Investasi Sumbar Triwulan II Melambat
Senin, 26 September 2016 | 12:47 WIBPadang - Bank Indonesia (BI) perwakilan Sumatera Barat (Sumbar) mencatat pertumbuhan investasi di daerah itu melambat pada triwulan II 2016 berada pada angka 4,15 persen atau turun dibandingkan triwulan I yang mencapai 4,23 persen.
"Sumber perlambatan pertumbuhan ekonomi terutama berasal dari melambatnya kinerja investasi nonbangunan pada triwulan II 2016 menjadi 4,92 persen dibandingkan triwulan I yang mencapai 5,83 persen," kata Kepala BI perwakilan Sumbar, Puji Atmoko di Padang, Senin (26/9).
Ia menyampaikan hal itu dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan II Provinsi Sumbar.
Menurut dia peningkatan realisasi belanja modal dan pengerjaan proyek fisik pemerintah belum diimbangi oleh aktivitas investasi pihak swasta.
Kondisi ini tercermin dari APBD Sumbar yang menunjukkan penyerapan belanja modal selama triwulan II 2016 sebesar Rp238,6 miliar atau lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2016 sebesar Rp139,1 miliar, ujar dia.
Meskipun demikian, peningkatan investasi pemerintah tersebut tidak disertai dengan investasi skala besar dari sektor swasta dalam jumlah yang besar, lanjutnya
Ia menerangkan, berdasarkan hasil temuan BI Sumbar sejumlah perusahaan tidak berinvestasi dalam jumlah yang besar dan hanya melakukan pemeliharaan rutin.
"Hal ini diperkuat oleh hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) BI Sumbar yang menunjukkan perkembangan indeks investasi turun dari 3,87 pada triwulan I 2016 menjadi 1,81 pada triwulan II 2016," ujarnya.
Sebelumnya Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno menegaskan, akan menindak tegas aparatur sipil negara (ASN) yang menghambat proses perizinan investasi di provinsi itu.
"Sumbar terbuka lebar untuk investasi, kalau ada pegawai yang macam-macam laporkan biar saya pecat," tambahnya.
Menurut dia, pihaknya telah menerapkan bebas biaya dalam pengurusan izin investasi di provinsi kecuali hal-hal yang diatur oleh perda.
"Kalau surat izin gratis, tidak perlu bayar syaratnya pihak yang ingin investasi harus serius," ujarnya.
Ia menceritakan sudah sering menemukan orang menawarkan investasi di Sumbar ternyata yang bersangkutan adalah broker atau perantara.
"Kalau benar-benar serius ingin invetasi dimana ada kendala akan saya bantu," lanjutnya.
Terkait adanya pandangan salah satu kendala investasi di Sumbar adalah persoalan tanah, ia memastikan semua hal itu bisa diatasi dengan pendekatan budaya.
"Kalau memang niat baik, datangi masyarakat jelaskan maksud dan tujuan, mereka akan menerima, syaratnya jangan ada yang disembunyikan," kata dia.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News
Ikuti terus berita terhangat dari Beritasatu.com via whatsapp
BERITA TERKAIT
BERITA LAINNYA
Trans Power Marine Tebar Dividen Rp 196 Miliar
Dasar Hukum Gadai Menurut Peraturan Perundangan Indonesia
B-FILES
Usaha Pencegahan Stunting dari Hulu ke Hilir Melalui Penetrasi Teknologi Akuakultur pada Budidaya Ikan
Luciana Dita Chandra MurniAnak Blasteran
Paschasius HOSTI PrasetyadjiMengatasi Masalah Kesehatan Wanita Buka Peluang Tingkatkan Kehidupan dan Perekonomian
Raymond R. Tjandrawinata