapa produk yang bisa dikaitkan dengan investasi itu bisa untuk produk-produk yang diatas satu tahun, yang berpeluang misalnya asuransi properti, kendaraan bermotor dan asuransi kecelakaan diri yang dibuat untuk tiga tahun tapi pembayaran preminya bisa setiap tahun," jelas dia.

Yasril optimistis, pada tahun depan lini bisnis asuransi properti yang menjadi andalan industri dapat tumbuh di atas rata-rata keseluruhan bisnis atau di atas 15% setelah mengalami perlambatan pada tahun ini. Asuransi kendaraan bermotor juga diharapkan dapat kembali meningkat setelah mengalami penurunan pada tahun ini, seiring dengan perkiraan penjualan kendaraan bermotor yang mulai kembali tumbuh tahun depan.

"Properti kami masih tunggu aturan tarif baru dan membuat pelaku pasar patuh. Kami harapkan tahun depan bisa tumbuh diatas rata-rata industri. Kemudian kesehatan kami harapkan kalau COB (coordination of benefit) ini bisa segera final, maka asuransi kesehatan juga akan kembali tumbuh," ungkap dia.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) Kukuh Kumara menambahkan, hingga kuartal ketiga tahun ini, produksi mobil tercatat meningkat dari 846 ribu menjadi 876 ribu, sedangkan penjualan meningkat dari 764 ribu menjadi 783 ribu. Dia pun memperkirakan hingga akhir tahun ini, produksi dan penjualan mobil dapat mencapai 1,14 juta dan 1,05 juta dan diproyeksi dapat mencapai 1,18 juta dan 1,09 juga seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang membaik dan berada di kisaran 5,3%.

"Saat ini sekitar 70% pembelian kendaraan bermotor dilakukan dengan pinjaman, ini menjadi potensi bagi asuransi untuk tumbuh. Dengan asumsi tersebut, potensi asuransi di pembiayaan mobil pada tahun depan sebanyak 763 ribu, tahun ini sekitar 735 ribu," jelas dia.

Sementara itu, Penasehat Perhimpunan Ahli Manajemen Jaminan dan Asuransi Kesehatan Indonesia Rosa Ginting optimistis, industri asuransi kesehatan dapat kembali tumbuh normal setelah rampungnya skema COB. Skema tersebut diharapkan dapat rampung pada akhir tahun ini atau paling lambat pada tahun depan.

Head of Department Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri memperkirakan. pertumbuhan ekonomi pada tahun depan diperkirakan akan lebih baik dan berada pada kisaran 5,3% dari proyeksi akhir tahun ini sebesar 5,1%. Pertumbuhan ekonomi yang lebih baik menurut dia, didorong oleh paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan Pemerintah dan kebijakan pengampunan pajak.

"Indonesia tidak bisa selalu andalkan belanja pemerintah. Untuk menjaga pertumbuhan ekonomi berlanjut, ekspor harus tumbuh di atas 4%. Tahun ini kami proyeksikan eksport tumbuh dikisaran 4,3-4,5% dan tahun depan di kisaran 4,8-5,2%," terang dia.

Adapun kondisi global yang semakin tak menentu menurut dia, masih akan menjadi risiko pertumbuhan ekonomi pada tahun depan. Selain kondisi global, beberapa kondisi domestik juga akan menjadi tantangan pada tahun depan mulai dari kondisi SDM, infrastruktur, sosial politik, hingga kondisi fiskal.

Pada kesempatan itu, Direktur Operasional Ritel PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) Sahala L Tobing memperkirakan, pertumbuhan bisnis asuransi umum akan lebih baik pada tahun depan dan memperkirakan premi perseroan dapat tetap tumbuh di atas 15% (yoy). Pertumbuhan premi, menurut dia, akan didorong oleh pertumbuhan premi pada bisnis ritel perseroan yang akan mencapai sekitar 20%. "Korporasi kami kemungkinan akan tumbuh moderate tahun depan," ujar dia.

Hingga kuartal ketiga tahun ini, menurut Sahala, pihaknya telah membukukan premi mencapai Rp 3,6 triliun yang terdiri atas bisnis korporasi sekitar 70% dan bisnis ritel sekitar 30%. Hingga akhir tahun, pihaknya pun menargetkan premi perseroan akan mendapai sekitar Rp 5,4 triliun, tumbuh sekitar 12% (yoy) dibandingkan akhir tahun lalu sebesar Rp 4,8 triliun.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Asuransi Bintang Tbk Hastanto SM Widodo menilai tahun depan pihaknya tetap menjaga pertumbuhan premi di atas 15% (yoy). Adapun hingga akhir tahun ini, Asuransi Bintang menargetkan dapat memperoleh premi sebesar Rp 400 miliar, tumbuh sekitar 30% dibandingkan akhir tahun lalu.

"Kontribusi pertumbuhan yang cukup bagus dari kendaraan bermotor, marine cargo, dan aneka. Tapi premi kami paling besar masih di properti sekitar 30-40%," jelas dia.



Simak berita dan artikel lainnya di Google News

Ikuti terus berita terhangat dari Beritasatu.com via whatsapp

Ikuti Berita-Berita Ekonomi Terkini Hanya di IDTV

Bagikan

BERITA TERKAIT

2024, Premi Asuransi Umum Ditargetkan Tumbuh 16%

2024, Premi Asuransi Umum Ditargetkan Tumbuh 16%

EKONOMI
Premi Asuransi Komersial Mulai Bangkit Setelah Ambles 7 Bulan

Premi Asuransi Komersial Mulai Bangkit Setelah Ambles 7 Bulan

EKONOMI
Pendapatan Premi Asuransi di Indonesia Turun Tipis

Pendapatan Premi Asuransi di Indonesia Turun Tipis

EKONOMI
AAJI: Dominasi Unit Link di Industri Asuransi Jiwa Berakhir

AAJI: Dominasi Unit Link di Industri Asuransi Jiwa Berakhir

EKONOMI
BRI Insurance Perkuat Pencadangan Premi dan Klaim

BRI Insurance Perkuat Pencadangan Premi dan Klaim

EKONOMI
Produksi Premi Naik, BRI Insurance Bidik Laba Tumbuh 20 Persen

Produksi Premi Naik, BRI Insurance Bidik Laba Tumbuh 20 Persen

EKONOMI

BERITA LAINNYA

Loading..
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ARTIKEL TERPOPULER





Foto Update Icon
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

B-FILES


Mudik Lebaran 2024: Fenomena Migrasi, Kesiapan Infrastruktur, dan Perputaran Uang

Opini Text

Anak Blasteran

Anak Blasteran

Paschasius HOSTI Prasetyadji