Dampak Tax Amnesty Diharapkan Mendorong Bisnis MJEE
Sabtu, 22 Oktober 2016 | 18:03 WIBJakarta - Program pengampunan pajak (tax amnesty) yang dijalankan pemerintah diharapkan mampu meningkatkan perkembangan bisnis di sektor properti, yang pada akhirnya ikut mendorong perkembangan bisnis PT Mitsubishi Jaya Elevator and Escalator (MJEE).
"Bisnis kami sangat bergantung pada pasar properti. Tahun lalu saat bisnis properti melesu, bisnis kami pun stagnan. Tahun ini ekonomi mulai bergerak lagi, ada optimisme dari program tax amnesty, dimana proyek-proyek yang tahun lalu berhenti mulai jalan lagi," kata Presiden Direktur PT MJEE Christian Satrya di Jakarta
Satrya mengungkapkan, kondisi bisnis tahun lalu cukup berat dimana produksi turun hingga 30%, padahal saat itu pabrik kedua baru saja diselesaikan. "Ini terjadi karena memang berkurangnya kegiatan di market," ujarnya.
Tercatat total produksi MJEE pada tahun lalu hanya mencapai 500 unit, jauh lebih rendah dibandingkan produksi 2014 yang mencapai 700 unit. Sementara untuk tahun ini diharapkan bisa meningkat menjadi 600-650 unit. "Memang belum sebaik tahun 2014, tapi setidaknya lebih baik dibanding 2015," jelas Christian Satrya,
Dia pun berharap pemerintah mampu menjaga pertumbuhan, dengan program-program yang ada, salah satunya melalui tax amnesty. "Mudah-mudahan hasil tax amnesty bisa digunakan sebagai modal. Jika tidak, momentum ini hanya terjadi satu kali saja. Ini harus dikembangkan menjadi bola salju utuk membangun ekonomi. Optimisme pasar harus terus ditumbuhkembangkan," paparnya.
Pada tahun depan pabrik terbaru MJEE bisa beroperasi 100%, sehingga kapasitas produksi bisa ditingkatkan sebanyak 50% dibanding tahun ini. "Untuk gedung pabrik sudah diselesaikan, dan sebagian besar peralatan sudah kami realisasikan juga tinggal beberapa mesin. Jadi, sekarang progressnya sudah mencapai 70%, dan tahun depan pabrik kedua ini sudah komplit 100%," kata Christian Satrya.
Dengan peningkatan kapasitas ini, penggunaan komponen lokal juga mengalami peningkatan, dari 20% saat ini menjadi 30%.
Dari sisi kebijakan lainnya, dia juga berharap pemerintah mampu mensinergikan kebijakan di bidang perdagangan dan industri. Menurut pengamatannya, saat ini aturan perdagangan jauh lebih kuat dari perindustrian. "Aturan di bidang perdagangan terkait dengan kerjasama luar negeri banyak memberikan kebebasan (free trade), sementara di sisi perindustrian justru belum cukup banyak stimulasi. Dampaknya, barang impor diuntungkan dibanding barang diproduksi di dalam negeri," jelasnya.
Mahalnya biaya produksi dalam negeri, kata dia, karena tingginya biaya ekonomi seperti biaya logistik, biaya energi yakni listrik dan gas, tenaga kerja, dan lainnya. Ia berharap hal ini mendapat perhatian serius dari pemerintah. Menurutnya, Indonesia bisa belajar banyak dari Thailand dalam memajukan industri dalam negeri mereka.
Mitsubishi Elevator memulai operasinya di Indonesia sejak tahun 1971, saat itu melalui PT Jaya Teknik Indonesia sebagai agen penjualan. Pada tahun 1996 pihak Mitsubishi Electric, Mitsubishi Corporation, dan Jaya Group sepakat mendirikan perusahaan patungan yang dinamakan PT Mitsubishi Jaya Elevator and Escalator (MJEE). Pangsa pasar MJEE berada di kisaran 20-25 persen di Indonesia. Kedepannya diharapkan terus meningkat sampai ke 30 persen bahkan lebih.
Pengguna produk MJEE mulai dari kontrakor kecil hingga para pengembang besar baik lokal dan multinasional, kantor-kantor pemerintah hingga kedutaan-kedutaan besar, hotel bintang 3 hingga bintang 6, dari ruko kecil hingga mal besar dan apartemen mewah. Selain itu, MJEE juga dipercaya untuk mengekspor hasil produksinya ke Asia Tenggara, Timur Tengah hingga ke Eropa.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News
Ikuti terus berita terhangat dari Beritasatu.com via whatsapp
BERITA TERKAIT
BERITA LAINNYA
B-FILES
Usaha Pencegahan Stunting dari Hulu ke Hilir Melalui Penetrasi Teknologi Akuakultur pada Budidaya Ikan
Luciana Dita Chandra MurniAnak Blasteran
Paschasius HOSTI PrasetyadjiMengatasi Masalah Kesehatan Wanita Buka Peluang Tingkatkan Kehidupan dan Perekonomian
Raymond R. Tjandrawinata